Lama simbah tak menulis di blog ini. Bukan karena malas nulis. Di rentang waktu tulisan terakhir simbah dengan tulisan ini, simbah telah merampungkan 2 buku kesehatan. Alhamdulillah buku pertama yang berjudul “Jurus Dahsyat Sehat Sepanjang Hayat” telah terbit, dan tak lama lagi buku kedua tentang Habbatussauda juga akan terbit.
Tahun lalu simbah menyaksikan dengan agak sedih anak simbah mbarep, dimana bacaan Al Qur’annya gak mundhak-mundhak kemampuannya. Bar Iqro’ 5 trus pancet. Bacaan Al Qur’annya yang blekak wal blekuk mbikin simbah risih. Akhirnya seketika itu simbah memutuskan untuk mengeluarkan seluruh anak simbah dari TPA yang mereka ikuti. Sejak saat itu simbah kumpulkan anak-anak simbah di ruang dokter di klinik untuk simbah ajari ngaji. Jadi 3 anak simbah yang kecil ikut simboknya, sementara yang 3 lagi simbah ajari ngaji.
Tindakan simbah ini tercium salah seorang pasien yang melihat simbah ngajar ngaji di klinik. Maka ada 2 pasien simbah yang nitip anaknya untuk sekalian diajari ngaji. Kedua anak tersebut simbah terima. Maka murid ngaji di klinik jadilah 5. Ha kok trend ini tidak berhenti, sehingga banyak orang tua yang berniat nitip anak buat diajari ngaji. Wah, ruang dokter di klinik makin sumuk kalo begini..
Walhasil, akhirnya bulan Romadhon tahun lalu simbah membuat TPA pindahan dari ruang dokter di klinik tersebut, simbah alihkan ke Musholla di komplek simbah. Karena jumlah murid mulai banyak, simbah alokasikan waktu bakda ashar untuk mengajar dan tidak menerima pasien selama 1 jam. Mengingat kesibukan simbah yang sering keluar kota serta mengadakan pelatihan-pelatihan medis dan herbal, simbah merekrut 3 pemuda yang Alhamdulillah bersedia membantu simbah.
Singkat cerita, kini TPA tersebut memiliki 6 pengajar termasuk simbah dengan jumlah murid 40 an anak yang berasal dari dalam dan luar komplek. TPA simbah ini tak pernah pasang pengumuman pendaftaran, pasang iklan ataupun woro-woro keluar musholla. Sama sekali tidak pernah. Juga tidak pernah menarik biaya apapun dari orang tua murid.
Dalam perjalanannya, pernah suatu hari simbah dan seorang teman merintis ngasih snack dan minuman gratis untuk penyemangat agar anak rajin masuk. Sehingga saat anak-anak pulang, mereka nyangking bungkusan berisi makanan dan minuman. Dan hal ini dilihat oleh orang tua mereka. Entah apa yang ada di benak mereka, yang jelas sekarang setiap minggu silih berganti orang tua siswa TPA nitip snack atau minuman atau seringkali uang untuk dibagikan gratis kepada seluruh peserta ngaji TPA. Hal tersebut berlaku hingga sekarang, tanpa diminta dan tanpa dikomando.
Mungkin sampeyan bertanya, apakah para pengajarnya gak digaji. Jangan salah, walaupun tidak besar simbah masih memberikan honor ala kadarnya. Dana honor ini berasal dari majelis tafsir simbah, dimana di majelis taklim tersebut simbah mengutarakan perihal program TPA yang simbah setting gratis, namun tetap membuka kesempatan bagi yang mau berperan serta untuk andil amal sholeh. Dan luar biasanya dana yang terkumpul tiap bulannya, selalu mencukupi dan bahkan lebih jika digunakan untuk membayar honor pengajar yang ada. Dan TPA tetap gratis serta masih rutin menghadiahi peserta dengan snack dan minuman… Temtu saja hal ini makin memikat anak-anakuntuk ikut ngaji.
Bahkan saat simbah utarakan bahwa TPA akan mengadakan camping dan berencana memiliki tenda sendiri, para orang tua dan simpatisan dengan antusias menghubungi simbah dan nitip uang dari ratusan ribu hingga jutaan ripis. Sehingga saat ini TPA simbah sudah memiliki 6 tenda dengan peralatan camping yang lumayan memadai, dan masih sisa dana beberapa juta ripis. Dan uang snack yang dititipkan pun juga menumpuk hingga beberapa ratus ribu, mengingat tidak mungkin membelanjakan semua sekaligus. Sampai suatu ketika simbah ditegur seorang pengusaha muda:
“Mbah mosok ngadain kayak begini saya nggak diajak rembugan mbah. Saya kan juga pingin urun. Dah … sekarang butuhnya apa tolong simbah bilang ke saya, mumpung saya ada rejeki. Insya Allah saya siap mbah…”
Dan benar, beliaunya langsung ngrogoh kocek tak tanggung-tanggung untuk mensupport kegiatan yang berjalan. Hanya saja sampai saat ini simbah masih menjaga diri dan gak pernah secara lisan meminta kepada beliau ini, walau kalau minta pasti dikasih.
Subhanallah… simbah tidak menyangka majelis bonek yang tadinya hanya terisi beberapa gelintir orang, sekarang menjadi TPA yang Alhamdulillah senantiasa penuh hingar bingar suara lantunan ayat Al Qur’an. Surat-surat dalam Juz Amma yang panjang sebagian besar sudah dikuasai. Puluhan anak sudah lancar baca Al Qur’an. Dan yang terpenting, di TPA simbah gak ada yang namanya wisuda. Aktifitas yang berjuluk wisuda ini simbah tiadakan agar si anak terus menerus ngaji dan tak ada yang namanya selesai ngaji.
At last… simbah tak hendak minta sumbangan di akhir tulisan ini. Hanya simbah ingin menyampaikan pesan, bahwa manakala apa yang sampeyan kerjakan memberikan manfaat dan sampeyan sungguh-sungguh mengerjakannya, ketahuilah banyak orang di luar sana yang dengan antusias akan membantu dan memberikan support terhadap apa yang sampeyan kerjakan. Bahkan bedasar pengalaman simbah, yang namanya dana atawa apapun namanya berupa materi, sebenarnya bukanlah hal yang harus ada pertama kali saat sampeyan memulai satu kegiatan amal agama. Justru saat sampeyan mulai mengerjakan amal tersebut, segala macem tetek bengek urusan dunia itu akan dihantar ke hadapan sampeyan tanpa sampeyan harus merengek dan meminta.
Simbah hanya prihatin melihat banyak aktifis dakwah yang jalan di tempat, pancet dan merasa tak bisa berbuat banyak hanya karena merasa kurang dana dan akhirnya sibuk ke sana kemari mengumpulkan donatur. Dan ketika dana terkumpul seringkali malah terjadi rebutan masalah penggunaan dananya, terutama karena ada yang merasa paling berjasa dalam pengumpulan dananya… hwarakadah.
Jadi, Mulailah langsung dengan amal. Orang membangun raksasa bisnis saja di awal tombok dulu, mosok ngejar akherat dan untuk amal akherat nggak mau tombok…. Jian medhit temen sampeyan jikalau begitu. Di negeri ini masih banyak orang-orang yang seneng jika dilibatkan dalam amal soleh. Ibarat sumbu mercon, tinggal nyumed saja. Hanya saja jika amal sampeyan gak mbejaji dalam merintis penyulutan, hanya akan menghasilkan percikan mejen. Blas gak mbledhos… malah ngosos thok. Naudzubillah.
Doakan semoga simbah dan teman-tema simbah istiqomah. Amiin.