Penipuan sering terjadi di mana saja, tak terkecuali di Kota Nabi atau Madinah. Pelaku penipuan seringkali memanfaatkan kelengahan jemaah haji dalam menjalankan ibadahnya.
Untuk menghindari hal itu, jemaah haji diharapkan berhati-hati dalam menghadapi orang yang tidak dikenal. Hal tersebut diungkapkan Kepala Daker Madinah, Ahmad Jauhari, kepada wartawan di Kantor Misi Haji Indonesia, Madinah, Rabu (28/9/2011) sore waktu Madinah.
Ahmad Jauhari, Kepala Daker Madinah (foto: Syukri Rahmatullah/okezone) |
Pelaku penipuan justru datang dari warga Indonesia sendiri yang telah bermukim lama di Arab Saudi. Untuk itu jemaah diharap memperhatikan sejumlah modus berikut ini:
Pertama, modus operandi di toilet atau tempat wudu. Di situ kan terpisah antara tempat pria dan wanita. Karena baru datang, ibu-ibu jemaah biasanya masih membawa barang bawaan.
"Bu, kalau mau wudlu tidak boleh membawa barang bawaan. Apalagi jika ada Al-quran, sebaiknya barang ibu dititipkan ke saya," kata Ahmad Jauhari mengutip rayuan pelaku penipuan kepada korbannya.
Biasanya, para pelaku sudah mengincar korban sebelumnya. Bahkan, mereka mencari tahu asal ibu tersebut dan menugaskan pelaku penipuan yang berasal dari daerah yang sama. Misalnya korban dari daerah Madura maka pelakunya berasal dari Jawa atau minimal mampu berbahasa Jawa atau dari suku lainnya.
Kedua, waspada terhadap orang yang mau menolong. Jika petugas, biasanya pakai seragam atau ID Card. Makanya, jika yang hendak memberi pertolongan bukan petugas diharapkan untuk waspada.
Ketiga, waspada jalan pulang dari Masjid Nabawi ke pemondokan. Jangan sampai jemaah terlihat seperti orang bingung atau linglung. Karena nanti akan menjadi incaran empuk dari pelaku penipuan.
Karenanya, jemaah diimbau ketika melaksanakan ibadah salat di Masjid Nabawi agar tidak membawa barang-barang berharga, bawa uang secukupnya saja, tidak perlu berlebihan.
Pelaku penipuan ini diduga memiliki sel-sel jaringan. Karena, saat tahun lalu ditangkap dan dibersihkan di kawasan Nabawi, kemudian malah terjadi di Mekkah.
Untuk mengantisipasi kejadian itu sejak tahun lalu telah dibentuk sektor khusus di Madinah untuk memantau aktivitas jemaah selama melaksanakan ibadah salat arbain di Masjid Nabawi.
Sektor khusus terdapat di hotel dekat dengan masjid Nabawi. Setiap hari bertugas 15 orang yang di antaranya berada di seluruh pintu masjid Nabawi untuk mengawasi jemaah. Tugas ini dibagi menjadi dua shift, siang dan malam.
Jauhari berharap petugas di sektor khusus ini cukup efektif untuk mengawasi jemaah haji di Madinah. Personel yang bertugas di sektor khusus ini terdiri dari unsur angkatan darat, udara, laut, dan kepolisian. Ditambah juga dengan tenaga musiman.
Post a Comment Blogger Facebook