Jika Anda berkunjung ke rumah seseorang yang baru Anda kenal dan melihat di atas ambang pintu atau di ruang tamu terdapat kayu salib, Anda sudah pasti bisa menebak, kalau si pemilik rumah tersebut adalah orang Kristen, karena kekristenan itu identik dengan salib. Jika mereka ditanya kenapa di rumah ini ada salib, mereka akan berkata kalau salib itu adalah simbolnya orang Kristen karena dahulu Yesus mati di atas kayu salib, dan salib itu melambangkan kasih Tuhan, demikian sebagian besar orang Kristen berpendapat. Tetapi apakah benar yang diucapkan dan pendapat orang-orang Kristen itu? Mari kita lihat apakah simbol salib itu benar-benar baru ada ketika Yesus mati di atasnya atau memang sudah ada sebelum Yesus ada di dunia ini.
Kapan sebenarnya simbol salib itu muncul?
Salib adalah salah satu lambang keagamaan yang kuno, namun cukup dikenal luas oleh masyarakat pada waktu itu. Agama-agama kuno yang dianut oleh masyarakat Asia tengah kuno sudah mengenal salib. Salib bukan saja digunakan sebagai cara menghukum para penjahat, namun lebih dari itu, salib telah digunakan sebagai objek penyembahan dari agama-agama kafir pada waktu itu. Salib di Mesir dikenal dengan nama ”Crux Ansata” atau biasa disebut ”Key of the Nile.” Menurut penelitian, pada masa itu ada bermacam-macam salib yang tersebar dan diterima oleh masyarakat Mesir kuno. Di dalam penelitian itu, ada dugaan bahwa salib Mesir Kuno menunjuk kepada simbol seksual. Hal ini berkaitan dengan ritual penyembahan terhadap Dewa Matahari. Salib yang merupakan simbol seksual ini kemudian oleh masyarakat Mesir kuno dihubungkan dengan simbol “Kehidupan” dan “Pemberi Hidup” yang menunjuk kepada Dewa Matahari. Jadi pada masa sebelum kekristenan ada, salib bagi masyarakat Mesir kuno dihubungkan dengan simbol “Kehidupan” dan “Pemberi hidup” yang menunjuk kepada penyembahan Dewa Matahari. Bentuk salib berbeda dari salib yang digunakan oleh masyarakat Persia, atau Mesir. Salib yang dikenal oleh masyarakat Yunani ini memiliki empat sisi yang sama (equal arms). Keempat sisi yang sama dianggap sebagai 4 elemen dasar, yaitu bumi, udara, air dan api.
Masyarakat Roma mengenal salib tidak hanya dalam proses penyembahan kepada para dewa, tetapi juga sebagai salah satu cara penghukuman yang paling keji. Pada masa pemerintahan Roma, penghukuman salib hanya ditujukan kepada para penjahat dan golongan budak yang merupakan masyarakat golongan bawah. Yesus disalibkan -- ironisnya -- bukan diputuskan oleh pengadilan Romawi, melainkan atas permintaan dan desakan dari bangsa Yahudi sendiri kepada Pilatus (Matius 27:15-26; Markus 15:6-15; Lukas 23:18-25).
Simbol salib dipakai dasar untuk Kekristenan diambil dalam 1 Kor 1:17 apakah benar demikian? Kenapa tidak cambuk atau paku atau rantai? Apakah benar Salib itu punya arti yang sesuai dengan Nuansa Ibrani?
Jelas tidak karena Salib itu justru simbol dari kutuk dan penderitaan (Galatia 3:13)
Dalam Encyclopedia of Funk and Wagnalls dikatakan:
'Tanda salib sudah digunakan sebagai lambang sebelum zaman Kristen.' Di Italia –- letak Roma yang menjadi salah satu pusat paling dini bagi penyebaran agama Kristen -- terdapat salib sebagai peninggalan dari zaman prasejarah.
Di Mesir purba, salib dijadikan lambang keagamaan yang umumnya berbentuk huruf T, yang oleh para ahli disebut dengan tau. Ada pula salib tau yang di atasnya dipasang sebuah 'gagang' yang berupa lingkaran. Lingkaran itu melambangkan kekekalan. Salib yang di atasnya bergagang lingkaran itu melambangkan kekelalan hidup atau kehidupan yang abadi. Salib berlingkaran (crux ansata/salib ankh) biasa dipakai di leher para pendeta Mesir kuno sebagai kalung. Di kalangan berbagai bangsa purba di sekitar wilayah Mediterania, termasuk Funisia yang bertetangga dengan Palestina, lambang salib Mesir itu juga mengandung pengertian hikmah atau kebijaksanaan rahasia.'
Kamus Drury (Dictionary of Mysticism and the Occult) mendefinisikan salib sebagai:
Suatu simbol pra-Kristen kuno yang ditafsirkan oleh beberapa pakar ilmu ghaib sebagai menyatukan zakar lelaki (palang menegak) dengan vagina perempuan (palang melintang). Ianya juga suatu simbol bagi empat arah angin dan suatu senjata kuat untuk menentang kejahatan.
Berry (Encyclopaedia Heraldica) menyebut pasal 385 jenis salib yang berlainan. Kebanyakannya hanya digunakan untuk tujuan perhiasan ataupun sebagai lambang keturunan (ERE, art. Cross, Vol. 4, mukasurat 324 dan seterusnya).
Sejak “pertobatannya” pada tahun 312-313 M, Konstantin yang telah menguasai Romawi memberikan kemudahan-kemudahan bagi gereja, di mana sebelumnya gereja ditindas dan banyak orang-orang Kristen dibunuh serta diberhentikan dari segala jabatan di dalam pemerintahan. Hal ini dilakukan sebagai tanda terima kasih, karena melalui tanda salib, ia telah memenangkan pertempuran dengan Maximius. Peristiwa ini ditandai dengan dikeluarkannya ‘Edict of Milan' yang menjamin kebebasan beragama, khususnya agama Kristen di wilayah kekaisaran Romawi. Sejak saat itu, tanda salib menjadi tanda yang penting, bukan saja di dalam gereja, tetapi juga pada pemerintahan Romawi, khususnya masa kaisar Konstantin Di dalam abad-abad pertengahan, ketika kekuasaan Romawi semakin luas, maka bersamaan itu pula kekristenan menjadi agama negara yang sangat diagungkan. Di satu sisi, salib menjadi tanda dari kepercayaan gereja, sekaligus menjadi lambang kekuasaan yang dipakai oleh kekaisaran Romawi. Lebih dari pada itu para Paus yang akhirnya menjadi pemimpin atas kerajaan/negara di kemudian hari, telah menggunakan tanda salib sebagai tanda 'paksa' untuk mewujudkan segala keinginannya.
Melalui khotbah-khotbahnya tentang salib para Paus telah membakar semangat prajurit Romawi untuk maju berperang dengan Islam-Turki. Hal ini dikenal dengan skisma besar antara Kristen-Islam pada abad 11-12 M yang tercatat di dalam sejarah gereja sebagai peristiwa perang salib yang berlangsung hampir selama 200 tahun (1096-1291 M).
- Perang Salib I terjadi pada tahun 1096-1099 M.
- Perang Salib II pada tahun 1147-1149 M.
- Perang Salib III pada tahun 1189-1192 M.
- Perang Salib IV terjadi pada 1202-1204 M.
- Perang Salib Anak-Anak terjadi di tahun 1212 M.
- Perang Salib V pada tahun 1218-1221 M.
- Perang Salib VI terjadi pada tahun 1228-1229 M.
- Perang Salib VII pada tahun 1248-1254 M
- Perang Salib VIII terjadi di tahun 1270 M.
Sejarah mencatat bahwa perang salib telah membuktikan 2 hal: pertama, kegagalan para pemimpin gereja pada waktu itu; kedua, tanda salib menjadi ”tanda kekuasaan dan keangkuhan” bagi para pemimpin gereja dan negara pada waktu itu.
Pada tahun 788 M, ditetapkan sebuah aturan 'penyembahan terhadap salib'. Peristiwa ini dimulai oleh Dowager Irene dari Konstantinopel, yang kemudian prosesi ini menjadi keputusan di dalam konsili gereja yang ditetapkan oleh Paus Hadrian I dari Roma. Sejak saat itu, ritual penyembahan terhadap salib mulai dilakukan.
Walker berkata, '…orang-orang Kristen dini bahkan menolak salib karena (berwatak) pagan….Patung-patung Yesus mula2 tidak menggambarkan dia di atas salib, tetapi dalam samaran 'Gembala yang Baik' yang membawa domba.' (Acharya, The Christ Conspiracy)
Orang Kristen non Yahudi abad pertama tidak mau memakai simbol salib tetapi simbol ikan yang disebut ICHTUS yang dalam bahasa Yunani berarti Ikan.
Sekalipun demikian dengan berkembangnya waktu simbol salib lama kelamaan diterima juga tetapi dicampur dengan ICHTUS.
Akhirnya simbol ICHTUS hilang total dan kembali pada simbol mesir kuno. Sangat tragis sekali, ada banyak orang2 Kristen yang memakai simbol salib harus mati dianiaya, simbol yang tidak pernah kitab suci tuliskan. Kalau begitu apa sebenarnya simbolnya orang Kristen itu?
Sumber: http://www.alfa-omega.or.id/
Kirim Artikel anda yg lebih menarik di sini !
Post a Comment Blogger Facebook