Magdalena Wardiyati menggunakan tenaganya dan berusaha untuk duduk di rumahnya yang berada di Nologaten, Selasa (26/4/2016)
"Sekarang enggak kuat duduk lama, tapi kalau makan ya duduk," ujarnya.
Kendati pendengarannya juga sudah berkurang, dan tubuh yang keriput, namun ingatan Eyang Yati masih kuat. Ia hafal nama teman-temanya yang tergabung dalam Paguyuban Adiyuswo Ngestirahayu di bawah naungan RSUP Dr Sardjito.
Merupakan lansia di paguyuban tersebut.
Magdalena Wardiyati, terakhir datang ke paguyuban tersebut dua tahun lalu. Saat itu ia masih dapat duduk lama di kursi roda. Setelah itu, keadaan tubuhnya yang semakin tua membuat ia tak bisa berlama-lama duduk dan mau tak mau ia hanya tinggal di rumah. Namun sesekali, teman sesama lansia berkunjung ke rumahnya untuk memberi dukungan. Perjalanannya ke luar rumahpun hanya untuk melakukan pengecekan kesehatan.
Tiga bulan lalu, ia sempat terjatuh dan harus melakukan operasi patah pangkal tulang paha. Seseorang dapat melakukan operasi apabila tubuhnya kuat dan memungkinkan, dan terbukti Eyang Yati berhasil melewati masa-masa tersebut dan pulih dari sakitnya. Ini juga merupakan rekor RSUP Dr Sardjito dalam mengoperasi seorang lansia dan berhasil.
Rahasia Menjaga Kesehatan
Magdalena Wardiyati bisa mempertahankan kesehatannya hingga satu abad lebih kerena memikiki resep rahasia. Setiap hari ia mengonsumsi makanan yang sehat, seperti sayur mayur dan jamu mulai dari beras kencur, temulawak maupun jahe. Ia menambahkan dua lembar daun Binahong setiap hari dalam menunya. Menurutnya, daun Binahong berkhasiat sebagai obat kuat dan menambah stamina.
Karena menunya tersebut saat ini ia memiliki enam anak, 14 cucu, 66 buyut dan 16 canggah. Sosok Magdalena Wardiyati atau yang akrab disapa Eyang Yati menjadi perempuan tertua di wilayah Sleman. Eyang Yati telah hidup lebih dari satu abad lamanya, tepatnya 106 tahun, jauh lebih lama dari orang kebanyakan.
Di masa tuanya, perempuan kelahiran 10 April 1910, ia tinggal ditemani seorang perawat. Umurnya saat ini memang tidak memungkinkan untuk ia hidup sendiri. Ia membutuhkan orang lain yang selalu mendampingi dirinya dan mempersiapkan segala kebutuhanya mulai dari mandi, menyiapkan makanan dan memakai popok.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kini Eyang Yati hanya bisa berbaring dan sesekali duduk. Ia sudah tak kuat menopang tubuhnya sendiri. Tak banyak yang ia katakan saat Aing bertamu di rumahnya yang berada di kampung Nologaten RT 7 RW 2, Depok, Sleman.
Namun keramahan terlihat saat ia menyambut tamu yang datang. Senyum mengembang dan mempersilakan tamu untuk duduk di kamarnya. Rumah yang ditempati Eyang Yati terbilang besar terlebih hanya ditinggali dia bersama seorang perawat. Keluarganya sesekali datang menjenguk untuk memeriksa keadaan Eyang Yati.
Kamar tempat ia menghabiskan waktu hanya berisi tempat tidur, lemari pakaian, kipas angin dan meja yang ada makanan, minuman dan obat-obatan.
Post a Comment Blogger Facebook