GuidePedia

1


Wisbenbae.blogspot.com Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) masih diselimuti dengan kebohongan, lantaran tidak menepati janji-janji politiknya saat Pilpres 2014 lalu. Bukan saja soal politik, janji-janji di sektor lain juga diabaikan.

Tokoh senior Rachmawati Soekarnoputri menyebut pemerintahan yang resmi dilantik Oktober 2014 ini sebagai rezim proxy yang kerap memanfaatkan pihak ketiga. Di mana, dalam kampanye lalu Jokowi-JK mengaku tidak akan menambah utang luar negeri namun sebaliknya utang Indonesia sudah mencapai lebih dari Rp 4.000 triliun. Begitu pula dengan kenyatan pemerintah tidak mampu mengelola kebutuhan pangan dalam negeri dengan memilih impor bahan pangan seperti beras, daging, dan lain-lain. 

"Tidak akan bohong nyatanya bohong terus. Anehnya seperti sudah jadi kebiasaan penguasa berbohong didiamkan, bahkan ada yang kagum dengan sikap kebohongan. Ini sikap hipokrit munafik," jelasnya kepada redaksi sesaat lalu, Minggu (13/3).

Paling tragis, lanjut Rachmawati, rezim Jokowi-JK juga tidak berupaya menuntaskan kasus-kasu korupsi yang pernah terjadi. Salah satunya skandal pengemplangan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang diduga kuat melibatkan Presaiden RI ke-V Megawati Soekarnoputri.

"Tidak akan membiarkan korupsi nyatanya skandal mega korupsi BLBI dibiarkan," katanya.

Mengutip Proklamator Soekarno, Rachmawati menilai kondisi bangsa Indonesia saat ini sedang dan 'on going drainage' sistem kapitalisme. Pengurasan materi maupun pembersihan (brain washing) terhadap nilai-nilai keadilan sosial dan proses pembodohan bangsa. 

"Rasionalitas dihilangkan karena motto kapitalisme adalah 'survival of the fittest' dan 'free fight liberalism'. Sehingga apapun untuk mencapai tujuan segala cara dilakukan, termasuk kebohongan untuk pencitraan," bebernya.

Lebih jauh, Rachmawati melihat Jokowi sebagai pemimpin yang tidak punya prinsip ideologi paralel dengan Pancasila dan UUD 1945 sesuai cita-cita Proklamasi Indonesia Merdeka.

"Ada apa dengan bangsa ini, dibohongi diam saja," tanya mantan Dewan Pertimbangan Presiden tersebut. 

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top