GuidePedia

0


KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Warga negara Indonesia yang merupakan pengungsi gempa dan tsunami Jepang tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (15/3/2011).

KOMPAS.com — Neil Ikhsan (20) tak pernah menyangka pada Jumat (11/3/2011) lalu sebuah goncangan gempa tiba-tiba terjadi sedemikian kuatnya. Selama dua tahun ia tinggal di Jepang, tepatnya di Fukushima, gempa memang kerap kali terjadi, tetapi tak sebesar hari itu. Gedung-gedung bergetar hebat. Peralatan di perkantoran, rumah, ataupun di kampus-kampus berserakan. Semua orang hanya bisa berpikir untuk menyelamatkan diri masing-masing menuju ruang terbuka.
'Pas gempa ada alarmnya, tapi di sana gempa itu biasa. Goyang-goyang, tapi kenapa ini lama sekali tidak berhenti-henti,' ungkap Neil, Selasa (15/3/2011) di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta.
Neil yang merupakan mahasiswa Fukushima Technology College menceritakan, saat itu warga Jepang berhamburan keluar rumah. Tak lama berselang, sebuah ledakan besar terjadi dari arah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
'Saya sedang kumpul dengan teman-teman, orang-orang sudah ramai ada nuklir yang meledak. Dari jauh saya lihat asap tebal hitam sudah ke atas, orang-orang panik takut terkena radiasi,' ujarnya. Api yang membubung ke langit begitu hitam dan akhirnya semakin membesar.
Warga yang berada di wilayah yang sama dengan PLTN tersebut khawatir akan terkena dampak radiasi nuklir yang mampu menimbulkan penyakit kanker tersebut. 'Dalam waktu singkat, kota itu langsung kayak kota mati, saya keluar rumah sudah tidak ada orang,' ujar Neil.
Tak mau bernasib naas, Neil kemudian berusaha mengontak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo. Pihak KBRI di Tokyo menyarankan Neil ke rumah sakit terdekat untuk mengecek kondisi tubuhnya.
'Di sana saya ditanya macam-macam, ditanya soal self defense sampai akhirnya bisa pulang ke sini. Saya sempat khawatir kena radiasi, tapi akhirnya dinyatakan tidak kena. Sebelum berangkat dari Tokyo pun, Pemerintah Jepang mengecek kami lagi,' ucap Neil.
Ia pun bersyukur dirinya bisa lolos dari jerat radiasi yang mematikan itu. Saat ini, pria asal Riau tersebut hanya bisa berharap dapat kembali ke Jepang dan menamatkan studinya di Negeri Sakura.
Neil merupakan satu dari 99 WNI yang berhasil dievakuasi tahap pertama dari Jepang oleh Kementerian Luar Negeri RI. Berdasarkan data, ada sekitar 31.517 WNI yang berada di Jepang. Sebagian besar dari mereka merupakan mahasiswa yang tengah menuntaskan studinya, dan beberapa merupakan pekerja sektor formal sebanyak 16.652 orang dan sektor jasa sebanyak 51 orang.

(Kompas.com)

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top