GuidePedia

0

Jakarta - Sudah menjadi rahasia umum ada ketegangan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ketegangan ini pun semakin terbaca pada pemilihan pimpinan DPR dini hari tadi di mana Partai Demokrat (PD) dan PAN akhirnya memilih masuk ke koalisi Merah Putih.

Sampai kapan SBY dan Megawati akan tetap begini? "Dalam politik tidak boleh gengsi," ujar pengamat politik LIPI Siti Zuhro saat berbincang detikcom, Kamis (2/10/2014).

Keretakan hubungan SBY dan Megawati bermula pada tahun 2004. Saat itu SBY masih menjadi 'pembantu' Megawati selaku Menkopolhukam dan Megawati adalah presiden RI. Pada bulan Maret 2014, SBY mencalonkan diri sebagai capres dan mundur dari jabatan menteri yang diembannya. Beberapa hari sebelum mengundurkan diri, suami Megawati, Taufiq Kiemas menyebut SBY sebagai 'Jenderal anak kecil'.

Namun lambat laun, hubungan SBY dan Taufiq Kiemas mulai mencair dengan adanya komunikasi politik yang dibangun SBY pada tahun 2009 setelah kemenangan PD pada pileg dan pilpres. Taufiq Kiemas mendapatkan jatah sebagai Ketua MPR dan Marzuki Alie duduk sebagai ketua DPR.

"Artinya partai yang menang harus proaktif. Semua dikunjungi," kata Siti.

Sebagai pimpinan parpol, seharusnya SBY dan Megawati harus segera menurunkan tensi gengsi dan egonya untuk pembelajaran politik kepada masyarakat luas. Keduanya diharapkan mempertimbangkan kepentingan yang lebih luas dengan memberikan keteladanan. 

"Menciptakan demokrasi yang berkualitas, bermartabat tidak menghasilkan kegaduhan politik, tunjukkan kedewasaan," terangnya.

Perlu diketahui, puncak ketegangan SBY dan Megawati terjadi semalam ketika kedua kubu mengklaim mencoba melakukan komunikasi satu sama lain namun tidak mendapatkan jawaban. Pihak SBY mengatakan Megawati menolak bertemu. Bahkan, Jokowi, Jusuf Kalla, dan Surya Paloh telah bertandang ke rumah Megawati di Jl Teuku Umar siang untuk berharap agar Megawati mau bertemu SBY demi pembangunan lima tahun mendatang. Tapi, usaha mereka itu gagal, Megawati tetap tidak mau bertemu SBY.

Lain halnya dengan pernyataan yang disampaikan oleh anggora DPR RI dari Fraksi PDIP, Pramono Anung menduga ada yang menutup komunikasi ke SBY. Megawati disebut siap menerima SBY. 

"Ibu Mega telah meminta Pak Jokowi, Jusuf Kalla, dan Surya Paloh untuk bertemu dengan SBY. Ibu Mega bersedia bertemu dan sampaikan kepada Djoko Suyanto dan Sudi Silalahi," ujar Pramono.

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top