GuidePedia

0


Sydney, Kemarin di Sydney digelar upacara penghormatan mengenang 50 tahun perang rahasia Australia dengan Indonesia. Saat itu, tentara Australia bertolak menuju Indonesia untuk terjun dalam perang Konfrontasi di wilayah Malaya.

Antara tahun 1962 dan 1966, Indonesia terlibat perang rahasia dengan Malaysia sebagai upaya Indonesia mengguncang federasi Malaya. Konflik itu terbentuk dari keyakinan Soekarno yang kemudian menjadi Presiden Indonesia kalau pembentukan federasi Malaysia merupakan upaya Inggris untuk tetap berkuasa dengan tameng memberikan kemerdekaan bagi mantan wilayah jajahannya tersebut.

Istilah konfrontasi – yang berarti perlawanan – diciptakan pada tahun 1963 oleh Menteri Luar Negeri Indonesia pada saat, Subandrio. Istilah itu juga muncul sebagai upaya Indonesia untuk mengacaukan dan memecah federasi baru tersebut.

Perang itu dimulai ketika Indonesia meluncurkan serangkaian serangan lintas-perbatasan ke wilayah Malaysia pada awal 1963. Perang itu menyebabkan keterlibatan pasukan Australia di bawah komando Inggris. Sangaat sedikit peran media Australia dalam pada saat perasi rahasia lintas-perbatasan rahasia dan pertempuran berlangsung.

Sekitar 300 veteran Malaya dan Borneo menghadiri upacara penghormatan mengenang 50 tahun sejak HMAS Sydney meninggalkan Garden Island untuk terjun dalam perang Konfrontasi tersebut. Veteran Adam Henderson mengatakan penugasan mereka di Malaya tidak banyak yang mengetahui.

“Ada hal-hal tertentu yang terjadi dalam konfrontasi itu, dan karena alasan diplomatik – setidaknya itulah yang dikatakan kepada kami – akan mempermalukan pemerintah Australia,” katanya, belum lama ini.

“Banyak tindakan atau insiden yang terjadi diserahkan kreditnya kepada kepolisian Melayu lokal atau militer.”

Veteran lain, Norman Park, mengatakan sifat rahasia operasi pasukan Australia meninggalkan perasaan “pembungkaman”.

“Sejauh yang saya ketahui, pertempuran konfrontasi itu seperti halnya perang Korea,” katanya.

“Kita tidak bisa banyak bercerita, kami dibungkam,” ungkapnya.

Editor : Teguh Windharto

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top