Oleh: Sirajudin Hasbi
Jika ada tim impian yang berisi kumpulan pemain terbaik, tentu layak bila ada versi terburuk. Selain banyak bintang bersinar tentu ada yang meredup. Banyak bintang yang mampu menunjukkan kelasnya, begitu pula sebaliknya ada bintang yang tak bisa memenuhi ekspektasi publik.
Di tim terburuk ini, formasi yang digunakan 3-4-3 dan dilatih Vicente Del Bosque. Pelatih asal Spanyol ini kehilangan akal untuk mengatur strategi Spanyol yang sudah bisa dibaca oleh lawan dan disiapkan anti teorinya. Jika di Euro 2012, Del Bosque mengejutkan dan menghibur dengan skema 4-6-0, tahun ini dia tak melakukan sesuatu yang menarik. Pakem tiki taka 4-3-3 tak berjalan sebagaimana mestinya hingga akhirnya tim Matador tersingkir di babak grup menyusul kekalahan memalukan 1-5 dari Belanda dan 0-2 dari Cile. Berikut ini sebelas pemain terburuk yang tampil di Brasil
Iker Casillas
Ketika Vicente Del Bosque menyatakan bahwa posisi kiper utama Spanyol masih menjadi milik Iker Casillas, sudah banyak yang mencibir. Casillas sudah tak memperoleh tempat utama di Real Madrid saat Jose Mourinho masih melatih. Carlo Ancellotti yang datang pun masih lebih mempercayai Diego Lopez meski Santo Iker diberi kesempatan di ajang Copa Del Rey dan Liga Champions.
Tidak reguler bermain membuat Casillas tak lagi berada dalam performa terbaiknya. Dia memulai turnamen dengan kebobolan 5 gol dari Belanda. Selain rapuhnya lini belakang, penampilannya tak banyak membantu mengamankan gawang La Furia Roja bahkan sempat melakukan blunder atas gol kedua Robin Van Persie. Di pertandingan kedua dia kembali melakukan blunder ketika menghalau tendangan bebas Alexis Sanchez yang justru jatuh di kaki Charles Aranguiz yang langsung menghujamkan bola ke gawang Spanyol. Kalah 2-0 dari Cile, Spanyol memastikan diri tersingkir paling cepat dari turnamen yang mereka juarai empat tahun lalu.
Dani Alves
Pemain Barcelona ini diharapkan jadi salah satu pemain kunci Brasil dalam usaha meraih gelar juara dunia. Dia punya kemampuan bertahan cukup baik dan rajin ikut menyerang sehingga bisa jadi variasi serangan yang mematikan untuk tim Samba. Sayangnya performanya tak sebaik yang ditampilkan selama di klub. Alves kerap telat turun setelah menyerang sehingga menciptakan ruang di sisi kanan pertahanan Brasil. Gol pertama di Piala Dunia saat Marcelo bunuh diri bermula dari bola yang dikirimkan oleh Ivica Olic dari sisi kanan Brasil yang longgar karena tak dijaga oleh Alves. Oleh media lokal Brasil, dia dikritik dengan ditulis “Dani Alves Avenue” merujuk pada ruang yang ditinggalkannya. Pada perempat final dan semi final, serta perebutan tempat ketiga Luiz Felipe Scolari mengisi posisi bek kanan dengan Maicon, meski juga tak sukses.
Sergio Ramos
Setelah tampil mengesankan di Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012, serta baru saja meraih Liga Champions bersama Real Madrid, tak ada sedikitpun sisa kejayaan Ramos di Brasil. Bersama Gerard Pique, keduanya dihancurkan oleh Robin Van Persie dan Arjen Robben. Kalah adu lari, keliru membaca alur permainan, hingga gagal mengantisipasi bola udara ketika Stefan De Vrij bisa mencetak gol padahal biasanya Ramos handal dalam duel bola udara. Di pertandingan kedua melawan Cile, Ramos tak bisa pulih. Berduet dengan Javi Martinez, mental Ramos sudah kadung hancur hingga tak kuasa menahan serangan Alexis Sanchez dan kawan-kawan.
Pepe
Bek Real Madrid inilah yang menjadi aktor utama dibalik kegagalan Portugal lolos ke perdelapan final. Dia menerima kartu merah beberapa menit sebelum babak pertama usai setelah menanduk Thomas Mueller yang sedang duduk selepas terjatuh akibat berduel dengannya. Portugal sedang tertinggal 0-2 dan akhirnya mereka mengakhiri pertandingan dengan kekalahan 0-4. Selisih gol yang terlalu banyak ini membebani Portugal di dua pertandingan selanjutnya. Setelah imbang 1-1 melawan Amerika Serikat, saat Pepe kembali bermain, Portugal berhasil mengalahkan Ghana 2-1 tapi itu tak cukup untuk lolos ke 16 besar karena selisih gol mereka lebih buruk dari AS meski nilainya sama.
Cristiano Ronaldo
Ronaldo mengalami musim yang gemilang bersama Real Madrid. Dia juga menyandang gelar pemain terbaik dunia. Tapi, dia tampil sangat buruk di Piala Dunia. Cedera tendon lutut beberapa waktu menjelang turnamen berlangsung membuatnya tak seratus persen bugar. Dia juga berada di skuat medioker Portugal dengan pelatih tak berkelas, Paulo Bento. Asa publik Portugal pada dirinya untuk menaikkan moral dan setidaknya menorehkan prestasi di Brasil gagal. Hanya menceploskan satu gol ke gawang Ghana dari sederet peluang yang diperoleh, Ronaldo diingat publik lebih karena selalu berganti gaya rambut di setiap pertandingan. Sebagai kapten, alih-alih membantu pelatih menciptakan kondisi kondusif dan berperan dalam perbaikan taktikal, Ronaldo justru kerap protes dengan performa rekan setimnya. Beruntung Lionel Messi gagal juara bersama Argentina sehingga kedua bintang ini masih sama dalam satu hal, belum pernah merasakan nikmatnya supremasi juara dunia.
Steven Gerrard
Selalu ada pahlawan di setiap kejayaan, begitu pula ada pihak yang akan dipersalahkan ketika kegagalan diperoleh. Steven Gerrard dianggap sebagai kambing hitam paling tepat mengenai tersingkirnya Inggris dari Piala Dunia dan berakhir sebagai juru kunci grup D. Alasan utama kapten The Three Lions menjadi orang yang dipersalahkan tak bukan adalah blundernya ketika melakukan sundulan ke belakang yang justru diterima Luis Suarez yang lalu menusuk ke dalam kotak penalti untuk menaklukkan Joe Hart kedua kalinya. Kekalahan 1-2 dari Uruguay di partai kedua memastikan langkah Inggris terhenti setelah di laga pertama juga kalah dengan skor yang sama dari Italia. Secara keseluruhan Gerrard memang tak tampil baik di Brasil. Whoscored memberinya rating 6,29 padahal untuk kiprahnya di Liga Primer, kapten Liverpool ini diberi nilai 7,74. Kerjasamanya dengan Jordan Henderson (diberi rating 6,71 oleh situs yang sama) yang menawan di level klub gagal dilanjutkan saat membela negara.
Shinji Kagawa
Shinji Kagawa sempat dipuji ketika berperan penting atas raihan dua gelar juara Bundesliga Borussia Dortmund. Dia kemudian pindah ke raksasa Inggris, Manchester United. Walaupun sempat merasakan gelar Liga Inggris, Kagawa tak terlalu bersinar di Old Trafford terlebih lagi musim lalu di bawah asuhan David Moyes yang kerap hilang akal membangkitkan kekuatan Setan Merah. Tapi, dia tetap bersinar ketika bermain bersama timnas Jepang di babak kualifikasi. Bersama Keisuke Honda, Kagawa menjadi elemen penting dalam kesuksesan sebagai tim pertama yang lolos ke Brasil. Sayangnya dia tampil buruk. Pertandingan melawan Pantai Gading, Kagawa tak banyak membantu tugas berat Honda untuk mengangkat performa Jepang. Dia bahkan ikut andil bagi terciptanya gol kedua Pantai Gading. Kagawa kurang sigap dalam menutup ruang bagi Serge Aurier yang akhirnya bisa melepaskan umpan silang ciamik yang dituntaskan oleh Gervinho. Gol penyerang AS Roma itu memastikan kemenangan Pantai Gading. Kagawa lalu diganti di akhir babak kedua kemudian tak lagi ada dalam daftar pemain inti saat melawan Yunani dan Kolombia.
Alex Song
Gelandang Barcelona ini diharapkan bisa menjadi jenderal lapangan tengah Kamerun tatkala menghadapi Brasil, Meksiko, dan Kroasia di grup A. Bukan penampilan heroik yang ditunjukkan, Song justru melengkapi perilaku memalukan skuat Kamerun di Piala Dunia. Sebelum berangkat, mereka sudah bermasalah dengan uang bonus tampil. Di Brasil semuanya berjalan semakin buruk dengan penampilan jelek, selalu kalah, dan yang paling memalukan tak ada keharmonisan di tim ini, salah satunya ketika Benoit Assou-Ekoto saling menanduk dengan rekan setimnya, Benjamin Moukandjo saat kalah 0-4 dari Kroasia. Song sendiri setelah tampil buruk kala menghadapi Meksiko, malah menerima kartu merah di pertandingan melawan Kroasia akibat menyikut Mario Mandzukic ketika kedudukan masih 0-1 untuk wakil Eropa tersebut. Song pun melanjutkan sejarah keluarga Song setelah pamannya, Rigobert Song juga diusir dari lapangan ketika tampil di Piala Dunia 1994 dan 1998.
Mario Balotelli
Setelah mencetak gol kemenangan atas Inggris, Supermario jadi aktor yang dipersalahkan atas kegagalan Italia lolos ke 16 besar. Penyerang AC Milan ini tampil buruk dengan gagal memanfaatkan dua peluang terbuka ketika menghadapi Kosta Rika. Kekalahan 0-1 dari negara Amerika Tengah (Karibia) tersebut dilengkapi dengan kekalahan serupa dari Uruguay yang memastikan juara 2006 ini tersingkir lebih awal. Ketika melawan wakil Amerika Selatan yang sangat menentukan itu Balotelli juga tak banyak berkutik menghadapi tembok yang dikoordinasi oleh Diego Godin. Nasib buruk pemain yang dikenal bengal ini berlanjut setelah klubnya, AC Milan, mengkonfirmasi memasukkan namanya ke daftar jual setelah performanya mengecewakan dan kerap membuat ulah.
Fred
Brasil punya sejarah memiliki penyerang kelas dunia seperti Pele, Jairzinho, Careca, Romario, Bebeto, hingga Ronaldo. Sayangnya hanya Fred yang mereka punya untuk mengejar gelar kelima. Luiz Felipe Scolari yakin dengan kemampuan eks penyerang Lyon tersebut setelah tampil baik di Piala Konfederasi tahun lalu. Big Phil pun yakin dengan keputusannya meninggalkan nama tenar seperti Alexander Pato, Robinho, Ronaldinho, hingga Kaka. Tapi, kenyataan berkata lain. Fred hanya mencetak satu gol ke gawang Kamerun dan lebih dibicarakan berkat diving yang berbuah penalti kontroversial di laga pembuka kontra Kroasia.
Diego Costa
Spanyol memainkan skema tanpa penyerang ketika menjuarai Piala Eropa. David Villa mengalami cedera dan setelahnya belum kembali ke performa semula, begitu pula dengan Fernando Torres yang cenderung terus menurun permainannya. Saat Diego Costa, top skor La Liga, memutuskan membela Spanyol walau dia kelahiran Brasil, harapan lini depan La Furia Roja lebih tajam mengemuka. Hasilnya bertolak belakang. Diego Costa hanya melakukan lima kali percobaan tendangan tanpa satupun gol dicetak. Dia bermain di dua pertandingan awal melawan Belanda dan Cile tanpa banyak berkontribusi hingga selalu diganti di babak kedua. Kontribusi terbesarnya adalah memberi Spanyol penalti kontroversial setelah tekel Stefan De Vrij. Laga terakhir melawan Australia, dia tak dimainkan dan makin buruk baginya, Villa dan Torres yang dimainkan masing-masing mencetak satu gol.
Post a Comment Blogger Facebook