GuidePedia

Jika Kita bekerja keras, pantang menyerah dan banyak tertawa, Kita pasti dapat mencapai apa pun. Hal itulah yang tengah dibuktikan oleh Spencer West yang berhasil mencapai puncak gunung Kilimanjaro setinggi 5.895 meter. Satu fakta lain yang dibuat oleh West yaitu Dia telah menaklukan gunung tertinggi di Afrika itu dengan hanya menggunakan tangan.

netlabels1 640x687 Spencer West, Taklukan Gunung Kilimanjaro Meski Tak Punya Kaki
article 2162085 13B2BD39000005DC 226 964x7181 640x476 Spencer West, Taklukan Gunung Kilimanjaro Meski Tak Punya Kaki

West Lahir dengan gangguan genetik di tulang punggungnya yang memaksa kakinya harus diamputasi saat ia berusia 3 tahun. West diberitahu oleh dokter bahwa ia tidak akan pernah mampu berperan dalam masyarakat. Namun demikian West tetap memiliki semangat hidup yang tinggi.

Seakan tak mau mendengarkan ucapan dokter, pria asal Kanada ini memutuskan untuk berlatih fisik. Salah satu yang menjadi impiannya adalah dapat menaklukan gunung Kalimanjaro. Selama bertahun-tahun West terus berlatih dan mempersiapkan segalanya.

inspirasi 640x452 Spencer West, Taklukan Gunung Kilimanjaro Meski Tak Punya Kaki

Pria berusia 31 tahun inipun, mengawali pendakian pada 12 Juni lalu, bersama rekannya David Johnson dan Alex Meers. Ia mendaki selama tujuh dan untuk mencapai puncak ia juga harus memanjat selama tujuh jam. Sebagian besar pendakian dilakukan Spencer menggunakan kedua tangannya, dan hanya menggunakan kursi roda jika menemui tanah datar.

article 2162085 13B2BD50000005DC 681 964x630 640x418 Spencer West, Taklukan Gunung Kilimanjaro Meski Tak Punya Kaki

West mengakui, bahwa sesampainya di puncak, ia merasakan sakit ditangannya, seolah mati rasa. West juga mengungkapkan bahwa apa yang telah diraihnya saat itu, bukan semata-mata untuk membuktikan bahwa ia bisa tapi juga untuk menginspirasi orang lain.

“Pada saat aku sampai di atas tangan saya mati rasa, siku dan bahu saya sakit, tetapi ada sesuatu yang bisa dikatakan tentang tekad dan berusaha untuk mencapai tujuan Anda,” kata West.

“Dan bagi kami, kami ingin menjadi simbol yang menyatakan bahwa segala sesuatu adalah mungkin dan bahwa kita bisa mendefinisikan kembali apa yang mungkin untuk diri kita sendiri dan mungkin bagi orang lain,” jelasnya lagi.

“Tanda dari puncak gunung itu terlihat seperti khayalan. Kami melihat wilayah sekitar dan sadar, setelah tujuh hari perjuangan kami, kami pun sampai. Jari-jari yang berdarah ini pun sangat berguna,” ujar West.
“Saya mendaki Kilimanjaro tidak hanya untuk mencari tahu apa yang saya bisa lakukan, tetapi juga untuk menginspirasi orang lain dalam menghadapi rintangan dalam hidupnya,” tambahnya.

Beli yuk ?

 
Top