GuidePedia

0

JAKARTA - Larangan bagi para narapidana (napi) memiliki ponsel pribadi menjadi peluang bisnis bagi para oknum petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).

Sejumlah mantan napi mengaku tidak mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan kerabat, klien maupun keluarganya, karena bisa menyewa ponsel milik oknum penjaga Lapas.

Tarif sewanya Rp 50.000/hari atau Rp 1,5 juta sebulan untuk HP biasa dan Rp 100.000 sehari atau Rp 3 juta sebulan untuk HP jenis android yang lengkap dengan fasilitas internetnya. Selain HP, penghuni Lapas juga bisa menyewa laptop atau notebook dari oknum petugas.

Sam, salah seorang napi di LP Cipinang mengatakan, semua ponsel itu direntalkan oleh oknum petugas tanpa dilengkapi SIM card karena para napi umumnya sudah mengantongi SIM card sendiri.

Inilah yang menjadi modus baru bagi oknum-oknum aparat Lapas untuk menambah penghasilan mereka dengan menyewakan ponsel kepada para napi.

Dengan menyewa ponsel itu, beberapa napi bebas kapan saja, melakukan hobi atau usahanya karena bisa bertransaksi dengan menggunakan e-banking atau internet-banking.

Dengan e-banking seorang nasabah sangat mudah bertransaksi dan tak perlu antre di mesin ATM atau konter teller sebuah bank.

Kemudahan itulah yang kini dimanfaatkan bandar narkoba dan pelaku penipuan yang dikendalikan dari Lapas. Mereka bisa menerima tarnsferan atau mentransfer uang dalam sekejap menggunakan e-banking meski tengah mendekam di Lapas.

Seorang mantan napi lainya, sebut saja Don, kepada kepada Warta Kota, Jumat (15/8) siang mengaku sudah terbiasa menyewa HP di dalam penjara.

Belum lama ini dia baru menghirup udara segar setelah bertahun-tahun menjadi penghuni salah satu Lapas di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Menurut Don, masyarakat jangan mudah percaya dengan kesan angker Lapas Nusakambangan. Meski mendapat sebutan penjara bagi penjahat kelas kakap, selama bertahun-tahun di sana Don malah bebas berkomunikasi via ponsel miliknya.

Bahkan berselancar ria di dunia maya pun dia lakoni. Memang, kata dia, ada saat-saat di mana jaringan penghubung alias sinyal terputus.

Sebelum 'resmi' menjadi penghuni Lapas Nusa Kambangan, Don pernah dititipkan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Cipinang, Jakarta Timur dan Rutan Salemba, Jakarta Pusat. Di kedua rutan itu, ternyata sama saja. "Di Lapas Nusa Kambangan saja bebas berkomunikasi, apalagi di (Rutan) Cipinang dan Salemba," kata Don kepada Warta Kota.

Lalu bagaimana caranya ponsel dan laptop masuk ke Lapas? Bukan karena diselundupkan pengunjung, baik itu anggota keluarga si napi, handai taulan, atau kuasa hukum saat jam besuk. Ternyata, ponsel dan alat komunikasi lainnya diperjualbelikan oleh oknum petugas Lapas!

Simbiosis mutualisme
Bisnis jual-beli alat komunikasi di Lapas menciptakan simbiosis mutualisme atau hubungan saling menguntungkan antara oknum petugas sebagai penjual dan napi sebagai pembeli.

Petugas berusaha keras menutup-nutupi tindakan ilegal ini dari dunia luar. Sedangkan napi, tak mau membocorkannya karena mereka juga membutuhkan.

Ada uang ada barang. Penghuni Lapas bebas membeli (memesan) alat komunikasi merek apapun. Napi yang banyak duit, semacam koruptor atau bandar narkoba, bisa memilih mau beli ponsel mahal jenis smartphone (ponsel pintar) keluaran terkini atau ponsel biasa saja dengan harga sedang. Sementara, napi kelas lebih rendah tentu saja mengikuti kemampuan kantongnya.

Oknum petugas penjual ponsel tentu saja berbeda dengan penjual ponsel pada umumnya, seperti di pusat toko polsel di Roxy atau Glodok. Di Lapas, kata Don, oknum petugas itu pasang tarif 20 persen lebih mahal dibandingkan harga di pasaran.

Misalnya saja seorang napi bandar narkoba ingin membeli smartphone terkini jenis iPhone 5S berkapasitas 16 GB. Per Agustus ini, harga per unitnya sekitar Rp 10 juta. Maka, oknum petugas itu akan menjualnya seharga Rp 12 juta kepada si bos narkoba. Begitu seterusnya.

"Mereka (oknum petugas) tahunya smartphone itu digunakan untuk keperluan pribadi. Mereka nggak peduli apakah akhirnya handphone itu digunakan untuk bertransaksi narkoba atau apapun," ucap Don. 

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top