GuidePedia



Salah satu kunci kesuksesan sebuah film terletak pada pemilihan aktornya sendiri. Adalah hal yang berbeda ketika seorang aktor diminta untuk memerankan sebuah karakter original. Ia bisa bebas memberikan interpretasi tanpa terikat batasan-batasan tertentu. Namun, lain lagi ceritanya ketika seorang aktor diminta menjadi karakter dari medium lain yang sudah kuat sendiri, komik pada kasus ini. Ada dua kemungkinan, aktor tersebut bisa bermain persis seperti apa yang sudah tertulis, atau ia dapat menambahkan sentuhan tersendirinya.

Terlepas dari apapun pilihan sang aktor, berikut adalah 5 pemilihan casting terbaik dalam film superhero menurut saya. Mereka yang ada di bawah ini, adalah 5 aktor yang mampu dengan baik mentranslasikan karakter komik untuk dinikmati di medium layar lebar. Beberapa memilih untuk stay true to the comics, dan beberapa memberikan twistnya sendiri. Either way, mereka berhasil masuk di list ini, karena kesuksesan mereka melekatkan image karakter yang diperankannya dengan mereka.

J.K. Simmons sebagai J. Jonah Jameson
(Spider-Man, Spider-Man 2, Spider-Man 3)




Terkejut? You shouldn't be. Bila ada satu hal yang berhasil tampil konsisten dalam trilogi Spider-Man milik Sam Raimi, maka itu pasti adalah J.K. Simmons. Berperan sebagai bos di Daily Bugle, tempat Peter Parker bekerja, J.K. Simmons terlihat, bertingkah, berbicara, dan berwatak sama seperti J. Jonah Jameson di komiknya. Bahkan bila kalian membaca komik Spider-Man setelah menonton filmnya, maka suara yang akan terdengar di kepala kalian saat membaca bagian JJJ adalah suara khas dari J.K. Simmons

Yang mungkin jarang disadari juga adalah, mayoritas porsi humor di film Spider-Man Raimi muncul dari karakter ini. Such a joy to see every scene of him. Dan sangat sulit untuk membayangkan penggantinya nanti ketika muncul di seri The Amazing Spider-Man milik Marc Webb. Well, kita masih bisa berharap, siapa tau J.K. Simmons akan dilantik kembali menjadi J. Jonah Jameson.

Hugh Jackman sebagai Wolverine
(X-Men, X2, X-Men: The Last Stand, X-Men Origins: Wolverine, The Wolverine)


This one is easy, really easy. Parameter termudah untuk membuktikan bahwa Hugh Jackman adalah Wolverine dan sebaliknya adalah dengan mencoba untuk membayangkan aktor lain sebagai Wolverine. Ada yang bisa? Saya tidak. Meski kualitas film X-Men sendiri naik turun, kita bisa selalu percaya bahwa Hugh Jackman selalu berusaha 100% menjadi Wolverine.

Nilai plus memang harus diberikan kepada Hugh Jackman yang benar-benar terobsesi dan menjiwai perannya sebagai Wolverine. Sudah lebih dari 10 tahun ia menjadi karakter tersebut, dan selama kurun waktu tersebut Hugh mau secara konsisten menjaga kebugaran tubuhnya sebagai Wolverine. Bahkan bila diperhatikan, badan Wolverine di film X-Men pertama dengan film Wolverine terbarunya justru membesar. Aktornya sendiri pun terang-terangan mengakui kecintaannya bermain sebagai Wolverine, dan bahkan terdengar rumor bahwa dirinya ditawarkan $100 juta untuk bermain di 4 film lagi sebagai Wolverine.

Bagaimana ia bisa menolaknya? Karena Wolverine-lah, Hugh Jackman menjadi populer.

Christopher Reeve sebagai Superman/Clark Kent
(Superman, Superman II, Superman III, Superman IV: The Quest for Peace)



Bagaimana bisa saya melewatkan Christopher Reeve? Efek yang paling terasa dari pemilihan casting yang satu ini adalah kesulitannya Hollywood untuk me-reinvent Superman. Bahkan Brandon Routh berusaha habis-habisan meniru Christopher Reeve, dan hanya kian membuktikan tidak akan ada yang mampu menggantikannya.

Henry Cavill di lain pihak lebih pintar dan tidak mau meniru jejak Reeve. Ini adalah salah satu bukti bahwa Reeve memang tidak bisa digantikan sebagai Superman. Ia akan selalu menjadi Superman meski karakternya akan terus direinkarnasi berkali-kali. Portrayal-nya telah menjadi klasik dan sesuatu yang dilindungi. Bila ada aktor baru yang akan menjadi Superman, semua orang seperti sudah sepakat, jangan mencoba meniru Christopher Reeve. Karena itu tidak mungkin dan buktinya sudah ada.

Lucunya, Christopher Reeve sendiri tidak memiliki bentukan badan berotot yang menyerupai Superman di komik. Namun ternyata itu tidak bermasalah. Lewat tingginya, senyumnya, dan perilakunya, ia sudah berhasil membawa film-film Superman sebagai the father of Superman. Faktor lain yang juga turut berkontribusi adalah ketika ia tidak menjadi Superman. Ketika ia menjadi Clark Kent. Superman dan Clark Kent adalah 2 hal yang berbeda. Hal yang mudah dilakukan ketika dihasilkan di komik, namun sulit ketika ditranslasikan ke dalam film karena hanya boleh diperankan oleh 1 orang. Namun Reeve berhasil dan meski terlihat konyol, ketika Reeve hanya menggunakan kacamata sebagai pembeda Clark Kent dan Superman, kita percaya. Karena ia benar-benar dapat memilah antara kedua karakter tersebut. Hal ini sendiri masih belum dibuktikan oleh Henry Cavill.

Rest in peace, Clark.

Heath Ledger sebagai Joker
(The Dark Knight)




Tidak mengherankan para fans bingung setengah mati ketika Heath Ledger terpilih untuk menjadi Joker di The Dark Knight. Dari mukanya saja tidak ada mirip-miripnya sama Joker. Tapi apa yang terjadi ketika filmnya keluar? Semuanya bungkam. Bahkan bila itu tidak cukup, mungkin gelar Oscar untuk aktor pendukung terbaik bisa membuktikannya semua. That's how great he was. And may he rest in peace.

Yang unik, Heath Ledger memang tidak mirip dengan Joker. Atau yang paling mudah dibayangkan adalah dengan interpretasi legendaris milik Jack Nicholson di Batman. Joker versi Heath adalah versi yang lebih gelap, sadis, misterius, teroris, psikopat dan segala hal yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan. Joker tidak lucu, tidak seperti badut. Joker di sini seram dan menakutkan. Joker di sini benar-benar adalah seseorang yang tidak kalian inginkan untuk berada dalam satu ruangan.

Nolan, Goyer, dan semua yang terlibat dalam film ini tentunya memiliki andil tersendiri. Dari keputusan awal untuk mengarah kepada Joker yang lebih 'gelap' saja terbukti sebagai sebuah langkah yang tepat. Ditambah lagi oleh penulisan karakter yang brilian dari Goyer yang sangat terlihat dari setiap dialog yang keluar dari mulut Joker serta aksi-aksi dan keputusannya yang hampir selalu tidak bisa ditebak.

Namun, tidak ada yang berperan lebih besar dari Heath Ledger sendiri. Bahkan hingga kini perannya sebagai Joker masih terlalu sering untuk disebut. Berdasarkan wawancara bersama kru yang terlibat, semuanya sepakat mengatakan bahwa Heath benar-benar tenggelam dalam perannya. Saya sendiri hanya bisa bilang, ketika saya melihat Joker di The Dark Knight, yang saya lihat memang Joker dan Joker sendiri. Tidak ada bayang-bayang, 'Oh.. ini kan Heath Ledger'. Sesuatu yang masih sering saya alami bahkan untuk aktor-aktor yang berada di list ini.

Joker versi Heath Ledger adalah bukti bahwa penulisan karakter yang baik ditambah dengan pemilihan casting yang tepat dapat membuahkan salah satu interpretasi karakter komik terbaik di layar lebar.

Robert Downey Jr. sebagai Tony Stark/Iron Man
(Iron Man, Iron Man 2, The Avengers, Iron Man 3)




It's obvious isn't it? Robert Downey Jr. adalah awal dan kunci kesuksesan dari Marvel Cinematic Universe hingga sekarang. You can't deny that. Bila dirunut, MCU dimulai oleh film Iron Man di tahun 2008. Jika Iron Man gagal (seperti Green Lantern) saya yakin MCU tidak akan berjalan mulus hingga kini. Dan Iron Man memang tidak gagal, mengapa? Karena Robert Downey Jr.

Iron Man, meski tidak bisa dibilang sebagai karakter kelas bawah, memang bukanlah karakter populer dari Marvel. Sebelum filmnya rilis, Marvel is all about X-Men, Wolverine, Spider-Man, Fantastic Four, Hulk, Captain America, atau Thor. Iron Man baru akan disebut setelah nama-nama tersebut keluar.

Ada satu alasan mengapa Iron Man sendiri tidak terlalu populer di komik, itu adalah karena karakternya sendiri membosankan. Saya memang bukan pembaca komik kelas berat, tapi saya sempat beberapa kali membaca komik Iron Man dan saya memang menemukan Tony Stark tidak selucu di film. Dan ini hanya dapat berarti satu hal, RDJ bersama Jon Favreau (saat itu sebagai sutradara) melakukan keputusan untuk memberi perubahan terhadap karakter Tony Stark. And it works.

Andai saja Tony Stark tidak lucu, para penonton mungkin tidak menyukai Iron Man seperti ini. Hell, bahkan saya mungkin tidak akan tergila-gila dengan film superhero. Namun bahkan dengan keputusan untuk membuat Iron Man lucu tidak akan berhasil tanpa eksekusi yang baik. Dan di situlah Robert Downey Jr. masuk. Aktingnya dan comedic timingnya adalah faktor yang membuat Iron Man dan The Avengers berhasil menjadi populer.

Perlu seorang aktor dengan kharisma tinggi dan mudah dicintai oleh penonton untuk bisa membawa sebuah franchise multi-billion milik Marvel tersebut. I don't know how they did that, tapi pemilihan casting RDJ sebagai Tony Stark tidak bisa lebih tepat lagi. Dan buah dari itu semua bisa dinikmati hingga sekarang dan mungkin 5 tahun lagi karena RDJ sudah menandatangi kontrak untuk bermain di The Avengers 2 dan The Avengers 3.

Meski saya kurang suka dengan Iron Man 3 dan arah Marvel Cinematic Universe yang kini terlalu Tony-centric, tetap saja sulit bagi saya untuk melihat Tony Stark tanpa membayangkan Robert Downey Jr. Karena bagi saya mereka adalah 2 orang yang sama.

Sumber: Romantic | Superhero 

Beli yuk ?

 
Top