GuidePedia

 
 
Jakarta - Saat tarif KRL Commuter Line (CL) makin murah dari Rp 9.000 menjadi Rp 2.000, ongkos parkir di stasiun kini malah naik. Padahal kebanyakan pelanggan KRL biasanya memakai motor atau mobil menuju stasiun sebelum menaiki kereta.

"Tarifnya lebih tinggi (dibanding sebelumnya), tentunya pelayanan lebih baik," kata Kahumas PT KAI Daop I Sukendar Mulya kepada detikcom, Jumat (6/9/2013),

Sukendar mengatakan, PT KAI tentunya berupaya memberikan pelayanan yang terbaik untuk pelanggan KRL. Menurutnya besaran tarif itu tidak memberatkan. "Masalah parkir memang diurus oleh anak perusahaan tapi kita terus berupaya agar parkiran bisa aman dan nyaman," katanya.

Secara terpisah, moderator milis KRL Mania Nurcahyo menyatakan kenaikan ini membuat banyak pengendara memilih memarkir kendaraan di luar stasiun. Hal ini disebabkan tarif parkir di luar stasiun lebih murah dan sifatnya flat yaitu Rp 3.000 untuk motor.

"Kalau di luar memang lebih murah dan biasanya tarifnya tetap," katanya.

Nurcahyo mencontohkan kenaikan tarif di Stasiun Pondok Cina sudah terjadi beberapa waktu lalu. Saat ini tarif parkir mobil yang awalnya Rp 6.000 kini menjadi Rp 8.000 per hari. Lokasi parkir itu juga tak berkanopi.

"Kalau yang naik motor kemudian hujan, helmnya kehujanan," katanya.

Tarif baru ini diberlakukan per zona, sehingga antar-stasiun memiliki tarif parkir yang berbeda.

PT KAI telah melakukan sterilisasi pedagang di stasiun-stasiun yang ada di sepanjang Jabodetabek. Perusahaan ini kemudian membuat lahan parkir untuk menampung kendaraan pelanggan angkutan umum tersebut.

Sterilisasi ini dilakukan hampir bersamaan dengan pelaksanaan tarif progresif alias berdasar jarak, membuat tarif KRL menjadi makin murah. Murahnya tarif memicu penumpang yang berjubel. 
 

Beli yuk ?

 
Top