GuidePedia

 [imagetag]

Jakarta -Cepat menyerang, cepat pula menghilang. Itulah yang dilakukan sekitar 17 orang bersenjata saat menyerbu Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, dan mengeksekusi mati empat tahanan. Tapi tak ada gerak yang tak meninggalkan jejak.

Berikut ini temuan penyidik polisi, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, dan kesaksian sejumlah saksi mata:

SENJATA:
Senapan laras panjang, pistol, granat. Sebanyak 31 selongsong dan 20 proyektil yang ditemukan di lokasi kejadian menunjukkan ukuran peluru 7,62 milimeter. (TNI Benarkan Pesan Peluru 7,62 mm ke Pindad)

PAKAIAN:
Memakai penutup wajah dengan kedua mata saja yang terlihat. Memakai rompi hitam antipeluru, bersepatu kets hitam, ada juga yang memakai sepatu standar pakaian dinas lengkap panjang (PDL) atau sepatu lars hitam. (Granat di Rompi)

PERAWAKAN:
Berbadan tegap dengan tinggi yang hampir sama. "Tak ada yang berperut gendut," kata istri kepala sipir. Sejumlah saksi melihat posisi siaga mereka seperti aparat yang tengah berjaga.

SANDI:
Polisi menyebutkan, penyerang menggunakan sandi khusus.

OPERASI:
Penyerangan dilakukan terencana, taktis, dan hanya butuh waktu sekitar 15 menit. Ada yang bertindak sebagai eksekutor, penjemput Kepala Keamanan Lapas, time keeper, pengawas situasi sekitar, dan ada yang bertugas menghilangkan barang bukti, seperti mengambil CCTV.

MOTIF:
Diduga balas dendam. Empat tahanan yang tewas itu adalah tersangka penganiayaan hingga tewas Sersan Satu Santoso, anggota Kopassus Kandang Menjangan, Surakarta. Seorang tahanan yang menyaksikan langsung penembakan itu sempat berteriak, â??Hidup, Kopassus!â??

Beli yuk ?

 
Top