GuidePedia

0


Parahyangan/Priangan/Preanger, sebuah daerah di Jawa Barat yang subur, makmur, memiliki seribu pesona alam, dikelilingi oleh rangkaian pegunungan dan banyak sungai. Selain terdapat banyak gunung, di daerah ini juga terdapat beberapa danau/situ yang indah dan mempesona, baik yang alami maupun yang buatan. Berikut ini adalah beberapa danau/situ di Parahyangan.

Beberapa Situ/Danau di Tanah Parahyangan
Situ Cileunca


Situ Cileunca berada 45 KM sebelah selatan Kota Bandung dan 185 KM dari Kota Jakarta, Situ Cileunca berada di ketinggian 1550 M dpl dan dikelilingi oleh dua perkebunan teh Malabar yang dikelola oleh PTPN VIII, Situ Cileunca letaknya tak jauh dari kecamatan Pangalengan, genangan air seluas 180 hektar ini diapit oleh dua Desa yaitu Desa Wanasari dan Desa Pulosari.

Menurut sejarah Situ Cileunca merupakan kawasan pribadi seorang warga Belanda bernama Kuhlan yang dulu menetap di Pangalengan. Dalam pembangunannya Situ Cileunca dilaksanakan dalam waktu yang cukup lama yaitu selama 7 tahun ( 1919 – 1926 ) dengan membendung aliran sungai kali Cileunca, sehingga terbuatlah sebuah situ yang akhirnya menjadi sebuah bendungan yang sekarang diberi nama Dam Pulo. Uniknya dalam pembangunan Situ Cileunca ini berdasarkan cerita para orang tua dahulu situ ini dibangun oleh banyak orang tetapi tidak menggunakan cangkul tetapi mengunakan halu. Pembangunan Situ Cileunca ini dikomandoi oleh dua orang pintar yakni juragan Arya dan Mahesti.

Pada zaman Kolonial Belanda, Situ Cileunca digunakan sebagai salah satu sumber listrik bagi kota Bandung, selain itu juga debit airnya juga digunakan sebagai cadangan sumber air bersih bagi kota Bandung dikala itu dengan kapasitas air 9.89 juta M3.

Situ Patengan


Situ Patenggang atau Situ Patengan adalah suatu danau yang terletak di kawasan objek wisata alam Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia, tepatnya di Ciwidey. Terletak di ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut, danau ini memiliki pemandangan yang sangat eksotik.

Danau Patenggang atau lebih dikenal dengan nama Situ Patenggang oleh masyarakat setempat, menempati areal seluas 150 Ha. Dulunya kawasan ini merupakan kawasan cagar alam atau taman nasional, namun pada tahun 1981 telah resmi berubah menjadi sebuah taman wisata.

Kawasan ini memiliki sebuah legenda sehingga muncul nama Situ Patenggang. Sejarah atau mitos tentang Situ ini muncul ke permukaan disebabkan karena seorang pangeran dan seorang putri yang saling jatuh cinta. Namun perjalanan cinta mereka tidak semulus dan seindah yang dibayangkan oleh keudanya karena dipisahkan oleh keadaan. Sehingga air mata mereka membentuk sebuah situ atau danau. Selanjutnya danau itu dinamai dengan situ patenggang yang diambil dari kata pateangan-teangan yang berasal dari bahasa sunda yang artinya saling mencari-cari.

Situ Lembang


Situ Lembang merupakan danau yang berada di Kawasan Lembang dan terletak di kaki Gunung Tangkuban Parahu dan kaki Gunung Burangrang. Danau ini terletak 1.567 meter dpl. dan mempunyai curah hujan 2.500mm/tahun dengan suhu udara 15-25C. Areal Situ Lembang memiliki luas 74 hektar.

Di sini, kita dapat melakukan lintas alam, memancing dan berperahu didanau. Areal seluas 74 ha ini tadinya merupakan hutan produksi. Danaunya yang mempesona merupakan salah satu daya tarik obyek wisata ini sehingga dapat dikembangkan sebagai tempat melepas penat.

Situ Bagendit

Situ Bagendit berada di Banyuresmi, Garut. Danau ini terletak di ketinggian 701 m di atas permukaan laut.

Objek wisata ini memiliki potensi pemandangan alam yang cukup menarik, sebuah danau besar dengan latar belakang gunung yang menjulang tinggi terlimuti awan di bagian atasnya nampak indah dipandang mata. Beberapa rakit terbuat dari bambu dengan atap dan tempat duduknya yang berwarna-warni, siap mengantar pengunjung untuk mengarungi danau. Tidak hanya rakit, perahu kecil berbentuk angsa dan kano juga disediakan bagi mereka yang ingin lebih privasi dalam menikmati perjalanan melintasi danau. Sekumpulan bunga teratai tampak bermekaran disalah satu sudut danau.

Situ Cibeureum


Situ Cibeureum terletak hutan Legok Pulus, Samarang, Garut. Situ Cibeureum merupakan salah satu “Arboreteum” yang berfungsi sebagai pusat penelitian flora dan fauna. Arboretum Situ Cibereum merupakan satu dari tiga arboretum yang ada di Indonesia. Lokasi yang di perkirakan merupakan danau purba ini,juga me menjadi tempat konservasi air. Debit airnya yang mencapai 1.500 liter/ detik bisa mengairi areal persawahan di empat desa seluas 900 ha lebih.

Lokasi Situ Cibereum sendiri,tidak terlalu jauh dari pusat kota. Sepanjang perjalanan menuju lokasi wisatawan akan dimanjakan dengan panorama alam yang indah. Karena jaraknya yang relatif dekat dari pusat kota, wisatawan tidak perlu khawatir dengan akses transportasi dan akomodasi. Jadi kalau anda berlibur ke Garut, kenapa tidak mencoba dating dan menikmati eksotisme Situ Cibereum.


Situ Lengkong


Situ Lengkong terletak sekitar 35 km sebelah utara kota Kabupaten Ciamis atau 15 km sebelah barat Kota Kawali, berbatasan di sebelah utara dengan wilayah talaga Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan, suatu lingkup wilayah komunitas yang dulu dikenal sebagai pusat kerajaan Panjalu. Temuan-temuan data kepurbakalaan, nilai- nilai sosial kultural serta jejak kesejahteraan lainnya yang kini masih terlestarikan, memberikan petunjuk tentang masa lalu kota itu. Sebagai kota kerajaan kuno yang dikenal sebagai kerajaan Soko Galuh Panjalu. Ibu kota Kerajaan itu dibangun pada areal suatu danau (situ) seluas 70 Ha, yang kini disebut Situ Lengkong, terletak disepanjang tepi utara kota Panjalu, sekarang terdapat tiga buah Nusa (pulau kecil). Pada situ tersebut yang masing- masing digunakan sebagai tempat bangunan Istana Kerajaan, Kepatihan dan staf kerajaan dan sebagai taman rekreasi. Pendiri ibu kota kerajaan adalah tokoh karismatik leluhur Panjalu bernama Borosngora Raja Panjalu islam pertama.

Wisatawan yang datang ke Panjalu pada umumnya adalah para penziarah mengunjungi Tokoh Raja Panjalu, teristimewa pemakaman Prabu Harian Kancana di Nusa Situ Lengkong (Situ Istana Kerajaan) serta danau itu sendiri yang bernuansa religius, disamping itu juga mengunjungi Musium Bumi Alit. Dimana disimpan benda- benda peninggalan bersejarah seperti Menhir, Batu Pengsucian, Batu Penobatan, naskah- naskah dan benda- benda pekakas peninggalan milik Raja-raja dan Bupati Panjalu masa lalu, terutama perkakas yang disebut benda pusaka Panjalu yang berupa Pedang, Cis dan Genta (lonceng kecil) peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora

Lihat yg lebih 'menarik' di sini !

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top