GuidePedia

0
http://liputanislam.com/wp-content/uploads/2014/04/Transjakarta-Karatan.jpg
Jakarta - Calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) dinilai sesumbar soal pengawasan pembangunan sebagai kunci pemberantasan korupsi.

Koordinator Investigasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Ucok Sky Khadafi mengatakan, Jokowi justru terbukti lalai dalam pengawasan selama menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Kasus korupsi Bus Transjakarta senilai Rp 2,3 triliun sudah membuktikan lemahnya pengawasan Jokowi di Jakarta.

"Kalau Jokowi tidak tahu apa-apa, berarti nggak ngawasin dong. Kemarin-kemarin kemana saja dia," kata Ucok, Jakarta, Rabu (11/6/2014).

Sebelumnya, Jokowi mengaku tidak tahu-menahu kasus yang menjerat mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono. Padahal, penggunaan anggaran yang besar sudah seharusnya berada dibawah pengawasan gubernur.

Menurutnya, saat debat pilpres 2014 Jokowi terkesan hanya asal bicara tanpa tahu teknisnya. "Itu hanya sekadar semangat kampanye," katanya.

Dalam kesempatan itu, Ucok juga mempertanyakan konsep manajemen pengawasan yang kelak akan diterapkan Jokowi jika nanti terpilih memimpin Indonesia ke depan.

"Bentuk pengawasannya seperti apa? Tidak jelas konsep pengawasannya seperti apa. Apakah pendekatan lembaga, atau pendekatan masyarakat. Kalau pendekatan masyarakat, berarti masyarakat ikut mengawasi melalui Twitter, media sosial," jelas Ucok.

Diketahui, saat debat pilpres 2014, Jokowi hanya mengatakan kalau manajemen pengawasan akan dilakukan setiap detik.

"Manajemen pengawasan detik ke detik, hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan. Paling lemah manajemen pengawasan," kata Jokowi.  
 

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top