NEW YORK- Tujuh negara Amerika Latin secara resmi telah mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Inisiatif ini dipimpin oleh Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva. Ia mengumumkan pengakuan negara Palestina pada 3 Desember silam.
Langkah Brasil diikuti enam negara Amerika Latin lainnya: Argentina, Bolivia, Cile, Ekuador, Uruguay, dan Venezuela. Menurut sumber diplomat di PBB, Peru dan Paraguay akan menyusul ketujuh negara lainnya.
Phyllis Bennis, salah satu direktur pada Institut Studi Kebijakan yang bermarkas di Washington, mengatakan keputusan negara-negara Amerika Latin merupakan indikator penting meningkatnya keterlibatan Amerika Latin dalam isu penjajahan Israel di Timur Tengah.
Ia mengatakan tak satu pun dari negara-negara Amerika Latin tersebut termasuk dalam sekitar seratus negara yang mengakui Palestina setelah Deklarasi Kemerdekaan Palestina pada 1988.
‘’Kebanyakan mereka pada saat itu masih di bawah pemerintahan diktator yang didukung AS atau pemerintahan neoliberal yang masih bergantung pada Washington, ’’ kata Bennis.
Mouin Rabbani, editor Middle East Report yang bermarkas di Washington, mengatakan manuver Amerika Latin untuk mengakui Palestina sebagai negara merdeka harus dilihat dalam konteks meningkatnya ketidakpercayaan komunitas internasional kepada AS dalam diplomasi Timur Tengah.
Dalam dekade terakhir, katanya, Amerika Latin muncul sebagai pemain yang independen dan percaya diri di tataran global, yang menyebabkan meningkatnya tensi antara mereka dengan Washington. ‘’Keinginan Brasil untuk menantang dominasi AS dalam isu Timur Tengah mulai tampak saat Brasil bergabung dengan Turki untuk bekerja sama dengan Iran dalam masalah nuklir.
Ke depan, manuver- manuver seperti ini akan terus muncul, ’’ katanya. Hadirnya Brasil, Argentina, dan Cile dalam daftar pengakuan negara Palestina juga memberi semacam perlindungan politik bagi negara-negara yang lebih kecil yang beraliran kiri seperti Ekuador, Uruguay, Bolivia, dan Venezuela.
Negara-negara ini menghadapi tekanan internasional (AS) yang besar.
Alasan lainnya mengapa Amerika Latin lebih berinisiatif mengakui negara Palestina dibanding Asia atau Afrika adalah karena sebelumnya Amerika Latin sangat dikontrol oleh AS yang merupakan pendukung setia Israel. ‘’ Juga karena hubungan kuat antara Israel dengan berbagai rezim diktator sebelumnya yang berkuasa di banyak negara Amerika Latin. ’’
sumber: republika.co.id
Langkah Brasil diikuti enam negara Amerika Latin lainnya: Argentina, Bolivia, Cile, Ekuador, Uruguay, dan Venezuela. Menurut sumber diplomat di PBB, Peru dan Paraguay akan menyusul ketujuh negara lainnya.
Phyllis Bennis, salah satu direktur pada Institut Studi Kebijakan yang bermarkas di Washington, mengatakan keputusan negara-negara Amerika Latin merupakan indikator penting meningkatnya keterlibatan Amerika Latin dalam isu penjajahan Israel di Timur Tengah.
Ia mengatakan tak satu pun dari negara-negara Amerika Latin tersebut termasuk dalam sekitar seratus negara yang mengakui Palestina setelah Deklarasi Kemerdekaan Palestina pada 1988.
‘’Kebanyakan mereka pada saat itu masih di bawah pemerintahan diktator yang didukung AS atau pemerintahan neoliberal yang masih bergantung pada Washington, ’’ kata Bennis.
Mouin Rabbani, editor Middle East Report yang bermarkas di Washington, mengatakan manuver Amerika Latin untuk mengakui Palestina sebagai negara merdeka harus dilihat dalam konteks meningkatnya ketidakpercayaan komunitas internasional kepada AS dalam diplomasi Timur Tengah.
Dalam dekade terakhir, katanya, Amerika Latin muncul sebagai pemain yang independen dan percaya diri di tataran global, yang menyebabkan meningkatnya tensi antara mereka dengan Washington. ‘’Keinginan Brasil untuk menantang dominasi AS dalam isu Timur Tengah mulai tampak saat Brasil bergabung dengan Turki untuk bekerja sama dengan Iran dalam masalah nuklir.
Ke depan, manuver- manuver seperti ini akan terus muncul, ’’ katanya. Hadirnya Brasil, Argentina, dan Cile dalam daftar pengakuan negara Palestina juga memberi semacam perlindungan politik bagi negara-negara yang lebih kecil yang beraliran kiri seperti Ekuador, Uruguay, Bolivia, dan Venezuela.
Negara-negara ini menghadapi tekanan internasional (AS) yang besar.
Alasan lainnya mengapa Amerika Latin lebih berinisiatif mengakui negara Palestina dibanding Asia atau Afrika adalah karena sebelumnya Amerika Latin sangat dikontrol oleh AS yang merupakan pendukung setia Israel. ‘’ Juga karena hubungan kuat antara Israel dengan berbagai rezim diktator sebelumnya yang berkuasa di banyak negara Amerika Latin. ’’
sumber: republika.co.id
Post a Comment Blogger Facebook