GuidePedia

0
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjq720uDcVz9sWMh55Nuc_hSiWiz5ccRnUMWhh3CMyRgu_q1xp1O-frUqhzdDhMKhK3KhMW05GzWMaklU7XOmWzLuA1IyOVKH-trUcTO-5oO97sSsMPqD576R-RXXU2YI40EiT2jw/s1600/Paket+Wisata+Kawah+Ijen+2+Hari+1+Malam.jpg
Met pagi, siang, sore dan malam untuk semua, mau sedikit share tentang pengalaman aing malem2 di kawah Ijen. Ternyata pemandangan malam hari gak kalah bagusnya sama pemandangan siang hari, apalagi terlihat penampakan si Api Biru yang keluar dari celah2 bebatuan, kalau siang mah ga kliatan nih.

 Penampakan si api biru:

Sedikit kisah perjalanan , silakan dibaca:
Tiga hari aing berada dikawasan kawah Ijen, tujuan sih cuma hunting poto doang. Slama berada di kawasan Kawah Ijen, ada beberapa penambang belerang menyarankan kepada aing untuk mencoba mengambil gambar foto pada malam hari di kawah Ijen, kata mereka akan terlihat api berwarna biru seperti api kompor gas yang kluar dari celah-celah bebatuan kawah.

Akhirnya rasa penasaran membuat aing untuk mencoba pendakian malam hari ke kawah Ijen

Alarm hp berbunyi tepat pukul 23.30 wib, males banget tuk bangun mengingat suhu cuaca malam itu dingin banget, Ane paksa tuk keluar dari selimut, perlengkapan udah disiapkan dari sore. Keluar kamar penginapan, langsung terasa suhu yg sangat dingin ditambah lagi dgn hembusan angin. Stelah tahu dari petugas pos, suhu mencapai 2ºc.. brrr.. pantesan dingin banget.

Tepat jam 12 mlm mulai berjalan memasuki jalur pendakian, malam itu terang bulan, langit cerah & bintang bertebaran.

Suasana sepi.. deg-degan.. tengah malem.. sendirian.. ditengah hutan pula..

Setelah berjalan sekitar 15 menit berpapasan dengan para pemikul belerang, para pemikul belerang mulai melakukan aktivitasnya sejak jam 10 malam, mereka mulai mendaki menuju kawah. Agak tenang juga jalan sendirian krn sering bertemu dgn para penambang belerang. Sekitar 1 jam berjalan, sampailah di Pos Bunder, warung tutup ga bisa minum air hangat deh... istirahat sebentar & mencari pak Jumanto yg akan menemani aing selama berada di kawah Ijen malam ini.

Pak Jumanto adalah salah satu petugas dari 15 orang Penjaga Sulfur Belerang yang ditunjuk oleh perusahaan, tugas penjaga sulfur adalah untuk memadamkan api yg keluar dari kawah agar tidak membakar belerang. Waktu kerjanya petugas sulfur selama 15 hari setiap bulannya dalam 24 jam dengan sistim shift, bergantian berada di kawah siang maupun malam. Upah para petugas sulfur selama 15 hari adalah Rp.600ribu. Untuk mendapatkan penghasilan tambahan, mereka kadang2 juga menjadi penambang belerang.

Setelah bertemu dgn pak Jumanto, perjalanan dilanjutkan menuju kawah Ijen, sekitar jam 2 pagi sampai di tepi kawah ijen angin kencang sekali menambah dingin malam itu. Menurut pak Jumanto bila cuaca tidak terang bulan maka akan terlihat cahaya2 dari obor yg dibawa oleh para pemikul belerang di sepanjang jalur menuju kawah.

Sekitar jam 2.30 pagi, sampai di kawah Ijen, Subhanallah... benar terlihat api berwarna biru keluar dari celah-celah bebatuan kawah, sumber api ini ada di beberapa titik. Suaranya seperti suara kompor minyak tukang nasi goreng yg keliling, menderu. Api ini tidak akan terlihat pada siang hari, hanya suaranya saja yang terdengar.

Kemudian pak Jumanto menyarankan untuk lokasi motret jgn terlalu dekat ke kawah mengingat asap belerang pagi itu sangat tebal & menyesakkan tenggorokan.

Setelah mendapatkan lokasi yg dimana arah angin tidak akan menuju ke arah aing , mulai memasang tripod, kamera sudah siap dgn memory kosong 2 giga, baterai kamera full semua setelah di charge di warung Paltuding.

Selama memotret aktivitas para penambang, kadang2 angin mengarah ke aing dgn membawa asap belerang... uh..!! sangat menyesakkan tenggorokan.. otomatis malam itu suara bukan hanya terdengar dari api kawah saja, tetapi dari suara batuk para penambang belerang.. "jualan obat batuk disini pasti laku" kata pak Jumanto.

Berada di kawah Ijen sampai jam 7 pagi, stelah pak Jumanto menganjurkan aing tuk segera naik menuju tepi kaldera, karena asap belerang mulai mengarah ke jalur pendakian.

Foto-fotonya nih boi:

Menahan dingin dan ngantuk saat mengambil foto ini terbayar sudah setelah foto ini mendapatkan juara pertama pada lomba foto INTERNATIONAL PHOTO CONTEST 2009 NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA


Aktifitas penambangan dimana sebagian besar rakyat Indonesia saat itu masih terlelap dalam tidurnya


Jalur pendakian, terlihat cahaya lampu2 senter dan obor para penambang belerang


Asap belerang yang sangat menyesakkan


Setia menanti asap itu pergi


Bermain-main dengan slow speed kamera, jadi begini deh cahaya obornya


terus bekerja, sementara bahaya selalu menanti mereka


Bulan mulai tertutup oleh kabut


Menjelang pagi danau kawah Ijen pun mulai terlihat, sementara si api biru lambat laun mulai memudar penampakannya


Dan hilang sudah penampakan si api biru seiring dengan terbitnya matahari
Bonus foto, tapi ga banyak yah




Bulan dan Gunung Raung

Terlihat dari jalur pendakian Kawan Ijen




Mereka adalah Superman made in Indonesia




Tips berada di lokasi kawah Ijen :
Berilah jalan terlebih dahulu bila berpapasan dgn para pemikul belerang.
Bawalah rokok yg agak banyak bila anda perokok, karena kadang-kadang para penambang meminta rokok kepada pengunjung.

Kalau anda tidak merokok bawalah permen, berilah para penambang itu, mereka sangat menghargai pemberian anda walaupun hanya sebungkus permen.

Bersikaplah ramah kepada para penambang tersebut, karena mereka sangat ramah sekali terhadap pengunjung walaupun beban yg mereka bawa sangat berat.

Bawalah handuk kecil atau sapu tangan untuk menutupi wajah bila asap belerang mengarah ke anda.
Bawalah kembali sampah, karena sepanjang jalur pendakian jarang sekali aing ngeliat sampah, para penambang sangat peduli sekali akan kebersihan lokasi ini, karena lokasi ini adalah sebagai salah satu tujuan turis mancanegara, setiap harinya pasti ada turis yg mengunjungi lokasi ini.

Kalau ingin bermalam, tersedia penginapan yg dikelola oleh petugas perhutani di pos Paltuding, smalam Rp 100 ribu, fasilitas 1 tempat tidur besar,2 selimut, 2 bantal & 1 guling doang.. ga ada yg laen

Listrik dilokasi ini hanya beroperasi dari jam 7 malam sampai jam 10 malam, jadi waktu 3 jam itu bisa dimanfaatkan untuk ngecharge batere hp atau kamera... sinyal hp kadang ada kadang ilang, tp kebanyakan ilangnya

Ada beberapa warung makan, tp hanya menjual makanan ringan, mie instan & nasi goreng.. ga ada lauk pauk yang laen (ayam, ikan, tahu, tempe, dll).

Rincian ongkosnya :

sesuai dgn yg aing jalanin: waktu itu aing berangkat dari jakarta, karena jalan sendirian & bawa peralatan kamera, jadilah aing berangkat naek kereta eksekutif… demi keamanan..

KA : Jkt gambir - Sby Gubeng = eks Rp. 280.000 – eko Rp.36.000
KA : Sby gubeng - Banyuwangi = eks Rp 85.000 – bisnis Rp.60.000
Angkot : Banyuwangi - Licin (Pangkalan truk belerang) = Rp 4.000
Truk : pangkalan - Paltuding = Rp 10.000, ojek sekitar Rp. 50.000

turunnya via Bondowoso

Ojek : Paltuding - sempol = Rp 20.000
Angkot elf : Sempol - Term Bondowoso = Rp. 35.000

dari Bondowoso langsung ke Bromo, balik ke Jakarta via Malang naek KA Gajayana.  

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top