Beberapa jam ini HIV/AIDS banyak dibicarakan orang. Terlebih setelah adanya berita bahwa maho-maho (kaum homoseksual) internasional akan datang ke Indonesia untuk membuat festival filmnya. Salah seorang kawan saya, Sarah, meminta saya untuk menuliskan pandangan saya tentang HIV/AIDS tersebut. Apakah HIV/AIDS bisa disembuhkan atau tidak? Berikut pandangan saya tentang HIV/AIDS.
Oh iya, pada sudah tau belum HIV/AIDS itu apa?
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV; atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.Sumber : Wikipedia
Nah itu kata Wikipedia. Secara pengertiannya sudah jelas kan? Tapi sekarang kita nggak akan bahas secara yang sudah banyak dijelaskan itu, tapi kita bahas dari sisi lainnya.
Dari mana asalnya HIV??
Kata para ilmuwan sih HIV aslinya berasal dari penyakit yang awalnya terdapat di Benua Afrika di daerah Sub-Sahara. Tapi kok anehnya bisa menyebar secara cepat ke Negara-negara yang jauh banget dari Afrika Sub-Sahara tersebut ya?? Ada apakah gerangan??
Daerah Sub-Sahara di Afrika
Sifat Virus dan Bakteri
Secara ilmu dimensi, kita ini kan hidup di Dimensi ke-3. Sementara Virus hidup di dimensi yang lebih rendah daripada manusia (Dimensi ke-2). Dalam ilmu Fisika Islam telah dijelaskan bahwa sifat makhluk yang berdimensi lebih tinggi dapat ikut campur tangan dalam dimensi makhluk yang berdimensi lebih rendah, akan tetapi sebaliknya, makhluk yang berdimensi lebih rendah tidak bisa campur tangan dalam dimensi di atas mereka.
Bentuk Virus HIV
Jika kita mengambil teori campur tangan dimensi tersebut, maka kita akan dapat menemukan bahwa Virus dan Bakteri yang ada di dimensi ke-2 dapat direkayasa oleh manusia yang hidup di dimensi ke-3. Sederhananya, manusia dapat menjadikan virus atau bakteri itu menjadi lebih jinak atau lebih ganas daripada sebelumnya.
Namun Virus dan Bakteri pun sejatinya adalah makhluk Allah yang memiliki kehendak sendiri. Mereka juga dapat berpikir lho! Seperti penelitian makhluk ber-sel satu yang diadakan di Jepang oleh Prof. Kazuo Murakami. Makhluk ber-sel satu pemakan glukosa yang pada awalnya menolak memakan laktosa ternyata dapat berpikir sejenak kemudian beradaptasi untuk memakan laktosa tersebut.
Berdasarkan penelitian tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa virus yang dijinakkan sekalipun dapat berubah kembali menjadi ganas, karena itulah sifat dasarnya. Istilahnya sederhananya adalah setiap makhluk pasti mempunyai insting asli mereka.
Ini juga membuktikan bahwa vaksinasi pada manusia tidak dapat mencegah manusia mengalami penyakit tersebut, tetapi malah akan berdampak membahayakan. Manusia yang tadinya tidak tertular virus atau bakteri tersebut, setelah divaksin jadi memiliki. Parahnya lagi, vaksinasi yang mengandung berbagai zat seperti formaldelhida (formalin), mercury, dll. juga merusak sistem imunitas manusia. Sudah jatuh tertimpa tangga pula!
Selengkapnya tentang Bahaya Vaksinasi bisa dibaca di artikel saya yang lain.
Penyakit Menular, sebuah senjata buatan yang ampuh
Bukan rahasia lagi kalau wabah penyakit adalah salah satu senjata ampuh untuk menjajah, menyerang, atau sekadar untuk campur tangan dalam masalah dalam negeri Negara lain.
Kita sudah banyak dengar dari Dr. Siti Fadilah Supari tentang campur tangan US NAVY (Angkatan Laut Amerika Serikat) dalam penelitian berbagai penyakit di Indonesia. Uniknya, setelah mereka datang bukannya berbagai penyakit hilang malah bertambah banyak penyakit yang aneh-aneh. Berbagai penyakit yang dulu mudah disembuhkan kini juga semakin bertambah ganas sifatnya.
Sejarah penggunaan wabah penyakit dalam peperangan dan penjajahan sudah berlangsung berabad-abad lamanya. Bangsa-bangsa Eropa yang beberapa abad lalu terpuruk, kemudian bangkit dan sibuk berkompetisi mencari daerah jajahan dan koloni baru setelah menemukan peta dunia yang dibuat oleh para penjelajah Muslim.
Penjajah Eropa berusaha menaklukkan penduduk lokal
Untuk memperbanyak daerah jajahan dan koloni, mereka menghalalkan segala cara. Mulai dari merampas paksa hak-hak penduduk lokal, membantai mereka dengan amunisi mereka yang canggih, hingga menyebarkan wabah penyakit buatan yang kelak akan bekerja mematikan penduduk asli dengan sendirinya. Mereka akan berkata, “Kami memiliki obatnya.” Dan akhirnya pemimpin penduduk asli pun harus rela menyerahkan penguasaan wilayahnya kepada orang asing tersebut.
Kalau kalian pernah nonton film-film sejarah Thailand, seperti Sri Suriyothai, dsb. Maka kita akan melihat bertapa liciknya Portugis berada dalam kedua belah pihak yang bertikai. Mereka menyuplai berbagai amunisi seperti meriam terbaru kepada kedua belah pihak yang bertikai, namun secara diam-diam mereka juga menyebarkan wabah cacar di Thailand. Semuanya hanya demi sebuah wilayah kaya sumber daya yang kelak akan mereka kuasai.
VOC di Indonesia
Kalau di Indonesia, penjajah kita yang paling terkenal adalah Kompeni (VOC), yang sejatinya adalah sebuah perusahaan dagang milik para Zionist di Eropa. Merekalah yang awalnya bertanggung jawab atas wabah-wabah penyakit baru yang terjadi di Indonesia.
Setelah membaca penjelasan saya yang panjang lebar di atas, sekarang kita tau bagaimana HIV/AIDS dapat menyebar cepat ke negara-negara yang tidak memiliki wabah tersebut. Bahkan ada lho agen-agen intelejen yang memang sengaja ditugaskan untuk menyebarkannya. Mereka memiliki penyakit tersebut dalam tubuhnya, kemudian menyebarkannya di daerah sasaran.
Budaya Hedonisme sebagai salah satu cara menyebarkan HIV
Untuk memperlancar usaha mereka, dibuatlah moral penduduk daerah sasaran rusak dengan berbagai metode. Beberapa di antaranya adalah penyebaran budaya Hedonisme, teori-teori kebebasan dan kesetaraan gender, serta pornografi. Dengan begitu hasrat berahi penduduk setempat akan semakin tinggi, orang-orang akan menganggap sesuatu yang tabu menjadi umum, dan menyebarlah seks bebas yang dapat memperlancar penyebaran HIV/AIDS.
Jadi HIV/AIDS itu Bisa Disembuhkan atau Tidak??
Bisa nggak ya?? Menurut kalian bisa nggak?
Kalau para ilmuwan sekarang sih bilangnya belum bisa.
Tapi bagaimana menurut Allah dan para Rasul-Nya??
Dari Abu Hurairah diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia turunkan utk penyakit itu obatnya.”
Dari Jabir diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Setiap penyakit ada obatnya. Maka bila obat itu mengenai penyakit akan sembuh dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Nah, sudah jelas kan bahwa semua penyakit pasti ada obatnya. Sebetulnya penyakit-penyakit rekayasa itupun dibuat bukan tanpa obat, mereka pasti sudah memegang obatnya. Sangat berisiko bagi mereka jika tidak membuat obatnya, untuk preventif apabila kelak mereka juga terkena.
Dalam hal ini termasuk juga penyakit AIDS yang ditimbulkan oleh HIV. Sebenarnya kerusakan imunitas yang terjadi bukan karena virus tersebut, namun juga karena faktor lainnya. Salah satu contohnya adalah dari zat-zat berbahaya dalam vaksin yang telah saya sebutkan di atas. Selain itu juga dari zat-zat berbahaya dari makanan olahan pabrik atau yang menggunakan zat kimiawi buatan.
Ada pula faktor kerusakan genetik yang dialami ternak, seperti kanibalisasi (contoh sapi diberi makan tulang sapi yang dihancurkan). Kanibalisasi tersebut akan sangat berbahaya dan menyebabkan penyakit berbahaya pada ternak, dan tentunya berdampak sangat buruk bagi manusia yang mengonsumsinya.
Dari Abdullah bin Mas‘ud diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.”
Allah memberikan penyakit juga sebagai ujian kepada manusia agar mau bertaubat kepada Allah lho! Apabila manusia itu sadar dan mau bertaubat, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan menyembuhkan penyakitnya.
Dari Aisyah RA diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya habbah sauda` ini merupakan obat dari semua penyakit, kecuali dari penyakit as-samu”. Aku (Aisyah) bertanya: “Apakah as-samu itu?” Beliau menjawab: “Kematian.”
Habatusauda (Nigela Sativa)
Dari hadits di atas, Habatusauda atau Jinten Hitam (Nigela Sativa) dapat digunakan sebagai obat dari segala macam penyakit. Sayangnya belum ada penelitian lebih lanjut tentang Habatusauda oleh para ilmuwan dan pakar kesehatan. Padahal telah banyak bukti-bukti kesembuhan dengan menggunakan Habatusauda. Saya berharap nantinya akan ada ilmuwan yang akan membuat penelitian tentang Habatusauda dan produk turunannya.
Selain Habatusauda, Allah juga merekomendasikan Madu sebagai obat segala macam penyakit. Seperti dituliskan dalam Qur’an surah An-Nahl (16) ayat 69 :
“Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.”
Nah, kalau sudah minum obat, tinggal berpasrah diri kepada Allah sambil berdoa dan banyak memohon ampunan. Seperti yang dikatakan oleh Nabi Ibrahim dalam Qur’an surah Asy Syu’araa’ (26) ayat 80 :
“dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) Yang menyembuhkan aku,”
Oh iya satu lagi. Tadi sewaktu saya baca-baca Qur’an tentang penyakit, ada pelajaran berharga yang saya dapatkan dari Allah. Yaitu bahwa 90% ayat tentang penyakit semuanya mengacu pada penyakit hati (psikologis). Ini sangat singkron dengan apa yang dikatakan oleh Kang Lesie dari ITB Bandung, bahwa 90% penyakit pada dasarnya bermula dari psikologis manusia.
Untuk itu saran dari saya, sebaiknya mari kita menjaga hati kita dari berbagai penyakit hati (psikologis) seperti prasangka buruk, iri, dengki, dongkol, jengkel, sombong, dll. Dengan menjaga hati ini tetap bersih, insya Allah kita terhindar dari berbagai macam penyakit. Jangan lupa hidup sehat dan makan makanan alami yang bergizi juga ya!
Seperti yang Aa Gym bilang : “Jagalah hati, jangan kau kotori. Jagalah hati, lentera hidup ini.”
Kalau hatinya kotor, padam deh lenteranya (ruhnya). Hehehe…
BTW, kalau masih ada yang nanya jawabanya bisa atau nggak, artinya dia nggak baca sampai selesai.. -_-! Padahal sudah ada jawabannya di atas. Tapi ingat lho, penyakit-penyakit mematikan seperti ini walau bisa disembuhkan namun kita belum mengetahui obatnya. Hanya mereka yang merekayasa penyakit tersebut yang memegang obatnya.
Penyakit ini juga nggak bisa dicegah lewat kondom, karena itulah jauhi zina karena Allah amat melarangnya. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?
Semoga tulisan ini dapat menjadi nasehat bagi kita semua, terutama sekali bagi penulis.
http://un2kmu.wordpress.com/2010/09/30/hiv-aids-itu-bisa-disembuhkan-atau-tidak/
Post a Comment Blogger Facebook