GuidePedia

0
Pulau Sempu

Tidak terasa matahari akhirnya tenggelam juga. Malam sudah datang dan Segara Anakan menjadi cukup sunyi. Malam hari ini kami menghabiskan waktu untuk bermain kartu di dalam tenda dengan bermodalkan penerangan yang seadanya. Sementara rombongan lain yang juga ngecamp disini terdengar bernyanyi-nyanyi dengan gitar yang mereka bawa.

Saat jam saya sudah menunjukkan pukul 22.00, saya sudah mulai merasa ngantuk dan ingin beristirahat. Lagipula sudah tidak ada lagi kegiatan yang bisa dilakukan di malam hari disini selain tidur. Saya mengambil sleeping bag saya di ransel. Tadinya saya akan tidur di dalam tenda, tapi mendadak keinginan saya berubah. Saya tiba-tiba ingin tidur di luar saja. Saya kemudian mengelar jas hujan sebagai alas tidur. Eh nggak taunya si Adha juga tidur di luar. Alhasil saya dan Adha tidur di luar, sedangkan Agung, Iqbal, dan Ferdy berada di dalam tenda.

Bukan hal yang sulit bagi saya tidur di tempat terbuka asalkan dengan menggunakan sleeping bag. Kalau nggak gitu bisa masuk angin nanti. Saat mulai merebahkan badan di dalam sleeping bag, Segara Anakan menjadi sangat sunyi karena rombongan lain yang semula bermain gitar juga sudah berhenti. Yang terdengar hanya suara ombak saja. Langit malam itu juga sangat cerah sehingga bintang dan bulan terlihat sangat jelas.

Sebelum tidur saya memasang slayer untuk menutupi hidung dan muka saya. Kenapa demikian? Pada malam hari akan turun embun. Saat tidur di tempat terbuka seperti ini jika tidak menutup hidung dengan kain kita akan merasa sesak karena menghirup uap air yang cukup banyak. Setelah semua ritual selesai saya dapat tidur dengan nyenyak untuk menghilangkan rasa lelah saya.

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top