GuidePedia

Mexico City, Seorang gadis di Meksiko digigit seekor laba-laba di bagian kaki. Awalnya bekas gigitan tak menimbulkan luka yang berarti. Namun 5 hari berikutnya, dia kaget mendapati bekas gigitan berubah menjadi luka sebesar 5 cm berisi jaringan mati.

Akibatnya, dokter harus melakukan operasi kecil untuk mengambil jaringan mati. Sebab tak hanya membesar lukanya, gadis yang tak disebutkan namanya ini juga mengalami pembengkakan dan demam sehingga diresepkan antibiotik dan pereda nyeri.

Setelah 2 minggu, gadis tersebut diperbolehkan meninggalkan rumah sakit. Sekitar sebulan kemudian, beberapa jaringan mati dibersihkan lagi lebih banyak untuk mempercepat proses penyembuhan.

Setelah 56 hari, lukanya sudah hampir sembuh dan bekas luka sudah mulai berangsur-angsur mengeras. Karena dinilai unik dan jarang ditemui, peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Otonom Nuevo Leon di Meksiko melaporkan kasusnya ke New England Journal of Medicine.

Seperti dilansir LiveScience, Sabtu (3/8/2013), peneliti menduga gigitan tersebut berasal dari laba-laba pertapa coklat, laba-laba berbisa yang paling sering ditemukan di bagian selatan dan tengah Amerika Serikat, termasuk Texas.

Gigitan dari laba-laba jenis ini terbilang langka karena hewan berkaki delapan ini sebenarnya tidak agresif dan gigitannya tak bisa menembus pakaian. Kebanyakan gigitan terjadi ketika laba-laba melakukan kontak dengan kulit manusia yang terbuka.

Umumnya gigitan laba-laba sembuh dalam waktu 3 minggu tanpa perlu diobati. Namun dalam beberapa kasus, racun dari gigitan tersebut menghancurkan jaringan kulit dan menumbuhkan luka yang terus membengkak selama beberapa hari. Reaksi yang parah lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang tua.

Sayangnya, sulit untuk mendiagnosis apakah gigitan tersebut benar-benar dari laba-laba coklat pertapa atau bukan. Bahkan beberapa dokter menduga gigitan yang dialami gadis ini sebenarnya disebabkan oleh hal lain seperti bakteri pemakan daging atau infeksi jamur.

Tambahan Gambarnya boi..:



Gigitannya Bisa Bikin Ereksi 4 Jam boi..:


Kebanyakan orang yang menemukan laba-laba di kamar tidurnya dengan cepat akan menyingkirkannya. Namun penelitian baru menunjukkan bahwa gigitan laba-laba dapat menyebabkan efek samping ereksi 4 jam lebih lama.

Ilmuwan menyebutkan bahwa gigitan laba-laba yang banyak berkeliaran di Brasil telah terbukti memiliki efek samping memberikan ereksi 4 jam lebih lama. Ini bisa menjadikan racun laba-laba sebagai Viagra jenis baru.

Makhluk berkaki delapan yang dikenal sebagai laba-laba bersenjata, laba-laba pisang (banana spider) atau Phoneutria nigriventer, adalah laba-laba yang berasal Amerika Tengah dan Selatan.

Para ilmuwan di Medical College of Georgia percaya bahwa spesies ini mungkin bisa menjadi terobosan baru untuk mengatasi disfungsi ereksi alias impotensi pada pria.

"Racun laba-laba Phoneutria nigriventer adalah campuran yang sangat kaya dengan beberapa molekul. Molekul-molekul ini disebut racun dan setiap racun memiliki aktivtas yang berbeda," jelas Dr Kenia Nunes, ahli ilmu faal di Medical College of Georgia , seperti dilansir Dailymail, Selasa (8/3/2011).

Menurut Dr Nunes, ketika manusia digigit laba-laba ini, ia akan mengalami berbagai gejala termasuk priapisme, yaitu suatu kondisi yang membuat penis terus ereksi.

Efek samping lain selain ereksi yang lama dan menyakitkan adalah kehilangan kontrol otot, sakit parah, kesulitan bernapas, dan jika korbannya tidak diobati dengan anti-racun maka bisa mengakibatkan kematian karena kekurangan oksigen.

"Tapi efek samping yang tidak biasa ini dapat digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi, baik pada pria dan wanita," jelas Dr Nunes.

Dalam studinya yang dipublikasikan dalam Journal of Sexual Medicine, percobaan Dr Nunes berhasil membuat tikus yang mengalami tekanan darah tinggi menjadi ereksi.

Dr Nunes memberikan peptida yang disebut PnTx2-6 pada tikus yang mengalami disfungsi ereksi untuk mencapai ereksi bebas dari efek samping.

"Kami menemukan racun yang bertanggung jawab untuk ereksi dan eksperimen yang dilakukan dengan menggunakan tikus hipertensi yang mengalami disfungsi ereksi parah. Racun tersebut mampu menormalkan disfungsi ereksi pada hewan," jelas Dr Nunes.

Meski racun laba-laba bekerja dengan cara yang berbeda dengan obat-obat seperti Viagra, tapi Dr Nunes mengatakan bahwa ini bagus karena beberapa pasien tidak merespons dengan terapi konvensional yang biasa diberikan.

"Ini bisa menjadi pengobatan opsional bagi mereka," tambah Dr Nunes.

Dr Nunes juga berharap bahwa racun ini bisa membantu disfungsi seksual pada wanita, tetapi ia belum mempelajari hal tersebut.

Laba-laba Phoneutria nigriventer ini memiliki rentang kaki lebih dari empat inci (10 cm) dan telah ditemukan di beberapa supermarket Amerika Serikat dan Kanada, tetapi biasanya ditemukan di perkebunan pisang tropis.

Menurut kurator arakhnida di University of Washington Burke Museum, Rod Crawford hanya 10 dari 7.000 orang meninggal akibat gigitan laba-laba ini.

Digigit Laba-laba, Gitaris Slayer Meninggal:


 
Berita duka datang dari grup band metal, Slayer. Gitarisnya, Jeff Hanneman, meninggal di usia 49 tahun di rumah sakit dekat kediamannya di Inland Empire, Southern California, pada Kamis lalu akibat gagal hati.

Sebagaimana dilansir news.com.au, istrinya, Kathy, anggota keluarga dan pihak rumah sakit, awalnya bungkam soal apa penyebab kematian gitaris itu. Namun, belakangan juru bicara mereka, Robinson Fitzgerald, menjelaskan penyakit apa yang diderita pria berambut gondrong itu.

Fitzgerald mengatakan pria 49 tahun itu meninggal akibat gigitan laba-laba dua tahun lalu. Ia didiagnosis menderita necrotizing fasciitis, karena gigitan itu.

Penyakit ini merusak daging dari jaringan kulit Hanneman. Karena penyakit ini, sebuah luka atau goresan kecil dapat berkembang menjadi infeksi yang parah. Di samping itu, kondisi ini juga membuat si penderita mengalami kerusakan otot dan lemak.

Hanneman telah menjalani beberapa operasi untuk mengatasi penyakit ini, namun selalu tak berhasil. Sejak tahun 2011 Hanneman sudah tidak lagi tampil di konser bersama Slayer.
 

Beli yuk ?

 
Top