GuidePedia

0

Jakarta - Iptu Irsol tentunya tidak akan pernah lupa pada insiden mirip film action yang terjadi di kantor tempatnya mengabdi, Mapolsek Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumut. Irsol adalah satu dari dua saksi hidup atas serangan membabi buta belasan pria bersenjata pada Rabu dinihari itu.

Bagaimana Irsol selamat dari serangan yang menewaskan 3 rekan kerjanya itu? "Saya menyelamatkan diri di balik tembok belakang WC," ujar Iptu Irsol yang menjabat Kanit Reskrim Polsek Hamparan Perak itu saat dihubungi detikcom, Rabu (22/9/2010).

Sembari berlindung, Irsol mendengarkan rentetan timah panas yang dimuntahkan penyerang. "Sebelah kamar saya diberondong tembakan. Di dalam ruangan itu ada anggota yang lagi kerja menyiapkan berkas," ceritanya.

Irsol mengisahkan, sebelum kejadian, tepatnya pada pukul 23.00 WIB, dia sempat mengingatkan anggotanya yang tengah berjaga di luar agar waspada. Kewaspadaan tentu saja terkait dengan penangkapan Densus 88 terhadap sejumlah orang di Hamparan Perak. Setelah mengingatkan hal itu, Irsol pun masuk ke dalam ruangan kerjanya.

"Saya kebetulan lagi ada kerjaan agak padat, jadi waktu itu tidur di kantor. Saya nonton TV terus sambil telayang (hampir tertidur nyenyak)," katanya.

Tak lama, tiba-tiba saja, Irsol terbangun dan dikejutkan dengan suara dentuman senjata sebanyak 3 kali. Sambil berusaha menenangkan diri, Irsol buru-buru mematikan TV. Menyusul suara pecahan kaca yang cukup banyak dan diikuti dentuman senjata bertubi-tubi, Irsol pun mengambil langkah menyelamatkan diri.

"Yang di dalam saat itu ada 5 orang (polisi) termasuk saya. Saat itu memang saya berusaha tenang dan nggak gugup supaya bisa mengontrol situasi. Saya sudah siapkan kalau memang mereka (penyerang) di hadapan saya. Meskipun saya sedang tidak bawa senjata saat itu," jelasnya.

Irsol menyelamatkan diri dengan bersembunyi di belakang tembok WC. Karena itulah dia tidak bisa melihat jelas wajah para pelaku. Sedangkan anggotanya yang selamat lainnya, Bripda Sembiring, menyelamatkan diri dengan tiarap di bawah meja. Sembiring saat itu membawa senjata revolver, namun karena mengingat perlawanan juga tidak akan seimbang, Sembiring mengambil langkah menyelematkan diri.

"Pak Sembiring lagi di ruangannya. Setelah penyerangan dia langsung bangun, matikan lampu dan standby. Memang ada revolver, kalau pelaku datang ya dia tetap standby juga karena meski melawan tetap nggak seimbang," ungkapnya.

Jika Irsol dan Sembiring berhasil menyelamatkan diri, tidak demikian dengan tiga polisi lainnya.Dua personel yang sedang berada di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) tewas, demikian juga yang sedang berada di ruang Reskrim dekat sel.

Kejadian itu hanya berlangsung singkat, namun bagi Irsol yang mengalami langsung, tentu waktu berjalan lambat dan terasa menegangkan.

Irsol baru keluar dari persembunyiannya setelah gerombolan penyerang meninggalkan lokasi. Dia segera menghubungi Kapolsek Hamparan Perak Kompol Murdani. Masyarakat di sekitar lokasi juga turut membantu memadamkan mobil kantor Polsek yang sempat dibakar dan membawa korban tembak ke rumah sakit terdekat.

"Saya setelah itu langsung hubungi Pak Kapolsek minta pantulan ke Polres. Pukul 01.00 WIB, Kapolda juga sudah ada di sini," ceritanya.

Meskipun baru saja menyaksikan insiden menyeramkan, Irsol tetap mengantor hari ini untuk membereskan kantornya yang berantakan. "Biasa saja, nggak trauma," ujarnya.

Dengan adanya kejadiaan ini, Polsek Hamparan Perak sudah berkoordinasi dengan Polsek Belawan dan Medan Labuhan. Penjagaan pun ditingkatkan di 3 polsek ini. "Ya mungkin ada penjagaan lebih kali ya. Kita sudah koordinasi," ujar Irsol.
(gus/nrl)

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top