GuidePedia

0

 
Gunung Semeru di Jawa Timur Indonesia memang menjadi salah satu gunung wajib didaki bagi para pendaki lokal maupun internasional. Indah dan megahnya Semeru lah yang menarik minat tersebut. Tetapi dibalik semua itu, ada bahaya yang mengancam.

Dari mulai luka - luka hingga nyawa yang melayang. Dan yang paling mengenaskan ialah mereka yang tidak kembali saat melakukan pendakian, menghilang bagaikan ditelan Bumi.

Semeru memang indah, mulai dari Ranu Kumbolo yang menyajikan pemandangan Matahari terbit yang eksotis hingga pemandangan di puncak abadi para dewa ( julukan Mahameru, puncak Semeru ) merupakan magnet yang sangat kuat bagi mereka para pecinta alam dan pendaki gunung.

Namun di samping keindahannya yang menakjubkan, Semeru juga mempunyai berbagai ancaman bahaya yang selalu mengintai di sepanjang perjalanan hingga puncaknya, mulai dari bahaya tersesat di hutannya yang masih lebat, tertimpa longsoran batu menjelang Mahameru, beserta Blank 75 di area sekitar Mahameru.

Blank 75, nama tersebut sudah sangat familiar di telinga para pendaki, pecinta alam, dan mereka masyarakat di sekitar Semeru.

Blank 75 adalah nama dari sebuah jurang sedalam 75 meter yang terletak di sebelah timur laut dari puncak Mahameru ,diluar jalur di sebelah kanan Arcopodo / kelik ( dari arah puncak ) dan secara administratif TNBTS letaknya di blok Tawon Songo, dusun Pasrujambe, Kabupaten Lumajang. Gambaran medannya adalah lereng berpasir yang jalurnya putus ( blank ) karena dipisahkan oleh jurang yang dalamnya sekitar 275 - 100 m.

Death Zone
Blank 75 juga sebuah kawasan berbahaya ( Death Zone / Jalur Tengkorak / Zona Kematian ) pada pendakian Gunung Semeru. Dimana jalur tersebut dapat menyebabkan pendaki tersesat, mengalami kecelakaan, terperosok ke jurang, tanah yang diinjaknya longsor, dis-orientasi tanpa tahu arah mana terbaik untuk ditempuh, kehabisan air, kehabisan bekal atau kepayahan dsb.

Sebetulnya ada jalur lain yang juga berbahaya yaitu jalur pendakian dari arah Selatan Semeru, dimana jalur tersebut merupakan jalur aliran lahar dan lahar dingin Semeru. Namun karena Jalur Selatan sangat jarang didaki maka fokus sebutan berbahaya dipakai pada area Blank 75.

Jurang ini disebut sebagai “zona kematian” oleh mereka para pendaki Semeru dikarenakan zona ini sudah memakan korban. Salah satu peristiwa yang membuat jalur ini menjadi terkenal terjadi di bulan Juli tahun 2009 lalu di mana seorang pendaki dari UGM bernama Andika Listyono Putra ditemukan tewas di dasar jurang ini setelah sebelumnya terpisah dari rekan – rekan pendakiannya dan hilang.

Kebanyakan para pendaki tersesat di Blank 75 saat melakukan perjalanan turun karena memang jika dari puncak menuju Arcopodo rutenya bercabang menjadi dua. Rute yang mengarah ke zona kematian tersebut berada di sebelah timur laut atau rute yang berbelok ke arah kanan jika dari puncak, sementara rute yang sebenarnya mengarah agak ke barat laut.

Menuju Arcopodo sebenarnya cukup mudah apabila kondisi cuaca cerah karena Arcopodo akan mudah terlihat, namun jika cuaca berkabut dan badai, resiko tersesat ke arah Blank 75 akan semakin besar sebab jarak pandang yang terbatas.

Gunung Semeru memang menyimpan berbagai ancaman bahaya, namun tetap saja keindahan alamnya yang mendunia akan selalu menjadi daya tarik yang kuat bagi para pendaki dan pecinta alam di seluruh dunia.

Ancaman bahaya di Semeru terutama Blank 75 sebenarnya dapat dihindari dengan cara mempelajari terlebih dahulu zona – zona bahaya di Semeru sebelum mendaki karena sudah banyak info – info yang dapat ditemukan dari berbagai .
 
Lihat yg lebih 'seru' di sini !

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top