Grup A:
Afrika Selatan
Manajer : Carlos Alberto Parreira
Pemain Kunci : Kagisho Dikgacoi
Penampilan Terbaik: Babak pertama (1998, 2002)
Ranking Dunia : 86
Masuk ke turnamen akbar sebagai tuan rumah memang memberi keuntungan - langsung lolos tanpa harus berjuang keras di babak kualifikasi. Akan tetapi, masalah kurang bertanding menjadi satu kelemahan dan Afrika Selatan harus menggantiknya dengan persiapan penuh menghadapi turnamen yang diselenggarakan di negaranya. Seperti penyelenggaraan cabang olahraga lain di negara ini, warga Afrika Selatan dipastikan akan sangat mendukung tim nasionalnya.
Tim nasional Afrika Selatan tidak mencetak satu gol pun dalam Piala Afrika 2006 dan kemudian mencari manajer baru yang bisa membawa mereka ke Piala Dunia 2010. Parreira adalah pilihan mereka, namun bukan berarti tidak ada masalah. Manajer asal Brasil ini sempat keluar karena alasan keluarga, namun dia ternyata menjadi pelatih klub Fluminese di negara asalnya sebelum kembali ke Afrika Selatan bulan Oktober 2009. Tim ini memperlihatkan kemajuan pesat dalam Piala Konfederasi 2009 dengan menempati urutan keempat dari delapan tim yang turun. Akan tetapi tim nasional Afrika Selatan masih terpecah dan ada kekhawatiran mereka akan memalukan negara.
Meksiko
Manajer: Javier Aguirre
Pemain Kunci : Rafael Marquez
Penampilan Terbaik: Perempat Final (1970, 1986)
Ranking Dunia: 15
Meksiko memastikan penampilan ke 14 kali dalam Piala Dunia dengan satu pertandingan tersisa setelah menang 4-1 atas El Salvador -meski sekawanan lebah sempat membuat pertandingan dihentikan selama 10 menit. Tim asuhan Javier Aguirre ini memenangkan enam dari sembilan pertandingan untuk memimpin Grup setelah prestasi sebelumnya hancur saat dilatih Sven-Goran Eriksson.
Ini merupakan tim yang hebat dan Javier Aguirre adalah pelatih yang hebat. Kami kerja keras dan menyelesaikan tugas. Kredit untuk semua rekan saya dan pelatih. ~Rafael Marquez
Kapten tim Meksiko memuji pelatih Aguirre yang berhasil mengembalikan kepercayaan diri tim setelah hancur dibawah pimpinan Erikkson. Aguirre yang terkenal tegas memang berhasil meningkatkan tim ini dan tampaknya akan menjadi tim yang menyulitkan di Afrika Selatan, terutama dalam pertandingan di wilayah dataran tinggi. Pemain belakang Barcelona, Rafael Marquez, adalah bintang tim negara ini, namun pemain tengah Deportivo L Coruna, Andres Guardado dan pemain depan Arsenal Carlos Vela, adalah dua pemain berbakat. Sementara pemain depan West Ham Guillermo Franco menjadi satu pahlawan yang dielu-elukan di Upton Park.
Uruguay
Manajer: Oscar Tabarez
Pemain Kunci: Diego Forlan
Penampilan terbaik: Juara (1930, 1950)
Ranking dunia: 19
Uruguay yang pernah menjadi juara dunia dua kali berhasil memastikan tempat di final untuk yang ke 32 kali setelah menang agregat 2-1 atas Kosta Rika di pertandingan play off. Di babak kualifikasi Amerika Selatan Uruguay menampilkan prestasi yang tidak konsisten -menang enam kali, seri enam kali dan kalah enam kali. Dari semua tim yang lolos babak kualifikasi di wilayah itu, Uruguay hanya bisa mengalahkan Paraguay.
Masih banyak yang harus kami perbaiki. Dan kami akan membuktikannya di Piala Dunia. Saya sangat senang, sebagian besar pemain masih anak-anak ~Oscar Tabarez
Uruguay memiliki sejumlah pemain berbakat yang tampil prima bagi klub mereka, namun jarang berprestasi di tim nasional. Salah satu contohnya adalah pemain depan Atletico Madrid Diego Forlan yang jumlah gol yang dicetak di La Liga cukup besar tetapi gol bagi tim nasional jauh lebih sedikit. Akan tetapi, jika pemain-pemain besar ini bisa menunjukkan kinerja prima tim Uruguay akan bisa mengatasi ketidakmampuan berprestasi di panggung terbesar sepakbola ini.
Perancis
Manajer: Raymond Domenech
Pemain kunci: Franck Ribery
Penampilan terbaik: Juara (1998)
Ranking dunia: 7
Perancis lolos ke Afrika Selatan setelah menang di babak play off atas Republik Irlandia. Gol kemenangan Perancis berbau kontroversial karena bola yang ditendang oleh Williams Gallas menyentuh tangan Thierry Henry sebelum berbelok ke dalam gawang lawan.
Pertandingan itu sangat berat dan suatu keajaiban. Saya sangat yakin kami bisa lolos. Kami senang, seperti halnya seluruh pendukung bola Prancis. Saya tahu kami akan imbang dengan hasil 1-1 ~Raymond Domenech
Meski kontroversial, Perancis tetap akan berada di Afrika Selatan nanti dan sangat naif jika kita berasumsi mereka akan kandas di awal kompetisi karena penampilan mereka di babak kualifikasi. Tim nasional negara ini penuh dengan pemain berbakat seperti Patrice Evra dan Gallas di barisan pertahanan, Lassana Diarra dan Frack Ribery di lapangan tengah sementara barisan depan ditempati oleh Nicolas Anelka dan Thiery Henry. Akan tetapi, kemampuan manajer Raymond Domenech masih diragukan. Dia dianggap sebagai faktor yang menyebabkan tim yang begitu hebat berprestasi sangat buruk, dan untuk pertama kali dalam beberapa tahun, Perancis tidak dianggap sebagai tim yang pasti lolos ke babak terakhir Piala Dunia.
Grup B :
Argentina
Manajer: Diego Maradona
Pemain kunci: Lionel Messi
Penampilan terbaik: Juara (1978, 1986)
Ranking dunia: 8
Perjalanan Argentina di babak kualifikasi dibawah Diego Maradona tidak berjalan mulus. Dan mantan bintang sepakbola ini tampak semakin nyentrik ketika tekanan terhadap dirinya meningkat. Akan tetapi tim ini tampil bagus dalam pertandingan penentuan di Uruguay setelah gol Mario Bolatti berhasil memastikan tempat di Afrika Selatan. Sepanjang sejarah Argentina baru sekali gagal tampil di Piala dunia -tahun 1970- namun kemenangan ini memastikan Argentina menjadi negara keempat, dan tempat terakhir, sebagai wakil Amerika Selatan.
Saya ingin menyampaikan terima kasih karena mendapat keistimewaan memimpin Argentina ke Piala Dunia. Kemenangan ini untuk orang yang tidak percaya kepada tim nasional dan memperlakukan saya sebagai kotoran.~Maradona
Sementara mereka tampak paling lemah di sepanjang sejarah, kita tidak bisa benar-benar menganggap enteng tim yang berisi pemain terbaik dunia 2009, Lionel Messi, juga Sergio Aguero dan Angel di Maria. Namun, kebijakan pemilihan pemain yang ditetapkan Maradona cukup mencemaskan dan tim ini memang lemah di barisan belakang. Meski mereka memiliki sumber pemain yang bisa membuat tim ini kompetitif, sulit diramalkan prestasi mereka di Afrika Selatan. Apapun yang terjadi dengan Argentina, penampilan Maradona di pinggir lapangan akan menjadi satu tontontan tersendiri.
Nigeria
Manajer: Lars Lagerback (Februari 2010)
Pemain Kunci: Yakubu Aiyegbeni
Penampilan Terbaik: Babak kedua (1994, 1998)
Ranking Dunia: 22
Nigeria lolos kualifikasi melalui kemenangan dramatis 3-2 atas Kenya. Tim Super Eagles harus menang dalam pertandingan ini untuk menghalangi Tunisia. Mereka bangkit setelah ketinggalan 1-0 untuk memimpin 2-1, namun di menit ke 79 Kenya menyamakan kedudukan. Namun gol Obafemi Martins membukukan tempat Nigeria di Piala Dunia.
Tim Super Eagles sebenarnya menjadi favorit untuk menjuarai grup kualifikasi, akan tetapi mereka bermain imbang dalam tiga pertandingan. Dan ini menunjukkan kelemahan tim itu meski akhirnya mereka berhasil lolos. Tim yang diperkuat oleh pemain belakang Everton Joseph Yobo, pemain tengah Chelsea Jon Obi Mikel dan duo penyerang, Martins dan Yakubu, akan menjadi ancaman bagi tim lawan manapun tetapi mereka harus bermain penuh jika ingin mengulangi kesuksesan tim nasional Nigeria sebelumnya.
Korea Selatan
Manajer: Huh Jung-Moo
Pemain Kunci: Park Ji-Sung
Terbaik: Babak keempat (2002)
Ranking Dunia: 52
Tim Korea Selatan berhasil membukukan tempat di Piala Dunia untuk ketujuh kali setelah menang 2-0 atas Uni Emirat Arab. Park Chu-young dan Ki Sung-yueng mencetak dua gol dalam pertandingan itu. Empat kali menang dan dua kali seri di babak kualifikasi dengan kemasukan empat kali menunjukkan satu tim yang kompak dan terlatih ditambah dengan tekad dan kemampuan untuk berprestai.
Dibawah manajer Guus Hiddink, Korea Selatan berhasil masuk semi final Piala Dunia 2002 di kandang sendiri, mengalahkan Portugal, Italia dan Spanyol. Namun, tim ini akan sulit mengulangi prestasi itu dan lolos dari babak grup. Pemain tengah Manchester Untied, Park Ji-sung adalah kapten tim itu sekaligus pemain kunci, namun kerajinannya mengejar bola tidak bisa mengatasi kekurangan di sisi lain timnya.
Yunani
Manajer: Otto Rehhagel
Pemain Kunci: Giorgos Karagounis
Penampilan Terbaik: Babak Pertama (1994)
Ranking Dunia: 12
Yunani yang juara Piala Eropa 2004 lolos untuk pertama kali sejak tahun 1994 berkat pelatih veteran asal jerman Otto Rehhagel. Pelatih ini menjadi otak keberhasilan Yunani dalam Piala Eropa 2004 di Portugal. Setelah berada di urutan kedua Grup Dua dibawah Swiss, yang dua kali mengalahkan mereka, Yunani bertemu dengan Ukraina di babak play off. Tim ini menang 1-0 di kandang lawan setelah bermain seri 0-0 di Athena.
Rehhagel memiliki kemampuan memaksimalkan pemain yang ada. Dia meningkatkan status pahlawan di mata penggemar sepakbola Yunani, dengan meloloskan tim nasional ke Piala Dunia 2010. Tentu saja tim ini berharap bisa berprestasi lebih baik dibandingkan tahun 1994 saat itu Yunani tidak mendapatkan poin satupun. Pemain tengah, dan juga kapten, Giorgos Karagounis, demikian juga dengan pemain belakang Liverpool Sotirios Kyrgiakos, merupakan pemain kunci tim yang lebih mengandalkan kekompakan dibandingkan irama permainan. Bukan tidak mungkin Yunani kembali membuat kejutan terhadap tim-tim yang lebih kuat, tetapi tampaknya hal itu tidak akan terjadi dan kelihatannya Yunani hanya akan bertahan hingga babak kualifikasi grup di Afrika Selatan nanti.
Grup C:
Inggris
Manajer: Fabio Capello
Pemain Kunci: Wayne Rooney
Penampilan Terbaik: Juara (1966)
Ranking Dunia: 9
Inggris sangat jarang lolos kualifikasi dengan sangat mulus, namun dibawah kepemimpinan pelatih asal Italia Fabio Capell tim ini menemukan darah kehidupan baru. Tim ini lolos ke final setelah mengalahkan Kroasia 5-1 yang merupakan kemenangan tim yang kedelapan di Grup Enam, padahal masih tersisa dua pertandingan. Kemenangan atas Kroasia juga merupakan balas dendam setelah kalah 3-2 dalam babak kualifikasi Piala Eropa 2008 yang menjegal Inggris untuk berpartisipasi.
Hasil mengecewakan setelah tersingkir di perempat final di Piala Eropa 2004 dan Piala Dunia 2006, ditambah kegagalan lolos ke Piala Eropa 2008, merupakan prestasi buruk bagi sekelompok pemain yang dianggap sebagai 'generasi emas' pesepakbola Inggris. Akan tetapi, sebagian besar dari generasi ini seperti Steven Gerrard, Frank Lampard dan John Terry masih akan bermain dan tampaknya menemukan pelatih yang memiliki kemampuan untuk menyatukan para pemain berbakat itu.
Tim Inggris ini memang belum bisa membuktikan sebagai salah satu tim terbaik dengan merebut gelar penting dan juga ada kekhawatiran dengan kemampuan mencetak gol di barisan depan, namun jika tim ini bisa membuktikan potensi mereka di lapangan dan Wayne Rooney bersinar di Afrika Selatan, hingar bingar yang mewarnai tim ini akhirnya mungkin bisa dibenarkan.
Amerika Serikat
Manajer: Bob Bradley
Pemain Kunci: Landon Donovan
Penampilan Terbaik: Juara ketiga (1930)
Ranking Dunia: 14
Tim Amerika Serikat harus bekerja keras untuk lolos kualifikasi dengan kemenangan 3-2 atas Honduras, namun tim asuhan Bob Bradley ini memiliki satu pertandingan sisa. Tim ini menunjukkan penampilan prima di babak kualifikasi, dengan menang atas saingan utama Meksiko, Honduras dan Costa Rica untuk berada di puncak pimpinan klasemen grup.
Amerika Serikat tampil di lima final Piala Dunia sebelumnya dan sekarang berharap bisa lolos ke babak kedua. Dengan lolos ke Final Piala Konfederasi, mengalahkan juara Piala Eropa 2008 Spanyol, dan memberi perlawanan berarti pada Brasil di final, tim Amerika Serikat memperlihatkan kemampuan untuk bisa lolos dari babak kualifikasi grup di Afrika Selatan.
Tim Bradley ini terorganisir sangat rapih dengan gawang yang dikawal oleh kiper Everton Tim Howard, sementara gawang lawan diancam oleh pemain tengah Fulham Clint Dempsey dan pemain depan Los Angeles Galaxy Landon Donovan. Akan tetapi pelatih Amerika Serikat ini mempergunakan 43 pemain di babak kualifikasi yang memperlihatkan bahwa konsistensi menjadi masalah yang mereka hadapi sekarang.
Aljazair
Manajer: Rabah Saadane
Pemain Kunci: Karim Ziani
Penampilan Terbaik: Babak pertama (1986, 1982)
Ranking Dunia: 26
Aljazair, tim srigala padang pasir, akan turun pertama kali di Piala Dunia sejak tersingkir di babak pertama Piala Dunia Meksiko tahun 1986, 24 tahun. Mereka berhasil lolos ke Afrika Selatan dengan susah payah, harus memainkan satu pertandingan play off melawan Mesir setelah kalah 0-2 di Kairo di pertandingan terakhir grup dan kedua klub ini mengumpulkan angka sama. Mereka pun bertanding di tempat netral, Khartoum, dan berhasil mencetak gol lewat tendangan setengah volley dari pemain belakang Antar Yahia di babak pertama.
Negara ini menjadi tim yang ingin dihindari lawan di kualifikasi grup setelah memperlihatkan kemampuan teknis dan dedikasi mereka. Gaya permainan tim Aljazair dianggap mirip dengan tim negara Eropa dan tim ini memiliki sejumlah besar pemain yang memang bermain di klub daratan Eropa seperti Nadir Belhadj di Portsmouth dan Mourad Meghni di Lazio. Dan tim ini juga memiliki penjaga gawang yang hebat, Faouzi Chaouchi, satu hal yang jarang didapat di tim negara Afrika.
SLOVENIA
Manajer: Matjaz Kek
Pemain Kunci: Milivoje Novakovic
Penampilan Terbaik: Babak pertama (2002)
Ranking Dunia: 33
Tim asuhan Matjaz Kek lolos untuk kedua kali berkat kemenangan mengejutkan di babak play-off melawan favorit Rusia, setelah hanya berhasil menduduki tempat kedua di Grup Tiga dibelakang Slowakia. Dalam pertandingan leg pertama tim ini ketinggalan 1-2 namun gol Zlatko Dedic di kandang sendiri membuat tim ini lolos karena menciptakan gol di kandang lawan. Memang tim ini akan dianggap enteng tetapi tim yang berhasil menghalangi Rusia maju ke final Piala Dunia pantas untuk diperhatikan dengan serius.
Slovenia memiliki kebiasaan membuat kejutan dengan mengalahkan tim favorit, tim ini secara mengejutkan Ukrania untuk lolos kualifikasi Piala Eropa 2000 dan bermain seri dengan Yugoslavia dan Norwegia di turnamen itu. Mereka juga mengalahkan Rumania di babak play-off untuk lolos ke Piala Dunia 202. Tim ini sangat rapi dan sulit untuk ditembus tetapi daya serang mereka kurang tajam sehingga jarang bisa memukul lawan.
GRUP D:
JERMAN
Manajer: Joachim Loew
Pemain Kunci: Michael Ballack
Penampilan Terbaik: Juara tiga kali (1954, 1974, 1990)
Rangking Dunia: 6
Hanya Brasil dan Italia yang lebih sering menjadi juara Piala Dunia lebih sering dari Jerman. Tim Jerman empat kali menjadi juara dua dan 11 kali tampil di semi final. Mereka tidak pernah tidak lolos ke Final Piala Dunia sejak tahun 1950 dan rekor itu bertambah setelah membukukan tempat di Afrika Selatan dengan mengalahkan Rusia 1-0 di babak grup. Gol Miroslav Klose di menit ke 35 menjadi gol kemenangan itu dan Jerman pun lolos meski masih menyisakan satu pertandingan grup.
Prestasi mulus di babak kualifikasi mengisyaratkan bahwa mereka sekali lagi akan menjadi tim kuat di Afrika Selatan, meski tidak sekuat sebelumnya. Pemain tengah Chelsea Michael Ballack dan pemain depan Bayern Muenches Miroslav Klose masih merupakan pemain kelas dunia, sementara pemain muda berbakat tim Werder Bremen, Mesut Ozil, adalah pemain yang patut diperhatikan. Tim ini dengan mudah kalah 1-2 dari tim nasional Inggris dalam pertandingan persahabatan tahun lalu, namun tim ini akan bermain berbeda dalam turnamen sebenarnya dan bisa menjadi salah satu tim yang bertahan hingga tahapan akhir.
AUSTRALIA
Manajer: Pim Verbeek
Pemain Kunci: Tim Cahill
Penampilan Terbaik: Babak kedua (2006)
Rangking Dunia: 21
Guus Hiddink memang sudah tidak menjadi manajer tim Australia tetapi pengaruhnya masih terasa. Tim yang dikenal dengan julukan socceroos menampilkan tingkat permainan sekelas saat mereka berhasil membuat Italia bermain habis-habisan untuk mengalahkannya di Piala Dunia 2006, dan lolos ke Afrika Selatan tanpa pernah kemasukan gol di enam pertandingan grup. Hasil seri 0-0 dengan Qatar di Doha memastikan nasib tim asuhan Pim Verbeek dengan poin 14 di Grup A babak kualifikasi Asia.
Banyak pemain tim nasional Australia yang berlaga di liga Inggris. Penjaga gawang Fulham Mark Schwarzer, pemain belakang Everton Lucas Neill dan duet pemain tengah Brett Emerton dari Blackburn dan Tim Cahill dari Everton, adalah diantaranya. Mantan pemain Leeds dan Liverpool Harry Kewell, yang kini bermain untuk Galatasaray, juga pemain berbakat meski kurang konsisten. Tim yang diunggulkan tidak akan lengah saat berhadapan dengan Australia di babak pertama dan tim ini kemungkinan bisa kembali melaju ke babak kedua Piala Afrika.
SERBIA
Manajer: Radomir Antic
Pemain Kunci: Nemanja Vidic
Penampilan Terbaik: Urutan keempat (1930, 1962, saat masih bernama Yugoslavia)
Ranking Dunia: 20
Serbia mencukur Rumania 5-0 di Beograd untuk lolos kualifikasi secara otomatis sebagai pemenang Grup Tujuh babak kualifikasi Eropa. Nikola Zigic membuahkan gol yang membawa Serbia memimpin di babak pertama sebelum mencetak empat gol di babak kedua lewat Marko Pantelic, Zdravko Kuzmanovic dan Milan Javanovic yang mencetak dua gol. Tim ini membuat Perancis yang kehilangan bentuk permainan berada di posisi kedua di Grup keras ini dan memperlihatkan kinerja tim Serbia.
Serbia dilatih dengan sangat efisien oleh mantan pemain klub Luton Inggris, Radomir Antic, yang berhasil membangun tim yang solid yang terdiri dari sejumlah pemain yang memiliki tendangan keras. Pemain belakang Manchester United, Nemanja Vidic, adalah wajah yang paling dikenal dalam tim ini, namun pemain belakang lain Branislav Ivanovic juga merupakan pemain yang secara konsisten tampil membela Chelsea. Pemain tengah Nenad Milijas tampil baik di Wolves dan pemain Inter Milan Dejan Stankovic juga merupakan pemain kelas dunia di lini tengah. Satu-satunya aspek negatif tim ini adalah kurang pengalaman di turnamen besar, dan ini bisa menjadi penyebab kegagalan mereka di Afrika Selatan.
GHANA
Manajer: Milovan Rajevac
Pemain Kunci: Michael Essien
Penampilan Terbaik: Babak ketiga (2006)
Rangking Dunia: 37
Ghana adalah satu-satunya tim Afrika yang berhasil melaju melewati babak pertama di Piala Dunia 2006 dan menjadi negara Afrika pertama yang lolos ke Afrika Selatan setelah menang atas Sudan di Accra. Pemain Inter Milan Sulley Muntari dan Michael Essien dari Chelsea mencetak gol yang membawa Ghana menjuarai Grup D Kualifikasi Afrika. Namun sebenarnya akan sangat mengejutkan jika Ghana tidak lolos, meski Mali dan Sudan berhasil meningkatkan mutu permainan mereka.
Tim dengan julukan Black Stars ini sangat tergantung pada Essien dan Muntari yang merupakan mitranya di lini tengah. Keduanya menunjukkan kemampuan mereka untuk mengimbangi para pemain dunia di tingkat klub. Namun, kelemahan di tim Ghana ini adalah penjaga gawang yang handal dan pencetak gol yang mematikan. Jika mereka bisa tetap disiplin di lapangan mereka bisa mengulangi prestasi tahun 2006 tetapi akan sulit bagi tim ini untuk melaju ke babak selanjutnya.
GRUP E:
BELANDA
Manajer: Bert van Marwijk
Pemain Kunci: Mark van Bommel
Penampilan Terbaik: Juara dua (1974, 1978)
Rangking dunia: 3
Tim Belanda adalah tim Eropa pertama yang lolos kualifikasi ke Afrika Selatan, setelah memenangkan delapan pertandingan yang digelar di Grup Sembilan, dan hanya kemasukan dua kali. Kemenangan 2-1 atas Islandia, leat gol dari Nigel de Jong dan Mark van Bommel, membukukan tempat di final Piala Dunia.
Belanda seringkali dilanda masalah kurang kompak dalam tim yang lebih dari sekali menghancurkan kesempatan mereka berprestasi gemilang di sejumlah turnamen besar. Akan tetapi, prestasi lolos ke delapan besar di Euro 2008 dan kampanye di babak kualifikasi Piala Dunia 2010 memperlihatkan jika seluruh anggota tim bergerak ke arah yang sama mereka memiliki kemampuan seperti tim lain.
Tim ini memiliki banyak pemain depan handal seperti Robin van Persie, Arjen Robben dan pemain tengah van Bommel ditambah pemain Real Madrid Rafael van der Vaart. Agak aneh bagi tim yang hanya kemasukan dua kali selama babak kualifikasi mendapat satu tanda tanya di barisan pertahanan, tetapi banyak pihak bahwa ini adalah kelemahan Belanda, satu masalah yang diperburuk dengan ketidakmampuan mencari pengganti penjaga gawang yang kini pensiun dari tim nasional, Edwin van der Sar.
DENMARK
Manajer: Morten Olsen
Pemain Kunci: Christian Poulsen
Penampilan: Perempat final (1998)
Ranking Dunia: 26
Di babak kualifikasi, Denmark menjuarai grup paling keras di Eropa dengan mengalahkan Portugal sehingga negara ini berada di posisi kedua dan membuat saingannya dari Skandinavia, Swedia, tak lolos ke Afrika Selatan. Dan kemenangan 1-0 atas Swedia di Kopenhagen memastikan tempat Denmark di turnamen besar pertama setelah Piala Eropa 2004.
Setelah gagal lolos ke Piala Dunia 2006 pelatih Morten Olsen sempat mempertimbangkan diri untuk mundur namun keputusannya untuk bertahan akhirnya membuahkan hasil. Tim ini tidak terlalu kuat namun memiliki pemain berkualitas dan penuh pengalaman seperti pemain depan Arsenal Nicklas Bendtner, pemain tengah Juventus Christian Poulsen dan Jon Dahl Tomasson dari Feyenoord. Jadi tim ini tidak bisa dipandang enteng.
JEPANG
Manajer: Takeshi Okada
Pemain Kunci: Shunsuke Nakamura
Penampilan Terbaik: Babak kedua (2002)
Ranking Dunia: 43
Tim asuhan Takeshi Okada ini menjadi negara pertama yang memastikan tempat di Afrika Selatan setelah mengatasi perlawanan keras Uzhekistan dengan skor 1-0. Shunji Okazaki mencetak satu-satunya gol dalam pertandingan itu hanya sembilan menit setelah pertandingan dimulai. Ini adalah kali keempat Jepang berlaga di Piala Dunia. Mereka berada di posisi kedua babak kualifikasi Asia setelah di final kalah dari Australia yang menjuarainya. Namun, posisi ini jangan dijadikan alasan untuk mengecilkan kemajuan tim Jepang.
Jepang memperlihatkan perbaikan yang stabil dalam empat Piala Dunia yang diikuti. Sebagai tuan rumah bersama tahun 2002 tim ini lolos ke babak kedua sebelum akhirnya kalah dari Turki, dan tim ini akan meraih prestasi serupa di Afrika Selatan. Sebagian besar harapan bertumpu pada Shunsuke Nakamura yang kini bermain untuk Espanyol, agar bisa membuat tim ini hidup di lapangan.
GRUP F:
ITALIA
Manajer: Marcelo Lippi
Pemain Kunci: Andrea Pirlo
Penampilan Terbaik: Juara (1934, 1938, 1982, 2006)
Ranking Dunia: 4
Italia membukukan kesempatan mempertahankan gelar juara dunia di Afrika Selatan lewat penampilan dramatis, menyamakan kedudukan 2-2 saat melawan Irlandia di menit-menit terakhir untuk menempati posisi juara Grup Delapan Eropa. Perjalanan Italia memang tidak terlalu mulus di babak kualifikasi namun tim ini adalah lawan yang liat dan kejam seperti yang terlihat dari rekor tak terkalahkan di babak tersebut.
Tim Italia saat ini dipandang lebih lemah dari tim 2006, sehingga kemungkinan bisa mempertahankan gelar juara dunia akan sulit. Pemain terbaik mereka bukan pemain muda, namun mereka memiliki pengalaman berlaga di tunamen besar seperti Piala Dunia. Manajer Marcelo Lippi memang sering dikritik, namun dia manajer yang tahu memenangkan satu pertandingan bahkan jika timnya harus bergantung pada hasil akhir bukan menghancurkan lawan. Pemain tengah Milan Andrea Pirlo akan menjadi otak pergerakan tim Italia, tetapi apakah Fabio Cannavaro masih cukup kuat untuk mengatasi kecepatan pemain dunia? Dan siapa yang akan menjadi pabrik gol Italia?
PARAGUAY
Manajer: Gerardo Martino
Pemain Kunci: Oscar Cardozo
Penampilan Terbaik: Putaran kedua (1986, 1998, 2002)
Ranking Dunia: 30
Paraguay membukukan tempat di Piala Dunia untuk keempat kali berturut-turut setelah mengalahkan Argentina 1-0, dengan dua sisa pertandingan. Gol Nelson Valdez menjadi penentu kemenangan atas tim pimpinan Diego Maradona yang memang kesulitan di babak kualifikasi Amerika Selatan. Berada di posisi kedua dengan perbedaan satu angka dari Brasil bukan prestasi yang mudah dicapai bagi Paraguay dan memperlihatkan bahwa tim yang kompak, dengan andalan serangan balik ini, tidak bisa dianggap enteng.
Setelah kecewa karena gagal lolos di babak kedua di Piala Dunia 2006 Jerman, Paraguay berharap bisa berprestasi lebih baik di Afrika Selatan. Tim ini mungkin masih mencoba mencari bentuk setelah sejumlah pemain kunci pensiun. Namun trio pemain depan baru Nelson Haedo Valdez dari Borrusia Dortmun, Oscar Cardozo dari Benfica dan Roque Santa Cruz dari Manchester City, memiliki kekuatan yang bisa menjadi masalah bagi lawan. Tersingkir dari babak pertama mungkin menimpa tim negara ini tetapi Paraguay bisa juga menjadi kuda hitam yang akan lolos ke babak selanjutnya.
SELANDIA BARU
Manajer: Ricki Herbert
Pemain Kunci: Ryan Nelsen
Penampilan Terbaik: Babak pertama (1982)
Rangking Dunia: 77
Tim Kiwi membukukan penampilan keduanya di Piala Dunia setelah menang 1-0 secara agregat di babak play off atas Bahrain. Kemenangan itu diraih di kandang sendiri di Wellington dihadapan 35.100 penonton. Selandia Baru memang menjadi favorit untuk menjuarai grup Oseania, dan perkiraan ini dipenuhi dengan mudah, namun di babak play off tim ini memperlihatkan mereka memiliki tekad kuat untuk berjuang menang.
Tim Selandia Baru adalah salah satu tim dengan rangking dunia kecil dan di atas kertas tampak sebagai tim pecundang. Kesebelasan ini terdiri dari pemain yang berlaga di liga rendah sejumlah negara seperti pemain depan Plymouth Fallon. Akan tetapi tim ini tidak memiliki beban dan ada sejumlah pemain yang berlaga di liga utama seperti Ryan Nelsen yang bermain di Blackburn dan Chris Killen untuk Celtic.
SLOWAKIA
Manajer: Vladimir Weiss
Pemain Kunci: Marek Hamsik
Penampilan Terbaik: Belum pernah lolos sebelumnya
Rangking Dunia: 34
Untuk pertama kali Slowakia lolos ke Piala Dunia setelah mengalahkan Polandia 1-0, berkat gol bunuh diri Seweryn Gancarczyk di menit ketiga dan penampilan luar biasa penjaga gawang Jan Mucha. Menjuarai Grup Tiga Eropa merupakan prestasi gemilang. Kemenangan di kandang lawan saat menghadapi favorit Grup, Republik Ceko, memperlihatkan tim ini memiliki ketenangan dan kemampuan untuk mengancam tim-tim kuat.
Inggris dengan mudah mengalahkan Slowakia 4-0 dalam pertandingan persahabatan bulan Maret 2010 yang merupakan pukulan bagi ambisi tim ini di Piala Dunia. Namun tim ini bukan tim yang lemah, dan pemain tengah Marek Hamsik yang bergabung di Napoli adalah calon bintang besar. Kekurangan kualitas lebih tinggi tampaknya menjadi batasan tim ini untuk tidak lolos ke babak kedua.
GRUP G :
BRASIL
Manajer: Dunga
Pemain Kunci: Kaka
Penampilan Terbaik: Juara (1958, 1962, 1970, 1994, 2002)
Rangking Dunia: 2
Jika membicarakan Piala Dunia adalah tidak pantas jika tidak memulainya dengan juara lima kali Brasil yang merupakan satu-satunya negara yang selalu tampil di Piala Dunia.Untuk kali ini Brasil tetap memastikan catatan sejarah mereka terus bagus, dengan mengalahkan saingan kerasnya dari Amerika Selatan Argentina 3-0. Dua gol dari Luis Fabiano dan satu dari pemain belakang Luisao sudah cukup membuat tim asuhan Diego Maradona mengalami kekalahan kedua di kandang sendiri dalam babak kualifikasi Piala Dunia.
Tim berkaus warna kuning dan biru ini memang selalu menjadi favorit, namun kali ini dibawah bimbingan manajer Dunga, yang juga mantan kapten tim nasional Brasil perebut Piala Dunia, mereka memang pantas dianggap sebagai salah satu tim yang harus dikalahkan. Pendekatan Dunga mungkin tidak disukai pendukung sepakbola Brasil yang menyukai gaya samba dibandingkan hasil akhir. Dunga menerapkan kekompakan pemain dan permainan yang efisien yang hasil akhirnya tidak bisa diragukan. Pemain tengah Real Madrid Kaka menjadi pemain andalan, tetapi dia akan didukung oleh pemain lain seperti Luis Fabiano dari Seville, Felipe Mello dari Juventus dan Daniel Alves dari Barcelona.
KOREA UTARA
Manajer: Kim-Jong Hun
Pemain Kunci: Hong Yong-Jo
Penampilan Terbaik: Perempat final (1966)
Rangking Dunia: 84
Kegagalan Iran mengalahkan Korea Selatan di awal babak kualifikasi membuat Korea Utara hanya membutuhkan hasil seri di pertandingan terakhir melawan Arab Saudi. Dan Korea Utara berhasil memaksa Arab Saudi bermain 0-0 sehingga untuk pertama kali sejak 1966 tim negara yang tertutup ini lolos ke Piala Dunia. Pada tahun 1966 itu, mereka dengan mengejutkan mengalahkan Italia 3-1 sebelum dikalahkan Portugal 3-5 di babak perempat final meski sempat memimpin 3-0.
Meski tim ini tidak akan menjadi ancaman besar bagi tim-tim favorit, Korea Utara adalah tim kualitasnya tidak banyak diketahui. Sebagian besar anggota tim bermain di dalam negeri dan hasil seri 0-0 melawan Kongo di Perancis tidak banyak memberi informasi meski enam pemain penting Korea Utara tidak diturunkan. Pemain depan Hong Yong-Jo yang bermain di Rusia adalah pemain Korea Utara yang paling terkenal, meski Ahn-Young Hak juga pemain yang trampil.
PANTAI GADING
Manajer: Vahid Halilhodic - Sven Goran Erriksson
Pemain Kunci: Didier Drogba
Penampilan Terbaik: Babak Pertama (2006)
Rangking Dunia: 16
Mantan manajer tim nasional Inggrs Sven Goran Erriksson ditunjuk menjadi pengganti Vahid Halilhodic pada bulan Maret 2010. Tim Pantai Gading dianggap sebagai tim terkuat benua Afrika dan dengan mudah melewati babak kualifikasi grup. Hasil seri 1-1 melawan Malawi menjadikan Pantai Gading menjadi negara kedua yang lolos ke Afrika Selatan. Didier Drogba yang diturunkan sebagai pemain pengganti mencetak gol berharga untuk menyamakan kedudukan.
Tim Gajah ini menampilkan permainan menarik di Piala Dunia 2006 namun gagtal lolos dari babak pertama, terutama karena mereka masuk ke grup sulit bersama Argentina dan Belanda. Tim ini tidak diragukan terdiri dari pemain berbakat seperti Didier Drogba yang dalam musim kompetisi tahun ini mencetak gola dari segala penjuru bagi Chelsea, pemain belakang Manchester City Kolo Toure dan pemain tengah Sevilla Didier Zokora.
PORTUGAL
Manajer: Carlos Queiroz
Pemain Kunci: Cristiano Ronaldo
Penampilan Terbaik: Urutan keempat (2006)
Rangking Dunia: 5
Meski diperkuat Cristiano Ronaldo, pemain terbaik dunia FIFA tahun 2008, tim Portugal susah payah melewati babak kualifikasi.Tim Portugal sempat berada di posisi terakhir Grup Satu Eropa sebelum upaya di pertandingan akhir membawa mereka bisa lolos ke babak play off. Tanpa Ronaldo yang cedera Portugal lolos ke Afrika Selatan setelah menang 1-0 atas Bosnia-Hercegovina.
Sama seperti Perancis, Portugal dipenuhi dengan pemain berbakat namun dipimpin oleh manajer yang banyak dikritik yang mantan asisten manajer Manchester United Carlos Quiroz. Akan tetapi, perjalanan sulit di babak kualifikasi jangan dijadikan alasan bagi lawan untuk mengganggap enteng Portugal. Ronaldo adalah ancaman utama, namun Deco dan Simao akan menjadi pemain pendukung handal dan Ricardo Carvalho bisa memimpin barisan pertahanan dengan kuat.
GRUP H:
SPANYOL
Manajer: Vicente del Bosque
Pemain Kunci: Xavi
Penampilan Terbaik: Juara keempat (1950)
Rangking Dunia: 1
Spanyol menyamai prestasi Inggris dan Belanda, lolos ke Piala Dunia dengan dua pertandingan tersisa di babak kualifikasi, dengan menyingkirkan Estonia 3-0. Cesc Fabregas, Santi Cazorla dan Juan Mata mencetak gol Spanyol, sehingga dengan kemenangan delapan kali, sementara Turki dan Bosnia-Herzegovina bermain imbang, lolos ke Afrika Selatan untuk kesembilan kali berturut-turut.
Kenyataan bahwa Brasil tidak lagi menjadi tim terbaik di dunia merupakan bukti kemajuan yang dicapai Spanyol dalam beberapa tahun terakhir. Juara Piala Eropa 2008 ini akan menjadi penantang serius gelar Juara Dunia di Afrika Selatan. Pemain kunci tim ini adalah duo pemain tengah Barcelona Andres Iniesta dan Xavi. Pihak yang meragukan bisa menunjuk pada Piala Konfederasi tahun lalu, dimana Spanyol kalah 0-2 dari Amerika Serikat, bahwa tim ini memiliki kelemahan. Akan tetapi itu adalah kekalahan pertama dalam 35 pertandingan -catatan sama dengan rekor dunia Brasil- dan tim penantang harus menerapkan satu taktik luar biasa jika ingin memanfaatkan kelemahan itu.
SWISS
Manajer: Ottmar Hitzfeld
Pemain Kunci: Tranquillo Barnetta
Penampilan Terbaik: Perempat final (1934, 1938, 1954)
Rangking Dunia: 18
Swiss mendapat poin yang mereka perlukan untuk lolos ke Afrika Selatan dalam pertandingan terakhir melawan Israel. Namun perjuangan mereka tidaklah mudah. Tim pimpinan Ottmar Hitzfeld bisa bertahan setelah salah satu pemain Israel dikenai kartu merah di menit ke 59. Di babak kualifikasi Swiss tak terkalahkan dalam delapan pertandingan setelah secara mengejutkan kalah dari Luxembourg.
Penampilan Swiss di Piala Dunia 2006 cukup meyakinkan. Tim ini tidak pernah kemasukan gol sebelum kalah dalam adu penalti dari Ukraina di babak kedua. Dan pengalaman menjadi tuan rumah bersama Piala Eropa 2008 membuat tim ini cukup terasah dalam menghadapi Piala Dunia Afrika Selatan. Kubu ini memang tidak memiliki pemain dunia tetapi Tranquillo Barnetta dan Gokhan Inler merupakan duo pemain tengah yang kompak dan jika fit, Alexander Frei adalah pencetak gol yang bisa diandalkan. Akan tetapi jika Swiss ingin bisa lolos ke babak kedua, Hitzfeld harus membuat satu keajaiban dan berharap para pemainnya dalam kondisi luar biasa.
HONDURAS
Manajer: Reinaldo Rueda
Pemain Kunci: Wilson Palacios
Penampilan Terbaik: Round one (1982)
Rangking Dunia: 38
Kemenangan 1-0 atas El Salvador dan gol penting di menit terakhir oleh Amerika Serikat saat melawan Kosta Rika membukukan tempat Honduras di Piala Dunia. Namun hasil ini cukup tipis karena tim ini berada di posisi ketiga di babak kualifikasi grup karena perbedaan gol luar biasa dengan tim Kosta Rika. Ini untuk kedua kali Honduras lolos ke Piala Dunia.
Honduras adalah tim yang dengan cepat meningkat prestasinya setelah sejumlah pemain mereka berlaga di Eropa seperti Wilson Palacios di Tottenham dan Hendry Thomas serta Maynor Figueroa di Wigan. Lolos ke final merupakan prestasi besar bagi tim ini namun akan menjadi prestasi luar biasa jika berhasil lolos ke babak kedua di Afrika Selatan nanti.
CILE
Manajer: Marcelo Biesla
Pemain Kunci: Alexis Sanchez
Penampilan Terbaik: Third place (1962)
Rangking Dunia: 17
Mendapat julukan tim Amerika Selatan paling menarik di turnamen yang juga diikuti Brasil merupakan bukti kemajuan yang dicapai Cile. Sayangnya, tim ini tidak diimbangi dengan barisan pertahanan yang memiliki kekuatan seimbang dan ini bisa dilihat dari 22 gol yang masuk di babak kualifikasi, tujuh diantaranya diciptakan dalam dua pertandingan melawan Brasil. Tim ini lolos ke Afrika Selatan setelah mengalahkan Kolombia 4-2 dan menjadi penampilan pertama Cile di Piala Dunia sejak 1998.
Manajer asal Argentina, Marcelo Biesla, berhasil menanamkan rasa percaya diri yang jarang diperlihatkan di arena sepakbola dunia dan taktik menyerang yang diterapkannya pun banyak dipuji. Tim ini terdiri dari pemain muda, dengan rata-rata usia 23 tahun, dan terdiri dari sejumlah pemain dengan kemampuan kreatif seperti Matias Fernandez dan Jorge Valdivia. Barisan depan akan mengandalkan Alexis Sanchez dan Humberto Suazo. Cile adalah tim yang patut diperhatikan dan bisa membuat kejutan dengan mengalahkan sejumlah tim favorit.
Post a Comment Blogger Facebook