Tujuh
alasan Ernest Prakasa boleh menginjak foto siapapun, memotret,
mengunggahnya ke twitter, –dan kita tidak boleh menghujatnya–
7. Teori reinforcing stimuli yang dikemukakan Skinner: Ernest Prakasa sebagai individu, tetapi pada situasinya berada di sebuah lapangan bergabung dalam himpunan besar dengan demikian perilakunya terpengaruh. Ketika crowd di tempat itu menganggap menginjak foto seseorang bukan merupakan satu masalah, maka itu berlaku sama bagi dirinya.
Sedangkan ide Ernest Prakasa memotret, menggunggah dan memberikan caption
yang menghina pada foto itu bukanlah persoalan Ernest, tetapi itu
merupakan persoalan anggota kelompok di mana Ernest bergabung pada saat
itu yang terbagi: a. Sebagian anggota dari himpunan itu tidak memiliki
hp berkamera, b. Sebagian lainnya tidak memiliki akun twitter, dan c.
Kelompok yang diarsir memiliki hp berkamera dan memiliki akun twitter,
tetapi bukan selebtwit.
6. Alasan
ilmiah lainnya adalah teori Chaos yang dikemukakan Edward Norton
Lorenz, merujuk pada sebuah pemikiran bahwa kepakan sayap kupu-kupu di
hutan belantara Brazil secara teori dapat menghasilkan tornado di Texas.
Teori juga valid bahwa loncatan Dolphin jantan yang merayu dolphin
betina di Walt Disney World Orlando Florida berimplikasi jari Ernest
Prakasa bergerak menyentuh screen gadgetnya mengirimkan gambar ke
timeline, atas argumen ini Dolphin lebih pantas disalahkan ketimbang
Ernest.
5.
Ernest Prakasa adalah warga negara Indonesia etnis Tionghoa, sebagai
yang dianggap etnis minoritas maka karenanya kelompok mayoritas harus
bersikap egaliter, adil, toleran, peduli, dan lebih empati kepada
golongan ini. Baik perilakunya agak kurang benar atau tidak dapat
dikatakan benar tetap tidak boleh dikatakan salah, apalagi jika mereka
didampingi lawyer mahal dan disupport selebtwit dan buzzer di twitter.
Eloknya untuk perbuatannya harus dicari kata eufimis, padanan kata yang
lebih memberi kesan etnis minoritas tidak berdosa, lemah dan ditindas.
Sebaliknya sikap mayoritas untuk mengingatkan, mengkritisi, membully
apalagi menghujat akan dianggap rasis.
4.
Teori Konspirasi dan Ernest adalah tumbal, pada hari-hari menjelang
pemilihan Presiden ini, satu kelompok tengah bermain di isu rasial dan
merancang skenario Ernest Prakasa (Tionghoa) menginjak foto Anis Matta
(Ketua Partai Islam yang anggotanya dikenal dedicated dan militan).
Jika “happening” ini sebuah test water, wahai agenda besarnya apa?
3.
Ernest Prakasa adalah stand up komedian atau dikenal dengan sebutan
komik. Karena dipandang “pembuat kelucuan” maka tindakannya menginjak
foto, memotret dan mengunggahnya ke twitter sewajarnya dianggap lucu.
Kalau ada satu orang, satu organisasi yang merasa tindakannya tidak
lucu, maka boleh dibully dengan hashtag #tidakmemilikisenseofhumor atau
#partongelabaobraltembakanlucubingits atau #intoleran atau #fasis.
2. Isu ini sebenarnya gimmick iklan, setelah isu ini naik ke semua media, jadi trending topik dan konsultan penghitung pembicaraan di twitter melabeli Ernest Prakasa peringkat B+, selanjutnya Ernest muncul maraton di acara infotainmen, Hitam Putih dan YKS, besoknya bisa jadi iklan semir sepatu, kacang kulit atau bedak bayi release di tv-tv, persis strategi iklan obat batuk yang dibintangi Ayu Tingting.
Dan
alasan nomor satu kenapa Ernest Prakasa boleh menginjak foto, memotret,
mengunggahnya ke twitter, –dan kita tidak boleh menghujatnya–
1. Pemilik foto yang diinjak Ernest Prakasa sudah minta maaf dan dimaafkan oleh Ernest.
Follow @wisbenbae
dan sebagai negarawan muslim sejati, anis matta telah mengikuti teladan rasulullah dalam menghadapi hinaan lawannya, bahkan rasul lebih parah pernah diludahi & dilempari tahi onta tetap sabar, apakah kita sanggup mengikutinya bila dihina ?
ReplyDeleteiyah...salut juga..
ReplyDelete