Nah ini dia salah satu tujuan tak terduga dari hasil solo touring kemaren. Dari Museum Kereta Api Ambarawa lanjut ke Bandungan, lebih tepatnya Candi Gedong Songo. Kenapa tak terduga? Ya awalnya saya ingin naik Kereta Wisata Diesel di Museum Kereta Api Ambarawa, sayangnya kereta tersebut sedang tidak beroperasi karena rusak yang kemudian diganti dengan Kereta Lori Wisata. Karena masih ada cukup waktu (saat itu jam 3 sore), saya malah kepikiran untuk ke Candi Gedong Songo. Saya kepikiran Candi Gedong Songo karena inget sama postingannya Mas Lomar Dasika beberapa waktu yang lalu. Paling tidak saya masih mempunya waktu kurang lebih dua jam sebelum hari gelap. Memang sangat mepet, tapi sayang juga kalau nggak dimanfaatkan.
Sekitar jam 3 sore saya sudah meninggalkan Museum Kereta Api Ambarawa menuju ke arah Bandungan, tempat dimana Candi Gedong Songo berada. Setelah sempat beberapa kali bertanya akhirnya saya menemukan jalan ke arah Bandungan tersebut. Ternyata sebelum Pasar Ambarawa belok kiri. Jalan cukup lancar, lumayan berkelok-kelok, namun tikungan dan tanjakannya nggak ada yang ekstrim. Dengan kecepatan maksimal antara 80-90 km/jam, dari Museum Kereta Api Ambarawa hingga Candi Gedong Songo dapat saya tempuh dalam waktu 35 menit. Nggak jauh ternyata yah..
Harga tiket untuk masuk Candi Gedong Songo adalah 6.000 rupiah. Tiket sudah dibeli, saya langsung masuk saja. Ehh begitu masuk langsung dipepet sama orang-orang yang menawarkan jasa kuda. Memang sih jasa kuda disini resmi, tapi nawarinnya terkesan maksa. Mereka menakut-nakuti saya kalau jalan kaki itu jauh, sekitar 3 km. Tarifnya juga lumayan mahal. Untuk ke Candi I 20.000, Wisata Desa 25.000, Candi II 30.000, Candi III 35.000, Air Panas 40.000, dan untuk paket seluruh candi 50.000. Ini harga untuk wisatawan domestik loh, untuk wisatawan mancanegara beda lagi harganya. Karena saya memang sudah terbiasa jalan kaki, jadi bukan masalah bagi saya jalan 3-5 km. Alasan yang lebih utama karena memang dompet lagi cekak. Hahaha..
Candi Gedong Songo merupakan komlek candi yang terletak di lereng Gunung Ungaran, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Gedong Songo berarti sembilan bangunan. Meskipun namanya Gedong Songo, bukan berarti bangunan candi yang ada disini berjumlah sembilan. Komplek bangunan Candi Gedong Songo hanya ada lima, mulai dari Candi I hingga Candi V. Saya heran kenapa tidak dinamai saja dengan Candi Gedong Limo. Apakah dulunya komplek candi disini memang ada sembilan?
Komplek Candi Gedong Songo merupakan komplek candi yang berderet mulai dari bawah hingga ke atas pucak bukit. Candi pertama yang akan Anda temui tentu saja adalah Candi I yang terletak pada dataran paling rendah. Candinya berciri khas Hindu dengan ukuran yang kecil dan berjumlah hanya satu buah. Tidak ada candi perwara yang ada di sekitarnya. Saya melihat ada reruntuhan batuan di belakang candi. Mungkinkah itu bekas reruntuhan candi perwara? Pada candi terdapat ruangan, tapi ruangan tersebut hanya kosong tanpa ada isinya.
Dari Candi I Anda bisa langsung menuju ke Candi II. Perjalanan dari Candi I ke Candi II ini menurut saya adalah perjalanan yang paling berat. Kenapa? Jelas jaraknya lumayan jauh. Kemudian jalannya menanjak cukup tinggi. Anda sebaiknya mempersiapkan air minum yang cukup untuk perjalanan ini. Kalaupun tidak, Anda bisa membeli minuman dan makanan ringan di tenda-tenda berwarna biru-orange yang ada di sepanjang jalan menuju ke Candi II. Kalau Anda punya waktu lebih banyak, Anda bisa sedikit bersantai di "Vanaprastha Gedong 9 Park" dengan membayar biaya tambahan sebesar 5.000. Di taman ini terdapat fasilitas bermain anak serta pendopo-pendopo yang bisa Anda gunakan untuk bersantai.
Sebenarnya ada dua jalur yang bisa Anda lewati untuk sampai ke Candi II dari Candi I. Jalur pertama adalah jalur yang sudah saya ceritakan di atas. Anda akan dipandu dengan beberapa petunjuk jalan yang bertuliskan "jalur pengunjung". Melalui jalur ini berarti rutenya lebih panjang dan lebih menanjak. Saya pun dibuat ngos-ngosan melewati jalur ini. Jalur kedua merupakan jalur kuda. Kalau Anda gampang capek, sebaiknya pilih saja jalur ini meskipun Anda sadar 100 persen kalau Anda bukan kuda. Hahaha.. Jalur kuda rutenya jauh lebih pendek dan jalurnya landai, tidak seperti jalur pengunjung yang menanjak. Titik pertemuan antara jalur pengunjung dan jalur kuda nantinya tepat sebelum sampai di Candi II. Pada titik pertemuan kedua jalur ini saya bertemu dengan rombongan 4 orang cewek yang melewati jalur kuda. Mereka terlihat lebih santai dan tidak penuh keringat seperti saya yang melewati jalur normal. Tapi tentu saja ada efeknya kalau lewat jalur kuda, bau kotoran kuda yang tak terhindarkan. Hehe..
Butuh waktu kurang lebih 20 menit bagi saya untuk sampai dari Candi I ke Candi II. Lumayan lama juga yah. Perjalanannya juga cukup melelahkan, akhirnya saya sampai juga di Candi II. Bentuk Candi II sangat mirip dengan Candi I. Tidak hanya bentuk, ukurannya pun sepertinya sama. Candi II juga memiliki ruangan yang kosong tanpa ada isinya. Yang membedakan antara Candi I dan Candi II adalah pada atap Candi I yang sudah rusak, sedangkan atap Candi II masih utuh. Pada bagian depan Candi II ini terdapat reruntuhan batuan yang saya duga dulunya merupakan candi perwara yang menghiasi Candi II ini.
Puas di Candi II, mari melanjutkan ke Candi III. Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, Komplek Candi Gedong Songo tersusus berderet dan berurutan. Untuk sampai ke Candi II Anda harus melewati Candi I, untuk sampai Candi III Anda harus melewati Candi II, begitu seterusnya. Beruntung sekali jarak antara Candi II dan Candi III cukup berdekatan. Anda bisa melihat Candi III dari Candi II dan sebaliknya. Candi III berlokasi tepat di atas Candi II. Sayang sekali jalur pengunjung dari Candi II ke Candi III sudah jadi satu dengan jalur kuda. Tidak terelakkan lagi Anda akan melihat kotoran kuda berserakan di sepanjang jalan. Tentu saja baunya sangat menyengat membuat perjalanan menjadi kurang nyaman.
Bentuk bangunan pada Candi III masih sama dengan Candi I maupun Candi II. Hanya saja bangunan di Candi III ini jauh lebih komplit. Disini terdapat tiga bangunan yang masih berdiri kokoh. Terdiri dari dua buah candi yang saya duga sebagai candi utama dan sebuah candi yang saya duga sebagai candi perwara. Dua buah candi utama berbentuk mirip, tapi memiliki ukuran yang berbeda. Sementara itu candi perwara berdiri kokoh tepat di depan candi utama yang berukuran besar. Hiasan serta atap pada candi tampak serupa, benar-benar berciri khas Candi Hindu.
Dari Candi III Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Candi IV. Tapi nggak usah terburu-buru karena jarak antara Candi III dan Candi IV ini lumayan jauh. Kalau saya nggak salah ingat di papan terdapat tulisan jaraknya sekitar 700 meter. Lumayan jauh juga kan ya? Tapi nggak usah khawatir, dari Candi III ke Candi IV ini Anda akan melewati pemandian air panas. Tempatnya ditata cukup bagus menyerupai sebuah taman. Beberapa tempat duduk dan batu-batu berukuran besar ada disana. Tempat ini bisa Anda gunakan untuk bersantai menikmati minuman dan makanan ringan sambil beristirahat. Kalau berminat Anda juga bisa mandi air panas di kolam berukuran tidak terlalu besar, tentu dengan biaya tambahan. Saya sendiri hanya duduk-duduk saja setelah membeli minuman di warung yang ada di sebelah kolam. Duduk-duduk santai sambil milihat kepulan asap belerang yang terus-menerus keluar dari dalam tanah. Yup pemandian air panas ini memang tempat yang sangat tepat untuk beristirahat sebelum melanjutkan ke Candi IV dan Candi V.
Post a Comment Blogger Facebook