GuidePedia

0
http://assets.kompas.com/data/photo/2014/06/16/1915285GangDollySurabaya121402919024-preview780x390.jpg

Rencana penutupan kawasan lokalisasi prostitusi Dolly di Kota Surabaya memaksa para pekerja seks komersial yang selama ini bekerja di sana, berbaur dengan warga yang menolak penutupan, berunjuk rasa di jalan.

Pemandangan itu pula yang terjadi sejak Rabu (18/6/2014) pagi hingga siang ini. Banyak PSK yang mengenakan masker dan topi untuk menutupi wajahnya ikut berdemo. Mereka membawa berbagai perlengkapan dapur dan memukul-mukulnya hingga menimbulkan kegaduhan.

Selama ini, sosok para PSK itu hanya bisa dilihat oleh para pengunjung yang datang ke wisma-wisma di Dolly. Mereka biasanya duduk berjajar di sofa panjang, di dalam sebuah ruangan yang dibatasi dengan kaca besar.

Namun siang ini, mereka terang-terangan menunjukkan jatidirinya. Bahkan salah satu PSK, yang mengaku bernama Endita tak sungkan untuk menceritakan perjalanan hidupnya hingga terdampar di Dolly.

Endita yang mengaku sebagai sarjana lulusan sebuah universitas di Sidoarjo ini mengaku sudah dua tahun bekerja sebagai PSK. Namun Ibu dan kedua adiknya di kampung tak tahu bahwa uang yang selama ini dikirimkannya adalah hasil dari menjual diri.

"Sekarang tinggal ibu saya. Yang penting kedua adik saya tidak seperti saya dan harus tetap sekolah hingga jadi sarjana dan bisa bekerja. Biar saya saja yang kerja seperti ini," kata dia.

Dengan penghasilannya di Dolly, Endita mengaku bisa menyisihkan uang untuk kebutuhan keluarganya. Tiap dua minggu sekali dia kembali ke Sidoarjo untuk menjenguk ibu dan adik-adiknya.

Kelabakan
Dalam salah satu bagian kisahnya, Endita mengaku kerap kesal dan kelabakan jika mendapat pelanggan anggota TNI dan Polisi. "Ganas di ranjang. Saya malah yang kelabakan melayaninya," katanya lirih.

Endita lebih suka mendapat tamu pengusaha dan anak muda. Dulu, dia sering diundang untuk melayani pelanggannya di luar wisma di Dolly. "Kalau dibawa keluar besar bayarannya. Tapi susah izinnya ke pemilik wisma. Sekarang sudah jarang "main" di luar wisma," ujar dia.

Ditanya soal nasibnya ke depan menjelang penutupan kawasan Dolly oleh Pemkot Surabaya, Endita mengaku pasrah. "Tapi harapan semua teman-teman di Dolly tetap dibuka. Jelang puasa memang akan ditutup. Tapi setelah lebaran akan kembali dibuka," jawab dia.  
 

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top