GuidePedia

0
Eva Uhlin, gadis Swedia berusia 19 tahun akhirnya bisa selamat dari kerusakan wajah total setelah terkena alergi parasetamol. Perlu waktu 4 tahun untuk membuat kulit wajahnya normal dari alergi kulit mematikan tersebut.

Eva tak pernah menyangka menderita alergi obat mematikan yang dikenal sebagai Toxic Epidermal Necrolysis. Selama bertahun-tahun ketika sedang demam dirinya terbiasa mengonsumsi parasetamol.

Obat analgesik ini terkenal paling aman dan bukan salah satu obat pemicu alergi dari penyakit Toxic Epidermal Necrolysis.

Kejadiannya bermula pada tahun 2005 saat Eva berusia 15 tahun. Kala itu sedang masa liburan dan Eva mengalami demam. Seperti biasa Eva lalu mengonsumsi obat demam parasetamol.
 
http://media2.s-nbcnews.com/j/MSNBC/Components/Photo/_new/g-tdy-100120-skinpeeling5-5a.grid-6x2.jpg

Namun ketika bangun esok paginya, wajah Eva penuh lecet-lecet hingga menyebar ke seluruh tubuhnya. Kulitnya melepuh seperi terbakar. Dia juga mengalami sakit di bagian dada, lengan, punggung dan perut.

“Saat itu benar-benar menakutkan, saya tidak tahu apa yang salah dan saya tidak tahu apa yang terjadi. Ketika bercermin aku benar-benar tidak mengenali wajahku sendiri,” kata Eva seperti dilansir dari Telegraph, 

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd1vLh41N_QPnADYPebZEdX5EZ0p9tQ6H4vUG4e8lCa-l5GDxt3DsvSOMikt-wEevnunZw_lw08X_-8BybqXwXVtgqVB7n5BxnIwadhj387tEhw2_eyObhw0DT6J1S5_VZqpxBXQ/s640/3.jpg

“Rasanya seperti ada yang berjalan di bawah kulitku, saya benar-benar shock. Aku tidak percaya apa yang terjadi. Aku sudah minum parasetamol berkali-kali sebelumnya,” tambahnya.

Dokter menduga kemungkinan ada virus di tubuhnya ketika demam dan kombinasi dari virus dan obat ini menciptakan reaksi yang aneh. Kemudian selama bertahun-tahun Eva melakukan perawatan di Swedia’s University Hospital of Linkoping.

Profesor Folke Sjoeberg, salah seorang dokter yang merawatnya mengatakan, Eva sangat beruntung bisa pulih dari kondisi yang langka ini. Toxic Epidermal Necrolysis atau dikenal juga dengan sindrom Lyell membunuh 40 persen penderitanya. Efek samping obat merupakan faktor utama penyebab sindrom ini.

http://gfx.aftonbladet-cdn.se/image/12079023/800/normal/9ec7fafc56ac4/12s10-hud4-362.jpg
fotonya ketika sembuh

Apakah kamu akan tetap memakannya jika disodori kue-kue ini? Pemilik toko Gillian Bell Cupcake membuat berbagai macam kue yang memiliki bentuk menjijikkan. Berbagai cake dan cupcake dibentuk menyerupai organ tubuh yang terinfeksi penyakit.

Gillian membuatnya demikian untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya penyakit. Ia memamerkan kreasinya itu di Museum Patologi di London. Gillian juga mengatakan iseng membuat
berbagai bentuk menjijikkan itu karena bosan dengan bentuk standar.

“Ini sesuai dengan ide pameran untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit,” ucap pembuat roti berusia 34 tahun ini. “Ada cake yang menyerupai penyakit menular. Aku mendesainnya dengan tema penyakit kulit, jadi ada yang mirip kutil dan bisul.”

Wanita yang menjalankan toko kue di Edinburgh ini memang kerap menerima pesanan kue berbentuk tidak lazim. Ia merasa senang bisa menjadi bagian pameran ini dengan memajang kreasi kuenya berjudul “Eat Your Heart Out”. Gillian suka melihat reaksi publik saat dimintanya memakan kue-kue tersebut.

“Sungguh lucu melihat reaksi orang-orang karena sebenarnya kue-kue itu memiliki rasa layaknya kue normal,” lanjut Gillian. “Beberapa orang langsung memakannya dan sebagian tidak jadi. Itu hanya matamu saja yang tertipu sehingga kamu berpikir seperti akan memakan kutil.”

Berikut foto kue-kue berbentuk organ tubuh terkena penyakit seperti yang dikutip dari kutalkutil.blogspot.com

Penyakit Eva berangsur pulih karena kesabaran dan sikap positifnya. Pengobatan yang dilakukan sangat hati-hati karena infeksi yang muncul berbeda-beda.

Pasien penyakit ini biasanya paling banyak mengalami masalah saluran pernapasan atas, mulut melepuh yang membuatnya tak bisa makan dan hanya bisa melalui selang makan, mata bengkak dan bahkan ada yang hingga menyebabkan kebutaan.

Meski kini kulitnya telah pulih dan Eva bisa beraktivitas normal dia tetap harus memeriksakan air matanya dua kali sehari dan menjadi sensitif terhadap cahaya matahari.

Penyakit ini adalah salah satu penyakit alergi kulit yang mematikan selain Sindroma Steven Johnson. Rasio penderita Toxic Epidermal Necrolysis adalah satu diantara sejuta orang. Penyakit ini bisa menimpa siapa pun dari semua kelompok umur.

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top