GuidePedia

0

Armenia memang ada kemiripan dengan Georgia dalam hal atraksi wisata. Sebenarnya tidak bisa dibilang tempat wisata karena lokasi-lokasi ini adalah tempat ibadah yang masih digunakan oleh para penganut agama Kristen di sana. Namun tidak bisa disangkal bahwa monasteri-monasteri yang tersebar di Armenia (dan Georgia) mengundang rasa ingin tahu karena sejarahnya yang begitu lampau, bentuk bangunannya yang unik serta lokasinya yang kebanyakan berlatar belakang pemandangan alam yang spektakuler. Oleh karena itu jelajah monasteri di Armenia bisa dibilang salah satu aktivitas yang populer bagi para turis.

Monasteri Sanahin

Diperkirakan dibangun pada tahun 928, bangunan monasteri saat in sudah tidak dipergunakan lagi. Namun pengunjung bisa masuk dan berjalan-jalan di dalam gedung yang saat ini atapnya tertutup lumut serta pilar-pilarnya sudah termakan usia. Beberapa nisan kubur tampak masih terlihat guratan-guratannya di lantai bangunan.

Cara menuju Sanahin:

Dari Yerevan naik marshrutka ke Alaverdi (3 jam). Di Alaverdi cari stasin cable car yang biasanya digunakan oleh para pekerja tambang di desa Sadahart. Dari Sadahart jalan kaki kira-kira 1 km ke Sanahin. Cara paling praktis: sewa taksi.


Di depan cable car Sadahart-Alaverdi

Bagian dalam Monasteri Sanahin

Haghpat
Sama dengan Sanahin, monasteri ini juga mendapat status UNESCO World Heritage. Bangunan utamanya masih aktif digunakan, saat kami di sana ada upacara pernikahan yang sedang berlangsung. Di sekitarnya ada beberapa bangunan kecil serta banyak khatchkars (guratan salib di atas permukaan batu). Karena letaknya di ujung Debed Canyon, atmosfer di sekeliling monasteri ini sangat menyenangkan.

Cara menuju Haghpat:
Dari Sanahin bisa berjalan kaki melewati lembah dengan pemandangan yang spektakuler. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 3 jam dengan jarak sekitar 7 km. Ada juga marshrutka jurusan Alaverdi-Haghpat beberapa kali dalam sehari. Cara paling praktis: Sewa taksi dari Alaverdi.

Pemandangan jalan kaki dari Sanahin ke Haghpat

Monasteri Haghpat

Khor Virap
Berlokasi 30 km selatan kota Yerevan, Khor Virap Monastery merupakan ikon terkenal di kaki Gunung Ararat yang juga sering dijadikan lokasi ziarah. Monasteri ini berdiri di atas bukit dengan pemandangan padang rumput yang terhampar luas. Tidak jelas kapan pertama kali monasteri ini didirikan, namun ada tanda-tanda renovasi sejak abad ke-6 dan ada sisa-sisa peninggalan kota tua yang didirikan pada abad ke-2 SM. Sampai saat ini monasteri tersebut masih sering digunakan untuk acara baptisan dan upacara pernikahan.

Cara menuju Khor Virap:
Ada marshrutkas (minivan) dari stasiun metro Sasuntsi Davit yang lewat ke jalanan dekat Khor Virap sehari 2 kali. Jam-nya tidak bisa dipastikan, sebaiknya tanya-tanya saja di lokasi. Paling praktis sih sewa taksi karena transportasi umum agak jarang dan tidak ada yang sampai ke depan gerbang monasteri. Waktu itu kami naik marshrutka sampai ke belokan jalan dekat monasteri, kemudian supirnya memberikan print out kecil bertuliskan jam kapan dia akan kembali lewat di belokan tersebut untuk kembali ke Yerevan. Namun sesudah dari Khor Virap kami menggunakan taksi untuk sampai ke jalan utama (sekitar 4km) karena kami mau ke Noravank.

Monasteri Khor Virap

Noravank
Dibangun tahun 1105, Noravank merupakan kompleks gereja yang terdiri atas beberapa bangunan. Selain arsitetektur bangunannya yang menarik, monasteri ini juga memiliki latar belakang pemandangan alam yang cantik. Bangunan gerejanya masih aktif digunakan untuk acara pernikahan serta pemberkatan.

Cara menuju Noravank:
Transportasi umum dari Yerevan hanya bisa mengantarkan sampai belokan jalan menuju lembah, dari sana masih harus jalan kaki 6 km lagi atau hitchhike. Cara paling praktis: sewa taksi dari Yerevan atau ikut tur yang biasanya termasuk mengunjungi Khor Virap dan kebun anggur.

Monasteri Noravank

Pemandangan dari Noravank

Arsitektur Monasteri Noravank

Tatev
Monasteri ini terletak di atas benteng batu alami di ujung lembah Vorotan dan juga terdaftar dalam UNESCO World Heritage. Kompleks monasteri ini terdiri atas beberapa bangunan yang diperkirakan dibangun pada abad 9. Pada masa kejayaannya dahulu, 600 pendeta tinggal dan bekerja di monasteri tersebut. Selain bangunannya yang memiliki jendela-jendela dengan pemandangan bukit dan lembah, perjalanan menuju ke Tatev juga melewati jalanan berliku di lembah yang cukup dalam, dari satu bukit menuju ke bukit di seberangnya.

Cara menuju Tatev:

Waktu itu kami menginap di Goris, sebuah kota cantik dekat ke border negara Iran. Dari Goris kami menyewa taksi untuk mengantar dan menunggu saat kami mengunjungi Tatev. Ternyata di desa Halidzor sudah dibangun fasilitas cable car modern yang diberi nama “Wings of Tatev”. Kami beli tiket satu jalan menuju Tatev, sedangkan supir taksi mengendarai mobilnya sendiri naik turun lembah dan menunggu kami selama mengunjungi monasteri, kemudian mengantar kami pulang ke Goris. Perjalanan dengan cable car sangat worth it karena pemandangan lembah dari atas cable car sangat spektakuler. Untuk transportasi umum, sebetulnya ada bis dari Goris ke Tatev, namun harus menginap semalam karena bis baru kembali ke Goris keesokan paginya.


Pemandangan dari atas cable car Tatev


Monasteri Tatev


Detail ukiran di pintu monasteri Tatev

Tips Jelajah Monasteri di Armenia secara Independen: 

Kebanyakan monasteri ini adalah gedung ibadah yang kadang masih digunakan, pengunjung tidak perlu membayar untuk masuk. Namun kadang ada beberapa area yang memiliki aturan khusus, misalnya di gedung utama kadang wanita diharuskan menggunakan rok dan penutup kepala. Untuk laki-laki biasanya tidak boleh pakai celana pendek. 

Transportasi di Armenia memang cukup sulit jika ingin melakukan secara independen. Kami beberapa kali ‘terpaksa’ harus hitchhike karena sudah terlanjur terdampar di tengah jalan. Jadwal bis tidak bisa dipastikan karena kadang tidak sesuai dengan informasi yang tertera di buku-buku panduan. Stasiun marshrutka dan bis di Yerevan pun ada banyak tergantung destinasi kota yang dituju. Kuncinya adalah banyak-banyak bertanya dan bersiaplah untuk fleksibel jika memang rencananya tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 

Hitchhike di Armenia cukup aman. Mayoritas penduduk Armenia sangat ramah dan seringkali menawarkan tumpangan jika melihat ada orang asing yang terlihat ‘terdampar’ di pinggir jalan. Lebih lanjut tentang ‘hitchhiking di Armenia’ akan diceritakan di artikel yang berbeda. 

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top