GuidePedia

0
http://gulfnews.com/polopoly_fs/1.1299971!/image/896215911.jpg_gen/derivatives/box_475/896215911.jpg

Meski Zahra mengenakan hijab dan bajunya menutup rapat seluruh badan, gerakannya tak terganggu. Dia tetap bisa lincah menari-nari di atas es. 
 

Dream - Usia Zahra Lari memang masih belia. Belum genap dua puluh tahun. Namun muslimah ini sudah membuat mata dunia terbelalak. Awal tahun ini, namanya menghiasi halaman muka berbagai surat kabar dunia karena tampil berhijab dalam Olimpiade Musim Dingin di Sochi, Rusia.

Muslimah asal Uni Emirat Arab ini memang menjadi perempuan Teluk pertama yang tampil dalam ajang ski es dunia. "Saya ingin mendorong muslimah, sebab meskipun berhijab, Anda masih bisa melakukan apa yang Anda cintai. Anda tidak harus duduk di rumah dan tidak melakukan apapun," tutur Zahra dikutip Aing dari sport360.com, Senin 9 Juni 2014.

Zahra melakukan debut di ajang internasional dua tahun silam. Kala itu, dia turun dalam Kejuaraan Eropa di Canazei, Italia. Dalam ajang ini, dia harus bersaing dengan perwakilan dari lima puluh negara lainnya.

Di Italia itulah Zahra utusan berbagai negara. Di sana pula diamendapat pertanyaan menggelitik soal keikutsertaannya dalam kejuaraan ice skiting. Banyak orang-orang itu bertanya, "Apakah Anda punya es di gurun?" kenang Zahra.

Saat perlombaan di Italia itu, UEA memang belum menjadi anggota International Skating Union (ISU). UEA baru menjadi anggota organisasi olahraga ini pada tahun lalu. UEA menjadi negara pertama di kawasan Timur Tengah yang menjadi anggota ISU.


Zahra Lari. Sumber foto: Facebook 
 
Pada Februari yang lalu, Zahra juga menjadi skater pertama yang mewakili UEA dalam kompetisi yang diikuti oleh negara-negara anggota ISU. Dalam ajang yang dihelat di Slovakia itu, Zahra menduduki peringkat dua belas.

Zahra mulai gandrung dengan olahraga ini sejak berusia sebelas tahun. Rasa cinta terhadap olahraga ini dia rasakan setelah menonton sebuah film yang disebut Putri Es, yang menceritakan gadis Yunani yang belajar ski sebagai tugas Fisika dan jatuh cinta pada pemain ski.

"Saya menonton film dan jatuh cinta dengan ekspresi, seni, dan tahu bahwa inilah yang ingin saya lakukan," tutur muslimah yang juga belajar Ilmu Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan di Universitas Abu Dhabi ini.

Tak mudah bagi Zahra untuk mewujudkan impiannya ini. Setiap hari dia harus meluangkan waktu khusus untuk berlatih ski. Dia bahkan harus memulai aktivitas mulai pukul 04.30 dini hari. "Saya berlatih enam hari seminggu, sebelum dan sesudah sekolah," tutur dia.

Apa yang dilakukan oleh Zahra ini memang masih asing bagi perempuan di Abu Dhabi. Namun, itulah yang membuatnya bertambah semangat untuk terus belajar ice skiting. Belajar dan terus belajar. Itulah yang ada di benak dia.

"Bagian yang paling menyenangkan adalah saat Anda bisa meloncat dengan sempurna, tapi ini perlu banyak latihan. Bagian paling sulit berdiri kembali saat Anda terjatuh," tutur Zahra.

Ya, meski Zahra mengenakan hijab dan bajunya menutup rapat seluruh badan, gerakannya tak terganggu. Dia tetap bisa lincah menari-nari di atas es.

Kini, Zahra menatap sejumlah kompetisi ice skiting tingkat internasional lainnya. Dia punya harapan besar memenangkan medali dalam Olimpiade Musim Dingin yang sedianya digelar di Pyeongchang, Korea Selatan, pada 2018.  
 

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top