Pertama, niat yang sungguh-sungguh.Kedua, ikhtiar yang sungguh-sungguh.Ketiga, doa yang sungguh-sungguh.
Sehingga menurut saya, akhirnya, di doa pun, harus sabar, tekun, rajin. Supaya dikabulkan Allah menjadi sabar, tekun, rajin. Bahkan menurut saya, di awal, supaya bisa sabar, tekun, rajin, bahkan ketika sahabat ga ada “niat” dan ikhtiar pun, bisa juga muncul dan tumbuh niat itu dan ikhtiar itu, dengan doa yang sungguh-sungguh.
Di mana doanya ya itu disabarin ngelakuin doanya, ditekunin ngelakuin sabarnya, dan dirajinin ngelakuin doanya. Bagi para ayah ibu, para mertua, para guru, dan para kakak, atau para adik buat kakaknya, doalah juga yang sungguh-sungguh u/ siapa yang diinginkannya menjadi penyabar, tekun, rajin.
Juga dalam kesungguhan mendoakannya. Lebih keren lagi, jika dimunculkan niat dan ikhtiar yang sungguh-sungguh pula ingin menjadikan anak-anaknya, mantu-mantunya, anak-anak didiknya, adik-adiknya, atau sebaliknya, kakak-kakaknya, menjadi penyabar, tekun, rajin.
Oh ya, jangan lupa, minta sabar, tekun, rajin, sama Allah, di semua bidang, semua urusan. Ada banyak orang ga sabaran usaha, bisnis. Ada banyak orang ga sabaran di pekerjaan, karir, sehingga ga ketemu manisnya. Ga sabaran di penderitaannya, ga sabaran di kemiskinannya, atau ga sabaran di urusan kekayaannya.
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !