JAKARTA— Para peneliti dari the Intermountain Heart Institute, Intermountain Medical Center di Utah Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa berpuasa mungkin membantu orang-orang yang berjuang melawan diabetes melitus. Pasalnya, berpuasa terbukti menurunkan risiko diabetes.
Seperti dilansir medicaldaily.com, bahwa berpuasa membantu orang yang mengalami pra-diabetes untuk mengurangi kadar kolesterol, khususnya bila berpuasa dalam waktu 10 hingga 12 jam sehari.
Selama berpuasa, tubuh mulai mereduksi “kolesterol jahat” (LDL) dari sel lemak untuk digunakan sebagai energi.
“Berpuasa sangat bermanfaat dan menjadi hal penting bagi intervensi diabetes,” kata Benjamin Horne, Direktur Kardiovaskular dan Genetik Epidemiologi pada Intermountain Medical Center Heart Institute.
Benjamin juga menjadi pemimpin penelitian dampak puasa terhadap risiko diabetes.
“Walau kami sudah meneliti manfaat puasa, dan manfaatnya untuk kesehatan selama beberapa tahun, namun kami belum mengetahui mengapa puasa mengurangi risiko diabetes,” ujarnya.
Dikatakan, studi atau penelitian pada orang pra-diabetes, berarti responden penelitian (individu) memiliki kadar glukosa abnormal, tapi tak cukup untuk dipertimbangkan sebagai diabetes.
Orang-orang semacam ini, menurutnya, juga berjuang mengatasi obesitas, kadar trigliserida tinggi (tipe lemak) di dalam darah, dan kadar “kolesterol baik” (HDL) yang rendah, juga tekanan darah tinggi.
Peneliti menemukan bahwa selama berpuasa 6 pekan, kadar kolesterol berkurang atau menurun sebanyak 12 persen, dan responden juga mengalami penurunan berat badan.
“Perubahan ini sangat menarik atau yang tak diharapkan terkait kesehatan metabolisme dan risiko diabetes,” kata Benjamin.
Dia juga menyinggung penelitian tentang puasa yang dilakukan sebelumnya, bahwa berpuasa rutin berkaitan dengan risiko diabetes dan penyakit pembuluh darah yang rendah.
“Ini membuat kami berpikir bahwa berpuasa sangat berdampak mengurangi risiko diabetes dan berbagai masalah atau penyakit terkait metabolisme,” tambahnya.
Meski berpuasa berdampak positif bagi pengurangan risiko diabetes, namun harus diperhatikan hal-hal yang membuat berpuasa berdampak baik untuk kesehatan, misalnya durasi puasa.
“Sekalipun berpuasa mungkin mencegah diabetes, adalah penting untuk menyadari bahwa dampak puasa tidak diperoleh secara instan. Perlu waktu,” lanjutnya.
Benjamin menambahkan bermanfaat atau tidaknya berpuasa bagi kesehatan tergantung pada lama puasa, dan sering atau tidaknya puasa dilakukan.
Post a Comment Blogger Facebook