Presiden, Gubernur,bupati dll bukanlah pemimpin. Mereka tepatnya pegawai kita, maskimal direktur. Kita komisarisnya . Mindsetnya harusnya, kita pemilik sumber daya, kita komisaris, ketika mencari ketua dewan komisaris. Itulah pemimpin . Wakil2 komisaris hendaknya orng2 berkuasa (tak harus kaya) sehingga jadi anggota Dewan Komisaris bukan buat nyari duit . Aku yg komisaris kroco ini cukup melimpahkan wewenang ke komisaris2 yg punya power, yg aku pilih dr golonganku sendiri . Pemimpin hrs dr golongannya sendiri, betul, tapi dlm menunjuk dewan komisaris itu. Bukan dlm nunjuk pegawai kyk gubernur . Presiden/gubernur dan jabatan ecek2 lain gak harus dr golongan kita sendiri, lha wong drajat mereka cm pegawai .
Dr sini seluruh mindset kita ubah.Kalau di jln presiden didahulukan, bukan krn dia tertinggi.Tp krn dia pegawai yg hrs.. Yg harus melaksanakan tepat waktu agenda2 kita sebagai komisaris negeri ini ..maka Presiden harus kita dahulukan . Mindsetnya:Presiden/Gubernur dll harus tepat waktu di perjalanan krn mereka pegawai kita, kita boleh telat krn komisaris .
Knp Presiden kok mesti foto bareng pengantin dan nyetop antrean? Bukan krn mau ngagung2kan Presiden tp...Tp agar mempelai kelak bisa cerita ke anak2nya: Ini lho bapak/ibumu dulu pernah punya pegawai bernama SBY, Jokowi dll . Sejarah republik di "Barat" umumnya dr munculnya org2 berpengaruh lalu berembuk sbg komisaris nyari pegawai (presiden). Kita kebalik, dari mental "terjajah" lalu menunggu datangnya pemimpin (presiden) ..mindsetnya bukan menentukan pegawai Orang Nomor 1 itu ibu. Orang no 2 Guru. Presiden tuh pegawai nomor 1
Jangan menertawai mindset, mindset tuh bila konsisten dan kolektif akan melahirkan/membentuk FAKTA Jika mindset kita konsisten n kolektif bhw yang cantik adalah yg pesek, maka saat itu Dian Sastro jd gak cantik lagi
sudjiwotedjo
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !
sudjiwotedjo
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !