GuidePedia

0


New York Stock Exchange melaporkan bahwa stok saham Coca Cola dan McDonald merosot tajam. Hal tersebut merupakan dampak langsung dari gerakan “boikot israel” yang digencarkan di seluruh dunia, sebagaimana pemberitaan dari CNN yang diunggah pada beberapa media sosial pada Kamis (31/7/2014).

Gerakan “Boikot Israel” telah ada selama bertahun-tahun, dan umumnya surut dan menguat sejalan dengan intensitas serangan “Israel” ke Palestina. Kampanye “BDS” (boikot, divestasi & sanksi) dimulai pada tahun 2005 dan terus terealisasi hingga sekarang.

Dengan cepatnya peredaran informasi tentang jumlah korban tewas warga sipil yang besar di Gaza, yang telah didokumentasikan oleh foto-foto pada media sosial, masyarakat dunia membuka matanya. Dunia melihat sifat asli “Israel” yang tak henti-hentinya melancarkan serangan rudal ke Palestina, dengan target warga sipil tak berdosa.

Kekuatan informasi inilah yang ditakdirkan Allah meningkatkan dukungan gerakan boikot produk-produk penyokong “Israel”, seperti Coca-Cola dan McDonald.

“Dari 1966 Coca-Cola dan McDonald telah menjadi pendukung setia Israel,” klaim Minds Inovatif, sebuah situs online yang mendukung Palestina. Kini puluhan situs boikot “Israel” lainnya telah turut mencetak ulang informasi Inovatif Minds tersebut.

Boikot produk Coca-Cola dan McDonald pun terjadi di Malaysia pada tahun 2009 dipicu oleh serangan “Israel” sebelumnya di Gaza. Sementara pada 2013, hacker pro-Palestina mentargetkan situs Coca-Cola. Inipun terjadi di Bolivia, dimana boikot terhadap Coca-Cola dan McDonald sebagian besar berakar pada kenyataan bahwa keduanya adalah sebuah perusahaan AS penyuplai senjataan “Israel” terbesar.

Dengan demikian, laba Coca-Cola bahkan melemah di Amerika Utara, diikuti setiap penurunan penjualan di pasar lain yang sangat menyakiti perusahaan itu. Selain itu, anak perusahaanCoca-Cola di Turki, Coca-Cola Icecek, dimana merupakan perusahaan keenam terbesar, dalam hal volume, dan menjual sampai sepuluh negara lainnya. Dia memiliki angka penjualan 4,1 miliar lira Turki ($ 2000000000) pada tahun 2012, atau sekitar 4% dari penjualan global Coca-Cola dan kini jatuh drastis hingga hanya 1% saja.

Ditambah dukungan dari serikat buruh dan berbagai kelompok politik di seluruh dunia, selebritis dan akademisi global, pemboikotan ini sangat menghinakan “Israel”. Di Inggris mereka memiliki beberapa kemenangan yang signifikan, termasuk ketika John Lewis (setelah tekanan BDS) menghentikan hubungan perdagangan dengan perusahaan “Israel ” terkenal Soda Stream, kontan tidak ada uang masuk darinya.

Jadi mari kita tingkatkan tindakan kita. Mari kita boikot juga institusi akademik “Israel”, ekspor “Israel” dan perusahaan yang memiliki hubungan dengan “Israel”. Karena ini dapat menjadi jalan efektif membuat pengeboman Gaza berhenti. Jangan biarkan upaya mereka untuk membersihkan warga Gaza di tanah Palestina. Maa syaa Allah.

Jumat, Seruan Boikot Internasional

Waralaba pro zionis yahudi dalam 'bahaya', menuju hari Jum'at besok di Malaysia marak Mobilisasi seruan Boikot McDonalds sebagai upaya melemahkan waralaba ini pada kebrutalan zionis kepada warga muslim Gaza.

Demikian seruan lain di dunia internasional, Kompas melansir dari media zionis yahudi di Israel yang mengutip sejumlah pakar memberitakan, boikot komunitas internasional terhadap produk komoditas dari area permukiman Yahudi di wilayah Palestina membawa kerugian ekonomi yang cukup besar.

Harian Al Hayat, Minggu (23/2), mengabarkan, Israel mengalami kerugian sedikitnya 8 miliar dollar AS tahun 2013 akibat boikot tersebut. Aksi boikot terbesar dilakukan negara-negara Eropa, disusul Amerika Serikat. Pada Januari tahun ini saja, Israel sudah merugi 150 juta dollar AS akibat aksi boikot itu.

Ekspor komoditas dari area permukiman Yahudi ke mancanegara menurun hingga 20 persen sepanjang tahun 2013. Uni Eropa adalah tujuan ekspor Israel terbesar, mencapai 32 persen dari total ekspor Israel, disusul AS. 

Menurut aktivis pendukung boikot produk Israel itu, kampanye mereka sudah mencapai basis loyalis Israel, seperti Jerman, Belanda, dan AS. Sejumlah lembaga keuangan dan akademik di ketiga negara tersebut telah mengumumkan memboikot semua produk Israel yang dihasilkan dari area permukiman Yahudi di tanah Palestina.

Tiga perusahaan dari Eropa, pekan lalu, mundur dari tender pembangunan pelabuhan di Haifa dan Ashdod, Israel. Bank terbesar ketiga di Jerman, Deutsche Bank, beberapa hari lalu, menghentikan kontrak kerja sama dengan bank Israel, Hapoalim

Tiga perusahaan dari Eropa, pekan lalu, mundur dari tender pembangunan pelabuhan di Haifa dan Ashdod, Israel. Bank terbesar ketiga di Jerman, Deutsche Bank, beberapa hari lalu, menghentikan kontrak kerja sama dengan bank Israel, Hapoalim. Penghentian itu karena Bank Hapoalim diketahui punya cabang di area permukiman Yahudi.

Partai Kongres Nasional Afrika (ANC) yang berkuasa di Afrika Selatan sejak tahun lalu juga memboikot Israel. Mereka menyebut Israel sebagai negara apartheid, menyerupai rezim apartheid Afsel sebelum 1994.

Pemerintah Israel mulai gerah menghadapi boikot internasional terhadap produk Israel dari area permukiman Yahudi itu. Kabinet Israel, pekan lalu, memutuskan mengalokasikan dana 30 juta dollar AS untuk kampanye balasan, dipimpin Menteri Perekonomian Israel, melawan gerakan boikot itu.

Media massa Israel belakangan kerap menurunkan daftar perusahaan Eropa, AS, Kanada, Australia, dan Afrika Selatan yang memboikot produk Israel yang diproduksi di wilayah permukiman Yahudi. Beberapa perusahaan Israel akhirnya memindahkan produksi mereka ke dalam negara Israel untuk menghindari boikot itu. Di antara pabrik yang telah memindahkan operasinya adalah Barkan, produsen bahan bangunan dan alat perlengkapan rumah, yang sebelumnya berbasis di Tepi Barat.

Gerakan boikot internasional terhadap Israel yang menguat ini bermula dari inisiatif 170 organisasi non-pemerintah Palestina yang mendirikan gerakan boikot internasional terhadap Israel pada tahun 2005. Salah satu inisiatornya, Mustafa Barghouti, mengatakan, gerakan boikot internasional terhadap Israel yang dimulai hampir 10 tahun lalu telah membuahkan hasil signifikan di lapangan demikian dikutip kompas.

Bagaimana dengan Indonesia? Masih sibuk alihkan isu soal ISIS padahal tak jauh dari Suriah, Palestina dan Gaza dibombardir. Waspada pengalihan isu Islamophobia! 

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top