GuidePedia

0
http://www.kompasislam.com/wp-content/uploads/2014/04/Jokowi-vs-Puan-Maharani.jpg
Hubungan Puan dan Jokowi panas dingin. Keduanya kelihatannya di luar akur tetapi kenyataannya saling serang.

Kalau Jokowi tipenya mengalah dan mengerahkan tim sukses untuk menghadang Puan. Gaya Jokowi mirip para pangeran Solo yang kelihatannya setia pada NKRI tetapi berkhianat.

Berbeda dengan Jokowi. Puan bergaya meledak seperti ayahnya almarhum Taufik Kiemas. Puan menilai Jokowi tak layak menjadi seorang pemimpin dan panglima perang di Pilpres 2014 (Merdeka, 15 April 2014).

Puan menegaskan, untuk panglima Pilpres 2014 tidak bisa dipegang siapapun termasuk kubu Jokowi. Ia mengatakan, timnya akan meneruskan di Pilpres 2014.

Berdasarkan peneliti tentang Indonesia dari Australian National University (ANU) Marcus Mietzner Jokowi: Rise of a polite populist, ada tiga kubu di tubuh PDIP. Pertama, dari Puan Maharani. Putri Megawati dari pernikahan Taufik Kiemas ini menjadi ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PDIP.

Kubu kedua adalah kubu yang diimpin oleh dosen Universitas Indonesia, Andi Widjajanto yang merupakan putra dari almarhum Theo Sjafei, gembong sayap kristen radikal dan petinggi PDIP dan penasihat utama Megawati di era 1990-an.

Ketiga, tim sukses Jokowi sendiri, yaitu jejaring pembantu-pembantunya yang sudah mendukungnya sejak ia mencalonkan diri sebagai walikota Solo tempo hari.

Menurut Marcus, saat kampanye ketiga kubu ini saling jegal terutama untuk mendapatkan dana. Dan ini menyebabkan tidak solidnya di tubuh PDIP. 
 
Dapatkan Wisbenbae versi Android,GRATIS di SINI !
Lihat yg lebih 'seru' di sini !

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top