GuidePedia

0
Kalau banyak yang beropini 'enak ya jadi yang mulia teteh Piera, bisa jalan-jalan keliling Italia!?!?' Weiiiiiits tunggulah dulu wahai kawan kalian semua sadayana sa-Endonesiah. There were a lot of things to prepare.

Udah bukan kabar baru lagi, kalau harga transportasi di Eropa itu suka bikin saya boker sambil sikap lilin sempurna-mandra guna. Tapi, emang fasilitas yang ditawarkan itu sungguh enak luar biasa sih. Okeh, sebagai perbandingan, saya bandingkan harga tiket kereta api paling murah dari Castiglione Cosentino (Rende, tempat saya tinggal) ke Roma Termini (salah satu stasiun tersibuk di Italia. Kalau di Indonesia mah kaya stasiun 'Jakarta Kota' kali ya), itu bisa menghabiskan 32 euro atau sekitar 400rebu, sekali jalan, dengan jarak yang hampir sama dengan Jakarta-Solo.

Untuk mengurangi biaya transportasi, saya sering memutuskan untuk jalan kaki ke mana-mana, 2 KM itu udah kaya 200 meter buat saya. Nah, yang jadi concern utama adalah ukuran betis saya yang makin sekseh dan sepatu saya yang semakin minta dikasih makan (dibaca: menganga lebar).

Di antara beberapa sepatu yang saya bawa ke Italia,









Sepatu merk nike (nggak pake 'Ardila', red) ini adalah paporit yang mulia teteh Piera. Talinya terbuat dari benang sutra import dari pegunungan di Tiongkok, terbalut dari kulit lembu yang tinggal di pegunungan Andes, dan disepuh emas asli dari sebuah tambang mineral di pedalaman Tajikistan. Kyaaaa~ Kyaaaa~ Ketauan banget ngibulnya!

Well, sepatu ini sebenernya sepatu turunan dari si Mamam, waktu beliau masih gemar berlatih Kung Fu bersama biksu Fa Hai, itu lhoooo biksu yang ngurung Pai Su Cen si Siluman Ular Putih di 1000 pagoda. Namun, apa daya, setelah asam uratnya sering kambuh, si Mamam membiarkan sepatu merk Nike (nggak pake 'Ardila', red) jatuh ke tangan yang mulia Teteh Piera.






Sumpeh susu lu tumpeh, nih sepatu comfy abeees. Dia juga jadi saksi bisu perjalanan saya travelling around Italy. Tetapi, itu semua tinggal kenangan….

Di pagi yang mendung di Calabria, saya mau pergi keluar apartment untuk membuang sampah. Saya pakai si nike (nggak pake 'Ardila', red) ini dan……Oh my goat! Oh kambingku! Dia sudah terkapar dengan lemas di samping rak sepatu. Solnya terbuka dengan lebar tampak seperti orang yang kehabisan nafas. Saya berpikir untuk memberinya nafas buatan, tapi saya keburu tersadar, kalau dia itu cuma sebuah sepatu.






'Ooooooh tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak ciripaaaaaaaaaaaaaaa! Ya Tuhan, apa salah hamba??? Mengapa Tuhan? Mengapaaaaaaaaaaaaaa??? Mengapaaaaaaaaaaaaaa???? Setelah Kau mengambil Christian Sugiono dari genggamanku, Kau ambil juga sepatu kegemaranku???' Teriak saya sambil guling-gulingan di lantai. Ngggg, lebay abis ya? Intinya mah, saya sediiiih banget.

Well, kudu beli sepatu lari baru nih! Saya lagi ngincer sepatu nike (nggak pake 'Ardila', red) yang satu ini,






Tapiiiiii, beasiswa yang saya dapatkan tidak meng-cover duit buat beli sepatu. It needs some money to buy it. Hmmmmmmmmmm, it's time to find some part time jobs!


P.S: 'Ya Allah, aku nggak jadi sebelnya. Walaupun Engkau telah merebut Christian Sugiono dan sepatu paporitku, tapi Engkau tidak merebut kemenangan dari tangan Arsenal malam iniiii, djazakallahu khairan kasiran…' Kecup penuh mesra membabi buta buat ayang Arshavin dan akang Van Persie! Cup cup muaaaaaaaaaaah!

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top