GuidePedia

0
“Saya tidak pernah menyangka kalau gaya busana sangat berpengaruh pada reputasi, sampai Camelia, si pegawai baru masuk. Dia selalu memakai setelan jas yang rapi. Suatu hari, bos meminta seseorang untuk makan siang bersama klien. Waktu itu, sya menganakan gaun mini yang membuat saya kelihatan seperti anak kecil, sedangkan Camelia kelihatan seperti siap mengambil alih perusahaan orang. Tentu saja Bos meminta Camelia untuk menemani klien. Sejak saat itu, saya mulai mengoleksi busana yang lebih professional, “ Mila, 25 tahun, Konsultan.

Sesuatu yang Anda anggap tidak bersalah, ternyata bisa merusak reputasi Anda di kantor. “Setidaknya 50% dari reputasi Anda di kantor dinilai dari cara Anda tampil di hadapan orang-orang sekantor,” kata Lois P. Frankel, Ph. D., pengarang buku Jump-Start Your Career (Three Rivers, 1998). Tanda-tanda lainnya yang membuat Anda kelihatan kurang professional adalah demam panggung, wajah memerah, menangis, bersuara manja atau mengenakan busana yang terlalu santai. Jadi jika Anda ingin karir Anda meningkat, lebih baik Anda segera grow up! Mulailah menunjukkan diri pada bos bahwa Anda mampu dan serius mengerjakan pekerjaan Anda. Berikut ini caraanda.com akan menguraikan cara mengatasi 5 hal perusah reputasi Anda di kantor:

1. Perusak Reputasi #1 : Wajah Bak Kepiting Rebus. Pernahkan Anda mengalami saat-saat dalam bekerja yang sangat memalukan sehingga wajah memerah? Saat itu memang kelihatanya lucu, tapi kenyataannya wajah yang kemerah-merahan akan membuat Anda kelihatan tidak dewasa dan sangat mudah terguncang. Jadi, bila Anda merasakan wajah sudah hampir memerah, “Jangan terlalu dirasakan. Teruskan saja pekerjaan Anda, “ saran Elayne Snyder, seorang professional di New York Unversity. Semakin Anda memusatkan perhatian pada pipi Anda yang ‘terbakar’, reputasi Anda pun ikut ‘hangus’ bersamanya.


2. Perusak Reputasi #2 : Tangisan. “Bila Anda menangis pada jam kerja, apalagi mengenai sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan di depan bos Anda, menunjukkan bahwa Anda tidak mampu untuk mengatasi stress dalam bisnis, “ jelas AnneMarie Sabath, pengarang buku Business Etiquette : 101 Ways to Conduct Business With Charm and Savvy (Career Press, 1998). Selain membuat Anda kelihatan lemah dan control diri, mengangis di temapt kerja membuat reputasu Anda menurun dalam perusahaan. Lalu bagaimana Anda bersikap ketika mata sudah berkaca-kaca, jika Bos memarahi,memaki dan merendahkan Anda, karena kesalahan pekerjaan? Lebih baik simpan cerita sedih dalam hati. “Jangan minta maaf, mencoba menerangkan atau mengarng alasan. Manajer Anda bukanlah ibu, ayah atau psikolog Anda,” kata Anne Marie. Lebih baik Anda mengambil napas dalam-dalam dan hitung sampai lima. Katakan, “permisi” dan kembali bekerja.

3. Perusak Reputasi #3 : Cara Anda Berbicara. “Menilai seseorang dari caranya berbicara adalah hal yang paling mudah. Cara Anda berbicara member impresi pada orang lain tentang intelejensi dan kompetensi Anda” menurut Betty Horwitz, Ph.D., seorang patologis di New York. Bila Anda berbicara terbata-bata, bisa-bisa terhambat juga kesuksesan karir Anda. Salah satu cara yang dilakukan orang di kantor adalah menambahkan kata-kata pengisi seperti “em” atau ‘’ee”. Kata-kata ini mencerminkan kalau Anda ragu-ragu, nervous dan kurang cerdas. 

Supaya Anda lancar berbicara, Elayne menyarankan agar menulis kata-kata seperti, “jangan katakana em! Lebih baik diam sejenak!” Jangan lupa juga untuk memperhatikan kecepatan dan cara Anda berbicara. “Jika Anda berbicara seperti anak kecil, jangan harap orang lain akan memperlakukan Anda seprti orang dewasa,” imbuh Elayne. Atau, berbicara dengan nada yang tinggi, sumbang dan suara berat, dapat mengirimkan siyal pada orang lain bahwa Anda mudah nervous dan kurang ‘PD’. Cara terbaik untuk mengetahui nada suara Anda sendiri, adalah dengan merekam suara dan mendengarkannya kembali. Tingkatkan karir Anda dengan berbicara dalam nada pasti. Anda akan kedengaran lebih dewasa, cerdas dan professional.

4. Perusak Reputasi#4 : Berbusana Asal. Sepatu kets dan celana denim berwarna gelap memang sedang tren. Tapi apakah busana tersebut pantas dikenakan di kantor. Apakah Anda sedang berusaha membuktikan pada orang sekantor bahwa Anda adalah seorang yang funky dan modis serta up-to-date terhadap perkembangan fashion? 

Model pakaian yang tidak sesuai untuk dikenakan di kantor akan membuat bos Anda salah mengartikannya: Anda tidak dapat dipercaya untuk tugas yang penting. “Anda harus mengenakan busana sesuai dengan pekerjaan yang sesuai dengan pekerjaan yang Ada inginkan, bukan yang Anda miliki. Maka ,sebelum mengenakan pakaian di pagi hari, bertanyalah pada diri sendiri : ‘Apakah bos saya berkenan dengan busana ini?’,” kata Lois. Selain faktor busana, faktor penataan rambut dan make-up juga memiliki andil terhadap penampilan Anda secara keseluruhan. Berbusana konservatif setiap hari tidak selalu membosankan kok, karena sisi positifnya Anda tidak terlalupusing memikirkan busana apa yang harus Anda pakai setiap hari. Karena yang terpenting, setelan tersebut membuat Anda merasa dan bisa beraksi secara lebih professional.

5. Perusak Reputasi#5 : Demam Panggung. Segala cara sudah dicoba untuk menghilangkan demam panggung, misalnya tarik napas dalam-dalam sebelumnya atau menguasai materi dengan sempurna melalui latihan pra-presentasi. Bahkan,ada yang menyarankan membayangkan penonton dengan pakaian dalamnya saja dan yang paling sering disarankan adalah menganggap mereka (maaf) monyet. Sayang, cara ini tidak sukses bagi semua orang. Apalagi yang memang sudha dari ‘sono’ nya memang gampang nervous bila dihadapkan dengan orang banyak. Hal ini merupakan masalah penting, mengingat kebanyakan bos memandang bahwa komunikasi yang baik di hadapan public (walaupun hanya grup kecil) adalah skill bisnis yang paling dasar. “Kunci untuk mengatasi demam panggung adalah menyadari bahwa tak ada yang lebih dari energi yang tidak tersalurkan. Anda tinggal mencari jalan untukmenyalurkan energi yang berlebihan ini,” kata Clifford Abramson, seorang pelatih percakapan di New York. 

Clifford menyarankan untuk melakukan aktifitas fisik sesaat sebelum Anda berbicara di muka umum, misalnya push up, loncat-loncat atau sekedar mengepalkan tangan atau meremas-remas kertas. Cara lain yang bisa Anda tempuh adalah tertawa sepuas-puasnya. Menurut studi yang dilakukan oleh American Psychological Sociaety, pelajar yang menonton sitcom “Seinfield” sebelum ujian lisan, memiliki tingkat stress yang lebih rendah dibanding mereka yang tidak. Namun, berhubung serial “Seinfield” sudah tidak tayang di Indonesia, Anda dapat membaca buku humor atau teleponlah teman Anda yang terkenal kocak itu.

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top