GuidePedia

abah kyai

Dukun dan kiayi jelas dua makhluk yang berlawanan. Yang satu menggiring pada kesesatan, yang satu lagi mengajak pada ketakwaan. Antara keduanya banyak perbedaan yang mencolok. Tetapi, pada pada fungsinya, ada juga beberapa kesamaannya. Misalnya, keduanya bisa meramal, menjadi tempat konsultasi, membantu mengatasi masalah dan mengobati penyakit.
Dalam prakteknya, fungsi dukun dan kiayi sering agak sulit dibedakan. Karena keduanya sering melakukan hal yang sama tersebut. Tanpa disadarinya, banyak kiayi melakukan praktek perdukunan (tapi tidak ada dukun melakukan praktek perkiayian). Karenanya, kaum Muslimin wajib hati-hati, harus bisa membedakan mana dukun mana kiayi, karena banyak dukun yang berpenampilan biasa, tidak nyentrik. Bahkan, ada dukun yang berpenampilan kiayi. Dia dianggap kiayi, tapi itu tadi, melakukan praktek perdukunan. Sekali terpeleset pada kemusyrikan, bahayanya dunia akhirat. Rasulullah SAW bersabda, barangsiapa mempercayai ramalan seorang dukun, maka 40 hari ibadahnya tidak akan diterima oleh Allah SWT. Dan syirik adalah termasuk dosa yang tidak diampuni oleh Allah SWT sehingga ia benar-benar bertaubat.
Di bawah ini adalah perbedaan-perbedaan yang harus diketahui antara dukun dengan kiayi (ulama/ahli hikmah) yang lurus tauhidnya kepada Allah, agar kita tidak salah melangkah yang akan mengakibatkan kerugian dunia dan akhirat.
Klasifikasi Dukun Kiayi/ulama
Jenis  Ilmu Ilmu hitam/sihir/ ilmu azimat/ilmu hikmah syirik/ilmu metafisika Ilmu agama
Tujuan Kekuatan dan aji kesaktian, tenaga dalam, Ketaatan pada Tuhan
Cara perolehan Ngelmu yang bertentangan dengan syari’at agama (bertapa, puasa pati geni, merapal hizib, latihan tenaga dalam dll) Belajar agama dan membentuk kesalehan diri
Sumber ilmu Iblis/syetan/Khodam jin (jin yang ngaku malaikat) Allah, Nabi dan para ulama
Pasien diarahkan Untuk setia dan taat kepada dirinya dan jauh dari Allah Untuk taat kepada Allah SWT
Motivasi menolong Materi, keuntungan, kepuasan Sebagai ibadah
Bentuk komunikasi Pamer kemampuan kesaktian, meramal-ramal, segala diramal padahal banyak yang tidak perlu, banyak menceritakan yang akan terjadi padahal belum tentu bermanfaat, senang dipuji, menolong tanpa menimbang-nimbang perlu tidaknya pertolongan diberikan Mengindari pamer kemampuan diri (tawadhu), memberikan nasehat dan bimbingan agama, menghindari meramal-ramal, berhenti melayani orang bila persepsi orang padanya adalah tukang ramal, memilih mana yang perlu diceritakan dan yang tidak kepada orang awam.
Sifat pelayanan (1) Tidak ada usaha memperbaiki pasien agar menjadi lebih baik dan lebih benar dalam menjalan syariat agama dan kehidupan, (2) melayani keinginan apa saja termasuk balas dendam. Membimbing untuk lebih taat beribadah, memperbaiki akhlak, meningkatkan kualitas kesadaran diri
Yang disambat atau dituju Makhluk-makhluk halus, khodam jin, arwah-arwah karuhun yang sewaktu hidup dikenal sakti Allah SWT
Yang dianjurkan Bertentangan dengan ajaran agama Sesuai dengan ajaran agama
Dampak bagi yang sering dekat Kagum, hormat dan ketagihan terus bertanya agar meramal yang akan terjadi dan melayani keinginan dirinya Kesadaran agama dan keshalehannya meningkat

Perbedaan ini mungkin cukup jelas. Yang harus lebih diwaspadai adalah apa yang sering disebut sebagai “ahli hikmah.” Ahli hikmah yang lurus tauhidnya akan terjaga dari melakukan praktek perdukunan. Ia akan lebih mementingkan memberikan taushiyah atau nasihat-nasehat ketakwaan dan selalu menjaga diri dari kebiasaan meramal-ramal, walaupun ia bisa.
Tapi, ahli hikmah yang tidak lurus tauhidnya, banyak yang seperti dukun. Tentu saja ilmunya ilmu agama, tapi seperti dukun ia  melakukan praktek perdukunan. Cirinya yang menonjol, ia memakai kopiah, sorban, memberikan pengajian, melaksanakan ibadah seperti biasa dan dianggap kiayi, tapi senang memperlihatkan kemampuan bacaan gaibnya, suka sekali memberikan azimat atau benda-benda bertuah, senang memberi hizib/amalan kesaktian, senang meramal-ramal dengan berani menyebutkan sesuatu akan terjadi dengan waktunya yang jelas (bulan, hari, jam dan peristiwa) yang itu semua hanyalah hak dan wewenang Allah SWT, sambil jarang sekali atau tidak memberikan nasehat kebaikan dan takwa pada orang-orang yang datang kepadanya, tidak memperingatkan agar orang tidak bertanya apa-apa yang akan terjadi, agar menjauhi kemusyrikan, tidak tawadhu dan merelatifkan pandangannya. Kiayi seperti adalah dukun yang harus dijauhi!! Wallahu’alam!

Beli yuk ?

 
Top