GuidePedia

1

Ia jenis binatang sopan. Ia berpakaian bukan karena malu kalau terlihat telanjang atau ketahuan panunya, tapi ingin melindungi bagian perutnya yang lunak dari sasaran pemangsa atau temannya yang kanibal. Bukan bikinan sendiri, busana itu memang barang pinjeman. Bisa apa saja. Kalau selongsong peluru cocok, ya dipakai. Pas ketemu bohlam pun oke asalkan sreg. Tapi ia lebih demen cangkang siput.

Orang sering salah kaprah. Kelomang alias pong-pongan (Jawa Tengah) atau kumang (Jawa Barat) itu dianggap sebangsa siput atau keong keluarga Gastropoda. Padahal, sebenarnya binatang yang sering dijajakan sebagai barang 'mainan' di depan Sekolah TK atau SD kita ini kerabat Crustacea. Masih kepernah keponakan udang dan kepiting.

Itu salah kaprah pertama. Yang kedua, banyak orang menyangka, ia membuat sendiri cangkang atau pakaiannya yang terus tumbuh seiring dengan perkembangan tubuhnya seperti siput. Nyatanya, ia suka gonta-ganti cangkang begitu terasa sumpek karena mulai kekecilan. Kalau kebetulan sedang tak mendapat pinjaman, demi keselamatan diri terpaksa ia menyelundupkan tubuhnya yang bugil ke dalam pasir.

Orang Inggris malah lebih tepat menamainya sebagai Hermit crab. Bersepit dan tampak seperti pertapa yang tengah bersemayam dalam gua. Manakala sedang bertelanjang ria, julukan yang lebih sip untuk dia mungkin hermit prawn atau hermit lobster.

Secangkang berdua

Umur harapan hidup kelomang lumayan panjang, sekitar 10 tahunan. Maka, pakaiannya pun bermacam ukuran. Mulai dari ukuran bayi sampai ukuran dewasa. Enaknya, ia tak perlu punya anggaran dana untuk beli mesin cuci otomatis buat pakaiannya yang kotor. Apalagi setrika. Asal masih muat, ya dipakai terus. Baru timbul masalah jika yang lama sudah terasa sempit. Kalau enggak ingin mati konyol gara-gara perutnya yang empuk digerogoti pemangsa, mau tak mau ia harus cari baju pinjaman baru lagi.

Untuk itu ia akan berkeliling sembari ber-window shopping di 'Pesisir Indah Mall'. Begitu ketemu yang cocok ukurannya, tak peduli modelnya ketinggalan zaman atau tidak, tanpa malu-malu ia ganti baju di situ. Maklum, ini mal model pasar senggol, tanpa kamar pas segala. Kalau lagi ketiban sial tidak ada yang pas, sementara baju di badan sudah sempit, terpaksa ia berbugil ria masuk ke dalam pasir yang basah. Meski sudah bersembunyi, tak berarti sepi bahaya. Di tempat persembunyiannya bisa saja ia diterkam sesamanya. Kanibalisme antar kelomang bukan barang haram. Sebab, mereka termasuk omnivora, pemakan segala.

Lucunya, jika sudah lama berkeliling tak juga nemu baju sesuai ukuran, ia ngecengin kelomang lain. Siapa tahu ada teman baik hati yang mau diajak tukar pakaian. Ini kebiasaan lumrah di kalangan mereka. Syukur-syukur ada yang pas sehingga tak perlu repot ke tukang permak.Bila pencarian di 'Pesisir Indah Mall' tak membawa hasil, ia terpaksa mengunjungi 'pasar' di perairan dangkal yang becek. Itu wilayah tetangga yang dihuni kelomang laut. Namun, ia pura-pura cuek. Di sela-sela batu karang memang sering teronggok baju kelomang laut yang terbuang. Kalau tidak ada juga, kelomang pedalaman yang kebelet ganti baju ini bisa kalap. Jika menaksir baju yang sedang dipakai kelomang laut, ia bisa tega membunuh demi merebut baju itu.

Meski pilihan sedikit, kelomang tidak asal pakai. Mirip kita juga, mana mau pakai baju sempit meski gratis? Coenobita brevimanus yang berbadan besar akan memilih cangkang siput berukuran besar pula dengan aperture (lubang mulut cangkang) sekitar 80 mm, seperti jenis siput turbo (batulaga) atau achatina (bekicot).

Saya pernah memiliki seekor Coenobita brevimanus dewasa yang bercangkang siput turbo ukuran besar, tetapi berlubang di bagian belakangnya. Otomatis, ujung ekor kelomang dewasa itu terlihat dari luar. Eh, rongga itu malah dimanfaatkan kelomang muda dari spesies yang sama buat berlindung. Secangkang berdua nih ye ....

Ganti kulit, tanggalkan baju
Kecuali ukuran, arah putaran cangkang juga menjadi pilihan kelomang waktu mencari baju. Umumnya, anggota spesies kelomang darat memiliki sepit sebelah kiri lebih besar dan lebih bulat daripada sepit kanannya. Ini membuat ia cenderung memilih cangkang siput yang arah putarannya ke kanan (dekstral).

Namun, saya pernah punya seekor kelomang darat yang memakai cangkang siput pohon dengan arah putaran ke kiri (sinistral). Sepit kirinya kecil tapi cenderung lebih bulat; mungkin ia punya kelainan bawaan. Atau, karena ia kehilangan sepit kirinya yang semula lebih besar sehingga tidak bisa melindungi dirinya saat bersembunyi dalam cangkang sinistral (kelomang punya daya regenerasi untuk menumbuhkan kembali kaki atau sepit yang patah). Beruntung akhirnya ia menemukan cangkang siput pohon sehingga dapat menggunakan sepit kanannya (yang tidak terlalu besar) untuk menutup mulut cangkang itu.
Seperti saudaranya udang dan kepiting, semua jenis kelomang secara periodik berganti kulit sejalan dengan perkembangan tubuhnya. Ketika akan berganti kulit, kelomang darat akan meninggalkan cangkang yang dia tempati, mengubur diri dalam pasir basah, dan di sana ia melepaskan rangka luarnya. Untuk memenuhi kebutuhan kalsium, ia bisa makan kulit yang terkelupas itu. Lalu mengubur diri sampai kulit baru atau eksoskeleton yang lunak itu mengeras.

Saya juga mengamati, kelomang yang hidup di alam bebas (terutama dari spesies Coenobita carvipes, Coenobita clypeatus, dan Coenobita rugosus) cenderung lari menghindar jika ketemu manusia atau hewan yang bertubuh lebih besar. Ia juga akan berontak saat diangkat dari tanah; bahkan terkadang melompat keluar dari cangkangnya. Begitu jatuh, ia akan berjalan mundur sambil menyembunyikan abdomennya yang lunak menjauhi makhluk yang coba-coba mengusiknya. Tapi, kelomang yang sudah dipelihara sekian lama tidak liar begitu gayanya.

Hanya satu-dua yang bertahan
Kalau mau, kita bisa piara kelomang. Biasanya kelomang darat dari keluarga Coenobitidae. Jenisnya tidak banyak, hanya delapan spesies untuk sementara ini. Spesies yang banyak justru kelomang air atau kelomang laut. Diperkirakan ada sekitar 600 spesies dengan ciri khas beraneka ragam dan jumlahnya terus bertambah. Sayangnya, meski penampilannya eksotis, pemeliharaan kelomang laut jauh lebih sulit sebab butuh akuarium air laut.

Pemeliharaannya sebenarnya tidak sulit. Hanya karena minimnya informasi, kelomang yang dibeli anak-anak itu dikurung dalam ember. Tak jarang ada yang direndam. Memang, mereka bernapas dengan insang. Akan tetapi kalau direndam dalam air lebih dari satu jam, ia bisa mati lemas. Insang berguna hanya ketika larva (zoea) kelomang menetas di laut.

Seekor ibu kelomang berukuran 2 cm dapat bertelur sekitar 1.000 butir. Yang berukuran sebesar telapak tangan tentu bisa lebih banyak lagi telurnya, 40 - 50 ribu butir. Saat masa subur, ribuan sel telur yang membentuk gumpalan menempel pada swimmeret, sejumlah serabut yang terdapat pada permukaan luar abdomen atau bagian perut Bu Kelomang.

Kala birahi minta disalurkan, kelomang betina mengeluarkan aroma khas untuk menarik pejantan. Sayangnya, bau ini bisa tercium oleh semua lawan jenisnya. Tak peduli perjaka atau duda. Maka tak jarang terjadi pertarungan di antara kaum yang mengaku jantan untuk memperebutkan mempelai betina. Terkadang pertarungan begitu brutalnya karena pihak yang kalah akan dikanibal oleh sang pemenang yang akhirnya paling berhak mempersunting kelomang betina.

Beberapa hari setelah sel-sel telur dibuahi, calon larva kelomang siap menetas. Oleh emaknya mereka ditinggalkan begitu saja di bibir pantai sampai tersapu ombak. Ibu yang tak bertanggung jawab! Setelah mengalami 4 - 6 tahap metamorfosis, bentuk mereka sudah menyerupai kelomang dewasa tapi sangat kecil ukurannya. Secara naluriah mereka pun turun ke dasar laut untuk mencari baju atau cangkang nganggur.

Sekitar setahun kemudian, mereka kembali ke pantai dan memulai hidup baru sebagai kelomang darat. Dari ribuan butir telur yang menetas, mungkin hanya 1 - 2 ekor yang dapat bertahan hidup hingga dewasa dan beranak pinak.

Jangan lupa airnya
Nasib kelomang di Indonesia memang tidak semanis iguana atau hamster. Padahal tuntutan hidup kelomang tidak neko-neko. Kebutuhan utamanya terbatas pada makanan, air untuk minum dan berendam, beberapa cangkang siap pakai, dan kebersihan hermitarium - tempat memelihara kelomang. Di alam bebas, mereka tergolong hewan omnivora yang mau menyantap segala yang dapat dilahap, mulai dari dedaunan, buah-buahan, sampai bangkai atau kotoran hewan.

Meski tertarik pada sesuatu yang busuk, kalau dipelihara jangan dikasih makanan busuk. Sebab, bukan tidak mungkin bakteri atau serangga-serangga kecil dari sisa-sisa makanan itu akan menempel dan menjadi parasit di tubuhnya. Ia boleh diberi makanan yang biasa kita makan maupun daun atau buah bakau, ampas kelapa, serangga (bukan serangga yang mati akibat insektisida). Yang perlu diingat, jangan sampai diberi makan berlebihan. Jika ada sisa makanan yang mulai membusuk, segera singkirkan dari hermitaríum.

Dari segi estetika, hermitarium yang ideal berupa akuarium atau sangkar burung. Di bagian dasarnya, taburkan pasir laut kering atau pecahan karang, dan batu-batu kecil seperti di akuarium untuk ikan. Lebih baik lagi kalau diberi sarana untuk memanjat atau bersembunyi, macam batang kaktus kering, kayu, atau batu karang berukuran agak besar.

Jangan lupa, tempat air minum dan berendam harus bisa dipanjat oleh kelomang. Maka, jika terbuat dari porselen atau plastik yang licin, wadah itu haruslah agak ceper. Dapat juga digunakan batok kelapa sebagai gantinya.

Sekali sakit, habis itu mati
Kadangkala tubuh kelomang dihinggapi parasit berwarna coklat, berbentuk seperti kutu tidak lebih dari 1 mm ukurannya. Parasit itu dapat berkembang biak di tubuhnya dan menyuntikkan telur-telurnya ke dalam tubuh inangnya. Episode ini diakhiri dengan matinya sang kelomang.

Bila kutu-kutu itu tampak di sekitar kaki, gunakan pinset kecil untuk mengambilnya. Tapi hati-hati kalau parasit itu menempel pada abdomennya. Untuk itu kelomang harus dipaksa keluar dari cangkangnya lebih dulu. Lubangi bagian belakang cangkang pada body whorl atau putaran kedua atau ketiga. Lakukan dengan hati-hati supaya pecahan cangkang tidak melukai perutnya. Barulah lubang itu ditiup, atau dipanaskan dengan api atau alat solder, asal tidak mengenai bagian belakang abdomen. Perlu kesabaran memang.

Pisahkan kelomang yang sakit atau sekarat dari kelomang lain. Biasanya, kelomang yang sakit tampak dari antenanya yang mengatup ke bawah dan ia begitu mudah ditarik dari cangkangnya. Sekali jatuh sakit, tubuhnya akan semakin lemah sebelum akhirnya tewas. Tidak ada kiat untuk menyembuhkannya. Singkirkan kelomang yang mati dari hermitarium. Tidak jarang kelomang yang mati pun setelah keluar dari cangkangnya jadi bancakan rekan-rekannya. Maka, buanglah bagian tubuh yang tersisa seperti punggung dan kaki-kakinya. Sebab, yang biasa dimakan hanyalah bagian abdomen yang lunak itu.

Kanibalisme juga bisa terjadi pada kelomang sehat tapi telanjang. Karena itu, kelomang macam ini segera dipindahkan ke tempat lain dan berikan berbagai jenis cangkang. Sebaiknya, yang ukurannya lebih besar daripada tubuhnya.

Kelomang darat itu salah satu jenis binatang piaraan yang mudah dirawat dibandingkan dengan mamalía. Jika semua kebutuhan mereka terpenuhi, tidak mustahil kelomang Anda akan bertahan hidup lebih dari 10 tahun.


Kirim Artikel anda yg lebih menarik di sini !

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top