GuidePedia

Pelabuhan Teluk Bayur


Kembali ke Teluk Bayur

Keberadaan pelabuhan yang satu ini terbilang memiliki sejarah tersendiri. Dikenal dengan nama Pelabuhan Teluk Bayur merupakan salah satu pelabuhan yang terdapat di Kota Padang, provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Keindahan dan keunikan pelabuhan Teluk Bayur pun menjadi inspirasi bagi musisi Indonesia untuk menciptakan lagu istimewa tentang pelabuhan ini pada tahun 70-an, yang uniknya lagi ternyata dulunya disekitar pelabuhan terdapat pulau yang didiami oleh monyet-monyet liar. Yah itulah diantara beberapa keunikan salah satu pelabuhan tertua di Indonesia.


Dibangun Zaman Kolonial Belanda

Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda tepatnya sekitar tahun 1850 dikawasan Teluk Bayur sudah dirintis pelayaran langsung Batavia-Padang dengan menggunakan kapal uap. Kota Padang terbukti memiliki cukup potensi untuk berkembang dan menguntungkan pemerintahan kolonial Belanda, terutama untuk perkebunan dan perdagangan sektor kopi.

Pelabuhan Teluk Bayur sebelumnya bernama Emmahaven yang dibangun sejak zaman kolonial Belanda antara tahun 1888 sampai 1893. Setiap harinya pelabuhan ini berfungsi sebagai pintu gerbang pusat perdagangan pemerintahan kolonial Belanda di Sumatra Barat. Luasnya pelabuhan Teluk Bayur juga menjadi salah satu alasan pemugaran dan perluasan pelabuhan ini penting untuk dilakukan. Pada tahun 1890 Pelabuhan Ratu Emma atau Teluk Bayur direnovasi dan baru selesai dikerjakan pada tahun 1895. Pengerjaannya sendiri memakan waktu 5 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Belanda dalam mengerjakan proyek-proyek infrastruktur sangat ketat. Hasilnya, peninggalan-peninggalan infrastruktur dan bangunan Belanda masih kuat hingga saat ini.

Renovasi dan pelebaran pelabuhan ini diharapkan dapat meningkatkan perdagangan. Sebelumnya dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk meyakinkan pemerintah pusat Belanda mengenai pentingnya renovasi dan pelebaran Pelabuhan Ratu Emma. Den Haag saat itu menganggap letak pelabuhan Teluk Bayur tidak terlalu istimewa dibandingkan dengan Pelabuhan Batavia (Tanjung Priok).

Teluk Bayur adalah Pelabuhan Samudera yang dikelilingi oleh Bukit Air Manis dan Bukit Putus serta dilindungi oleh gugusan Pulau Karsik dan Pulau Kecil lainnya . Sehingga menciptakan suasana perairan yang aman dan nyaman bagi kapal-kapal yang sandar di dermaga maupun yang berlabuh.

Di sebelah pelabuhan terdapat pulau kecil tak jauh dari pantai. Orang Belanda menyebutnya Apenberg (Gunung Monyet), karena terdapat banyak monyet di sana. Nama Gunung Monyet ini masih dikenal hingga saat ini, meskipun saat ini sudah tidak ada lagi keberadaan monyet-monyet di pulau tersebut. Gunung Monyet tersebut dulunya kerap ditempati untuk pemakaman Tionghoa.


Penampakan Teluk Bayur di Zaman Kompeni (Koleksi TROPENMUSEUM De Emmahaven te Padang Sumatra`s Westkust):



Teluk Bayur Saat Ini

Seiring berjalannya waktu fungsi pelabuhan bersejarah ini mulai bergeser. Jika dahulu Teluk Bayur memiliki fungsi ganda sebagai pelabuhan angkutan orang dan angkutan barang yang memegang peranan penting di Pulau Sumatera. Sekarang, fungsi Teluk Bayur perlahan mulai bergeser dan hanya sebagai pelabuhan angkutan barang. Untuk aktivitas penumpang mengalami penurunan drastis karena kalah bersaing dengan gencarnya transportasi udara.

Namun demikian setelah renovasi dan pemugaran besar-besaran, saat ini tercatat pelabuhan Teluk Bayur merupakan pelabuhan tersibuk di tanah air. Dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC Cabang Teluk Bayur, sekaligus menjadi terminal peti kemas pertama di Sumatera Barat. Berdiri di areal seluas 46.886 meter persegi, yang mampu menampung lebih empat ribu boks peti kemas. Sebagai pelabuhan laut yang terletak di pantai Barat Pulau Sumatera, Teluk Bayur memegang peranan sangat penting dalam menunjang perekonomian, khususnya di kawasan Indonesia bagian Barat.


Teluk Bayur ( Karya: Muzakir Rida, dotkodotau, Wikimedia):

 

Beli yuk ?

 
Top