BATU bata disusun dan ditumpuk-tumpuk, itu biasa. Tapi di Situbondo (Jatim) juragan batu bata bernama Radiman, 45, justru kepergok sedang "tumpuk-tumpukan" dengan bini orang. Andaikan pamong dan polisi gagal meredam emosi warga, PIL Ny. Katiyah, 40, ini kemungkinan besar pulang ke rumah tinggal nama.
Meski ada batako dan hebel, bata merah tetap menjadi pilihan favorit para pembangun rumah. Karenanya bisnis batu bata merah tetap menjanjikan. Bisa produksi sendiri, bisa hanya jadi pengepol, karena produknya dipasok dari para pelaku industri rumahan. Meski hanya ambil untung seperak-dua perak, karena omsetnya jutaan, bisa untung gede juga jadi juragan batu merah.
Radiman warga Desa Peleyan Kecamatan Kepongan, cukup sukses menjadi juragan batu bata merah. Dia tak sekedar jadi pengepol, tapi juga memproduksi bata itu sendiri. Sejumlah wanita dikerjakan sebagai penyithak (mencetak bata). Mereka adalah para tetangga sendiri, yang mau cari tambahan uang untuk mengasapi dapur rumahtangganya.
Salah satu buruh penyithak bata tersebut kebetulan ada yang berwajah lumayan cantik, ditambah bodi seksi menggiurkan. Nah, juragan Radiman suka salting (salah tingkah) menghadapi buruhnya yang bernama Katiyah ini. Maklumlah, dalam usia 9 pelita dewasa ini, Radiman memang masih maju-majunya dalam urusan asmara cinta. Menghadapi Katiyah yang cantik dengan bodi sekel nan cemekel, seringkali ukuran celananya mendadak berubah, dari M langsung ke XL.
Dengan alasan ada pekerjaan tambahan, Katiyah sering ditahan pulang belakangan daripada buruh lainnya. Padahal, pekerjaan tambahan itu tak lain melayani kebutuhan biologis sang juragan. Cilakanya, Katiyah mau saja melayani ajakan gila itu, di antaranya karena ada "bonus" yang cukup lumayan dari pekerjaan tambahan tersebut. Di mana tempatnya? Ya nggak usah jauh-jauh, di bedeng pun jadilah. Maka bila tadinya Katiyah bekerja menumpuk bata-bata mentah, kini justru "tumpuk-tumpukan" dengan juragan sendiri.
Rupanya Radiman dan Katiyah sudah sama edannya. Meski sudah punya pasangan masing-masing, beberapa hari lalu mereka nekad tinggalkan Bondowoso, entah pergi ke mana. Mungkin ke Surabaya, keluar masuk hotel memuaskan dahaga asmara. Atau boleh jadi malah ke Singapura, toh Radiman ini tak pernah kena cekal sebagaimana tersangka korupsi.
Enak bagi Radiman " Katiyah, tentunya sangat enek bagi Jamal, 42, suami Katiyah beserta anak-anaknya. Kok bisa-bisanya itu lho, bini orang dibawa pergi tanpa seizin yang punya otoritas. Atau mungkin disengaja tanpa minta izin. Sebab suami cap apapun pasti takkan mengizinkan istrinya yang cantik itu diajak lelaki yang bukan muhrimnya.
Mungkin sudah kenyang luar dalam sampai glegeken (sendawa), setelah 3 hari raib dengan bawa bini orang, Radiman pulang bersama Katiyah dengan wajah tanpa dosa. Mereka berjalan tenang bagaikan Prabu Rama " Dewi Sinta pulang ke Pancawati dalam lakon "Sinta Boyong". Tentu saja sikap ini menjadikan Jamal dan anaknya ngamuk. Mereka bersama warga hampir saja menghakimi juragan Radiman. Untung polisi dan pamong desa berhasil meredam amarah penduduk. Keduanya segera dibawa ke Polsek Kepongan.