GuidePedia

0
 http://www.straitstimes.com/sites/straitstimes.com/files/ST_20130328_KBSHIPS28_3587443e.jpg
JAKARTA: – Munculnya peta terbaru Republik Rakyat Tiongkok dengan garis putus-putus melintasi wilayah Natuna membuat TNI waspada meski tidak bereaksi keras. Mabes TNI menyatakan telah meminta klarifikasi kepada kedutaan Tiongkok karena hal tersebut berkaitan dengan persoalan perbatasan dan sengketa laut Tiongkok Selatan.

Kapuspen TNI Mayjen Mochamad Fuad Basya menjelaskan, Panglima TNI telah bertemu dengan Kuasa Usaha Kedubes Tiongkok untuk membicarakan persoalan garis putus-putus kesepuluh di peta negara tersebut. 

Hasilnya, Tiongkok memang mengakui jika mereka memperbaharui peta. Pembaruan itu tampak dari makin luasnya cakupan garis putus-putus yang direncanakan se bagai wilayah baru Tiongkok. Garis tersebut melintasi wilayah ke pulauan Natuna.

”Namun, Kuasa Usaha Tiongkok menyatakan jika mereka tidak punya klaim terhadap wilayah Indonesia,” terang Fuad kemarin.

Pihak Tiongkok menjelaskan jika peta tersebut merupakan peta sementara dan bukan sebagai klaim wilayah. Kalaupun nanti ada permasalahan di kemudian hari, maka yang akan bertindak kali pertama adalah Kementerian Luar Negeri.

Sampai saat ini, lanjutnya, tidak ada permasalahan perbatasan antara Tiongkok dengan Indonesia meski peta terbaru menunjukkan jika Tiongkok ingin mendominasi Laut Tiongkok Selatan. ”Sampai saat ini tidak ada kapal-kapal Tiongkok yang mendekat ke Natuna,” lanjutnya.

Batas antara Tiongkok dengan Indonesia juga masih cukup jauh. Meski begitu, Mabes TNI sudah menyiapkan segala kemung kinan jika Tiongkok memperluas cakupan wilayahnya di Laut Tiongkok Selatan.

Seluruh lanal di sekitar kawasan Natuna dalam kondisi aktif. Namun, TNI hanya akan bereaksi jika ada keputusan pemerintah. Selebihnya, TNI tetap mengawasi perbatasan Indonesia di Natuna dengan patroli-patroli laut. Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan jika pihaknya sedang memperkuat armada di kawasan Natuna.

”Kalau persoalan Laut Tiong kok Selatan meluas, yang paling potensial terkena imbas itu kepulauan Natuna,” ujarnya saat menjelaskan perkem bangan rencana pembangunan Lanal Tanjung Datu baru-baru ini.  

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top