Mengenai asal muasal dana gaib hingga kini belum terjadi kesepakatan.
Namun demikian dapat diambil dua kesimpulan umum mengenai dana gaib itu,
yakni dana gaib putih dan dana gaib hitam.
Di kalangan spiritualis meyakini bahwa dana gaib hitam ini sama dengan pesugihan atau ngipri. Penguasa dana ini berasal dari golongan siluman, iblis atau setan. Untuk mengambilnya, harus didahului dengan laku atau melakukan ritual-ritual tertentu yang menyeramkan dan biasanya dilakukan di tempat terpencil pada malam hari.
Orang yang menginginkan harta gaib tidak bisa melakukan sendiri. Mereka harus memanfaatkan mediator yang kebanyakan kuncen atau juru kunci tempat-tempat yang dipercaya dihuni siluman yang bisa diajak kerjasama untuk mencari dan mendatangkan dan gaib.
Namun demikian, meski telah memanfaatkan mediator, tidak serta merta dana gaib itu akan muncul dengan sendirinya. Ada beberapa ujian yang harus dilaksanakan. Bahkan jika melenceng sedikit saja akan batal dan berakibat fatal. Beberapa di antara ujian itu adalah harus menemui siluman yang diajak kerja sama.
Yang mengerikan, kendati siluman itu sudah berganti fisik berupa hewan, tetapi bentuknya tidak seperti hewan pada umumnya. Bentuk siluman ini bisa lebih mengerikan dibanding hewan yang dimanfatkan fisiknya sebagai media. Misalnya hewan babi. Bisa saja babi siluman itu memiliki taring yang sangat panjang serta suaranya yang memekakkan telinga atau baunya sangat busuk.
Pada saat pertemuan pertama ini, jika mengalami ketakutan akan langsung gagal. Dan, jika menginginkannya lagi, harus melaksanakan ritual dari awal yang tentunya memerlukan dana lagi untuk membeli ubo rampe (sesajen) dan mahar sesuai perjanjian. Biasanya, pada ritual kedua ini, siluman yang muncul bentuk fiiknya tidak seperti silkuman yang pertama. Bisa saja, siluman yang kedua ini tampangnya lebih menakutkan. Misalnya babi raksasa yang siap memangsa manusia. Atau baunya luar biasa busuk hingga menimbulkan rasa enek ingin muntah.
Di kalangan spiritualis meyakini bahwa dana gaib hitam ini sama dengan pesugihan atau ngipri. Penguasa dana ini berasal dari golongan siluman, iblis atau setan. Untuk mengambilnya, harus didahului dengan laku atau melakukan ritual-ritual tertentu yang menyeramkan dan biasanya dilakukan di tempat terpencil pada malam hari.
Orang yang menginginkan harta gaib tidak bisa melakukan sendiri. Mereka harus memanfaatkan mediator yang kebanyakan kuncen atau juru kunci tempat-tempat yang dipercaya dihuni siluman yang bisa diajak kerjasama untuk mencari dan mendatangkan dan gaib.
Namun demikian, meski telah memanfaatkan mediator, tidak serta merta dana gaib itu akan muncul dengan sendirinya. Ada beberapa ujian yang harus dilaksanakan. Bahkan jika melenceng sedikit saja akan batal dan berakibat fatal. Beberapa di antara ujian itu adalah harus menemui siluman yang diajak kerja sama.
Yang mengerikan, kendati siluman itu sudah berganti fisik berupa hewan, tetapi bentuknya tidak seperti hewan pada umumnya. Bentuk siluman ini bisa lebih mengerikan dibanding hewan yang dimanfatkan fisiknya sebagai media. Misalnya hewan babi. Bisa saja babi siluman itu memiliki taring yang sangat panjang serta suaranya yang memekakkan telinga atau baunya sangat busuk.
Pada saat pertemuan pertama ini, jika mengalami ketakutan akan langsung gagal. Dan, jika menginginkannya lagi, harus melaksanakan ritual dari awal yang tentunya memerlukan dana lagi untuk membeli ubo rampe (sesajen) dan mahar sesuai perjanjian. Biasanya, pada ritual kedua ini, siluman yang muncul bentuk fiiknya tidak seperti silkuman yang pertama. Bisa saja, siluman yang kedua ini tampangnya lebih menakutkan. Misalnya babi raksasa yang siap memangsa manusia. Atau baunya luar biasa busuk hingga menimbulkan rasa enek ingin muntah.
Jika pada ritual yang kedua ini peminatnya bergidik, maka dinyatakan batal. Dan untuk melanjutkan harus memulai lagi ritual seperti semula. Beginilah seterusnya. Tetapi biasanya, jika peminat terlanjur nekat, yang muncul terakhir bukan lagi mahkluk menyeramkan, melainkan siluman yang berwujud manusia cantik atau tampan luar biasa. Pada tahap seperti inilah peminat langsung terpikat hingga terjadi perjanjian. Tetapi, perjanjian ini biasanya berlangsung timpang. Bagaimana tidak, siluman yang memberi harta bukan hartanya sendiri, melainkan harta curian. Sedangkan dia meminta imbalan berupa fisik maupun nyawa dari keluarga.
Memang, untuk mendapatkan dana ini, diperlukan tekad yang luar biasa besar sehingga tidak semua orang bisa melaksanakannya. Pun demikian dengan orang yang mendapatkan dana gaib hitam dan memanfatkannya untuk biaya hidupnya beserta keluarganya, kelak di kemudian hari harus memberikan gantinya. Ganti rugi ini bisa berupa istri, anak dan seluruh keturunannya. Atau sesuai dengan perjanjian.
Yang pasti, dana gaib terbanyak bukan dana gaib yang berasal dari harta kekayaan yang terdapat di alam gaib. Tapi biasanya berupa harta yang berasal dari alam nyata hanya saja telah digaibkan oleh bangsa gaib. Misalkan saja harta karun peninggalan perang dunia kedua.
Follow @wisbenbae
Post a Comment Blogger Facebook