GuidePedia

 

Penjaga taman nasional Cerros de Amotape di barat laut Peru kaget bukan kepalang saat menjumpai seekor kodok dengan penampilan aneh, dengan dua telinga runcing abu-abu, dan sesuatu menjulur dari mulutnya. Mirip mutan -- mahluk yang berubah sifat akibat mutasi.

Setelah diamati baik-baik, ternyata binatang 'serakah' itu sedang mencoba menelan mangsanya: kelelawar yang terlalu besar untuk ditelan.

Yufani Olaya, penjaga taman nasional itu, langsung memotret penampilan unik kodok tersebut, dan mengirimkan hasil jepretan tersebut pada ahli biologi Phil Torres, yang bekerja di Tambopata Research Center, pusat penelitian ilmiah di Amazon Peru. Menurut Torres, itu mungkin foto pertama kodok tebu sedang makan kelelawar.

Kelelawar malang yang ada dalam foto diduga jenis kelelawar tanpa ekor, atau jenis kelelawar berudu tak berekor (Molossus molossus) yang biasa dilihat di bagian utara Amerika Selatan. "Sebelumnya jenis kodok berbeda teramati makan kelelawar di Brasil," kata Torres seperti dimuat situs sains, Livescience, 24 September 2013.

Kodok tebu (cane toad) adalah pemakan oportunistik yang rakus. Sifat itulah yang memungkinkan mereka sukses menjadi spesies invasif di lokasi lain seperti Australia. Tapi serakus-rakusnya kodok itu, tak pernah dipergoki makan kelelawar, yang biasanya terbang tinggi dari jangkauan juluran lidahnya. Paling-paling ia menyantap serangga yang terbang dekat tanah.

Diduga, kelelawar tersebut terbang ke arah mulut hewan amfibi tersebut. "Entah dari mana kelelawar itu terbang langsug ke mulut kodok -- biasanya dia memang hanya duduk dengan mulut terbuka lebar," ujar Torres, menirukan keterangan penjaga taman nasional, Yufani Olaya.

Sementara, menurut Rachel Page, peneliti dari Smithsonian Tropical Research Institute, Panama, mengatakan, kodok memang dikenal gemar makan kelelawar. Sejumlah kodok dan katak secara sistematis menanti di luar gua untuk menangkap kelelawar yang muncul di malam hari. Misalnya yang dijumpai di Australia.

Sebaliknya, spesies kelelawar seperti Trachops cirrhosus justru diketahui memangsa katak atau kodok.

"Saya menduga, hal sebaliknya jauh lebih umum -- banyak kelelawar berburu katak, mereka mengincar suara gemerisik saat katak bergerak di antara dedaunan. Atau saat katak jantan mengeluarkan suara untuk menarik betina," kata Page.

Lalu, bagaimana dengan nasib kodok dan kelelawar yang ada dalam foto? Cerita mereka berakhir bahagia, setidaknya untuk si kelelawar .

"Setelah gagal untuk menelan seluruh kelelawar, kodok itu akhirnya menyerah, dan kelelawar --yang masih hidup -- terbang," kata Torres. (Ein/Yus)

 
Dapatkan Wisbenbae versi Android,GRATIS di SINI !
 Lihat yg lebih 'seru' di sini !

Beli yuk ?

 
Top