GuidePedia

wisbenbae - Pilot pesawat Sukhoi Superjet 100 yang menabrak tebing di Gunung Salak diduga sempat melompat sebelum insiden nahas itu terjadi. Jenazah pilot itu ditemukan tersangkut di pohon dengan kondisi yang mengenaskan, parasut ditemukan tidak jauh dari jasad.

Jasadnya ditemukan oleh tim Komandan Pasukan Khusus (Kopassus) yang tergabung dalam Tim Charlie yang dikomandani oleh Sersan Dua Abdul Haris. Dia juga menemukan sebuah parasut tak jauh dari jenazah, juga tersangkut di pohon.
"Kan kalau pilot itu dipersiapkan juga parasut," kata Haris di Posko Pusat Evakuasi Embrio Penangkaran Sapi, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Bogor, Jawa Barat.

Lokasi penemuan jenazah terduga pilot itu berada lima km dari lokasi pesawat menabrak tebing di Puncak Manik. Salah seorang anggota Brimob Polda Jawa Barat menduga, ada kemungkinan pilot tersebut lompat dari pesawat sebelum menabrak tebing yang memiliki kemiringan 85 derajat tersebut.

"Lokasi Curug Nangka tempat jenazah itu, jauh dari tebing yang ditabrak pesawat, sekitar 5 km. Ada kemungkinan pilot itu lompat sebelum pesawat menabrak tebing," kata dia yang menjadi bagian dari Tim Alpha yang diberangkatkan pertama kali dari Posko Embrio untuk mengevakuasi korban di Gunung Salak.

Haris menduga jenazah itu pilot karena ada beberapa indikasi yang mengarah ke situ. Selain parasut sebagai indikasi pertama, Haris juga memastikan, bahwa kulit wajah dan rambut jenazah itu berbeda dengan orang Indonesia pada umumnya.

"Itu orang bule," ucapnya. "Indikasi lainnya, kami juga menemukan identitas atas nama pilot itu. Identitas itu kami temukan dari dalam dompet di saku korban," kata dia.

Pilot Sukhoi nahas itu adalah Alexander Yablontsev, yang telah memiliki lebih dari 14 ribu jam terbang. Haris mengatakan, jenazah Yablontsev hancur dari pinggang ke bawah. Bagian kepala belakang juga tidak utuh.

Beli yuk ?

 
Top