Kata dia, Islam menunjukkan sisi toleran terhadap seorang imam. Tuzer berencana ke New York pada Oktober mendatang untuk konser antar agama dengan musisi dari agama di luar Islam. Dream - Meski menjadi seorang imam di Turki, tak membuat Ahmet Muhsin Tuzer meninggalkan band rock yang dirintiskan. Menurutnya berdakwah dan bermusik adalah satu hal yang tidak bertentangan.
Sebelumnya apa yang dilakukan Tuzer menuai kontroversi. Departemen agama Turki melakukan penyelidikan selama sembilan bulan untuk memutuskan apakah genre musik band Tuzer sesuai dengan Islam atau malah permainannya menciptakan konflik dengan perannya sebagai imam, yang merupakan pos yang didanai pemerintah Turki
Hasilnya, departemen agama Turki memutuskan membiarkan Tuzer melanjutkan hobinya tersebut sebagai anggota 'Firock'. Grup band ini telah memadukan rock dengan musik sufi mistik.
"Saya sangat senang pemerintah Diyanet telah menunjukkan ke seluruh dunia bahwa agama kita memang toleran, bukan yang hanya melarang hal-hal indah," ujar Tuzer yang berada dari dusun kecil di pantai Mediterania Turki, Diyanet.
Imam 43 tahun ini juga pernah menjadi berita utama pada Agustus 2013 lalu. Untuk pertama kalinya Tuzer dan Firock 'manggung' di depan umum dalam sebuah festival lokal di kota kediamannya. Itu mengundang banyak penonton yang penasaran.
"Anda akan melihat seorang imam yang berbeda, baik dari segi penampilan dan gaya bicara," kata Tuzer.
Ia mengaku akan kembali menggelar konser di kota terdekat dari Finike, bulan depan. "Ini akan menjadi konser sangat besar. Kami berharap setidaknya 20.000 orang hadir," katanya.
Tuzer juga berencana ke New York pada Oktober mendatang untuk konser antar agama dengan musisi Kristen dan Yahudi. Kata dia, Islam menunjukkan sisi toleran terhadap seorang imam. "Ini menunjukkan Islam tidak radikai, damai, mencintai semua orang".
Post a Comment Blogger Facebook