Beberapa lukisan jika kita amati keliatan sangat nyata dan sempurna dan penuh detail yang membuat kita bertanya-tanya ini murni lukisan atau software retouch dari foto. Untuk mengkajinya mari kita lihat hasil karya dari seorang seniman lukis realis wanita kelahiran Amerika 1958, Linda Huber asal Brooklyn New York. Tapi mengapa masih banyak meragukan karyanya sebagai karya seni?
Bohlam lampu ini keliatan sangat nyata. Percaya atau tidak ini adalah lukisan dari tangan manusia, bukan hasil fotografi. Simak apa yang Linda ucapkan mengenai pekerjaannya ini.
“Sepanjang hidupku Aku melukis, kemudian lukisanku lama-kelamaan menjadi lebih detail. Saat ini hampir seluruh karyaku memakan waktu 20-80 jam sehingga utamanya aku menggunakan foto-foto untuk referensinya. Aku terobsesi dan berusaha keras untuk menghadirkan realisme dengan hanya menggunakan pensil gambar. Detail adalah kunci realisme jadi kesabaran sangat penting, mengerjakan bagian kecil hingga selesai baru mengerjakan lainnya adalah caraku sendiri. Potret adalah salah satu favoritku karena banyaknya detail dan menggambarkan pribadi-pribadi yang unik adalah merupakan tantangan tersendiri bagiku.
Melukis benda mati adalah favoritku juga, tekstur seperti logam dan gelas sangatlah menarik dan menyenangkan untuk digambar. Sejak 1998 aku bekerja untuk orang-orang mulai dari Amerika hingga ke seluruh dunia. Hasil karyaku banyak digunakan di periklanan, buku-buku, tampil di website-website internet, juga di televisi dan di galeri-galeri seni lokal.” ~Linda
Kata Linda lagi:
“Aku melukis tidak hanya apa yang aku lihat tapi juga apa yang aku tahu! Contohnya, dari pengalaman bertahun-tahun melukis potret aku jadi tahu banyak soal anatomi wajah. Detail seperti keseimbangan yang harus sempurna antara cahaya dan bayangan untuk mendefiniskan bentuk wajah seseorang. Hal-hal seperti kerlipan cahaya di tiap mata, lekukan pipi, hidung, bibir, dan gigi. Detail rumit seperti tekstur rambut, bulu mata, alis dan bahkan bedak di kulit.
“Aku melukis tidak hanya apa yang aku lihat tapi juga apa yang aku tahu! Contohnya, dari pengalaman bertahun-tahun melukis potret aku jadi tahu banyak soal anatomi wajah. Detail seperti keseimbangan yang harus sempurna antara cahaya dan bayangan untuk mendefiniskan bentuk wajah seseorang. Hal-hal seperti kerlipan cahaya di tiap mata, lekukan pipi, hidung, bibir, dan gigi. Detail rumit seperti tekstur rambut, bulu mata, alis dan bahkan bedak di kulit.
Seringkali ketika sedang mengerjakan detail yang sangat rumit, aku tidak akan melihat keseluruhannya dan mengesampingkan dulu model referensinya dan berkonsentrasi pada bagian kecilnya dulu. Cara ini memaksaku untuk fokus pada detail-detailnya. Sangat santai dan alami untukku melukis di suasana yang tenang dan tertutup.
Lukisan pengantin wanita cantik ini adalah pekerjaan melukis detail pengantin wanitaku yang pertama aku kerjakan. Aku menikmati melukisnya dan menghabiskan berjam-jam untuk menggambar detail-detailnya. Aku menggunakan pensil 3B, B, dan H, juga tisu biasa dan penghapus. Jujur aku ingin sekali untuk melukis lebih banyak lagi pengantin.” ~Linda
Inilah hasil akhirnya:
Apa yang Linda kerjakan ini sungguh mengagumkan. Tapi sebagian orang masih memperdebatkan hasil karyanya sebagai karya seni (art). Seperti kita tahu seni sangat mengagungkan orisinalitas bahkan walaupun itu simpel atau sedikit detail tapi bukan hasil kopian atau meniru. Tapi di sisi lain, tentu saja seni tidak bisa lepas dari kualitas, dimana Linda Huber dengan totalitas idenya dan kualitas detail-detail yang mengagumkan di setiap karyanya cukup layak untuk dihargai sebagai karya seni.
Ujar Linda lagi:
“Yang orang tidak mengerti adalah pilihan gayaku dan aku tidak berencana untuk merubahnya selamanya. Aku tidak suka melukis dengan gaya sketsa, aku mencintai melukis seseorang atau sesuatu senyata mungkin, bukan saja melukis kopi sebuah foto.”
“Yang orang tidak mengerti adalah pilihan gayaku dan aku tidak berencana untuk merubahnya selamanya. Aku tidak suka melukis dengan gaya sketsa, aku mencintai melukis seseorang atau sesuatu senyata mungkin, bukan saja melukis kopi sebuah foto.”
Post a Comment Blogger Facebook