GuidePedia

0
Rafter atau penggiat arung jeram, tak bisa lepas dari bahaya walaupun di kondisikan memakai perahu rafting yang boleh dikatakan aman untuk pengarungan sungai. Bagaimana jika tiba - tiba kita tercebur di air deras saat perahu rafting kita berada di tengah sungai? Ini juga perlu di ketahui oleh para penggila arung jeram. Jadikan anda rafter yang mengetahui tehnik berenang di arus deras.


Berenang Menuju Eddies ( pusaran air )
Bila seorang rafter terjatuh dari perahu dan masuk kedalam sebuah jeram, maka yang paling baik dan tidak membahayakan adalah melakukan sebuah aggressive swimming menuju kesebuah eddies. Sebuah eddies yang cukup besar bisa digunakan untuk beristirahat. Hal ini berlaku juga bagi rafter yang akan melakukan scouting ( melihat lintasan sungai ) terhadap jeram - jeram berikutnya dihilir sungai ( downstream ).

Untuk memasuki sebuah eddies, hal pertama yang harus dilakukan adalah memperhatikan situasi di sekitar jeram. Perhatikan batu - batu yang muncul kepermukaan, strainer ( hambatan yang merintangi sungai : cabang pohon, dll ), sweeper ( pohon yang jatuh kedalam air ), pillow ( arus sungai menabrak batu membentuk riak gelombang air ) dan standing wave ( bentukan ombak berdiri yang tinggi ). Hal ini harus menjadi perhatian utama, karena dalam kondisi batu - batu atau banyaknya hambatan dan aliran air yang sangat kuat, tidak mungkin bagi kita untuk melakukan active swimming ( berenang secara aktif ) dengan efektif menuju eddies.

Berenang Memegang Dayung
Ketika terjatuh dari perahu, sebaiknya dayung yang kita pergunakan jangan sampai terlepas jauh, karena berenang sambil memegang dayung apabila mengetahui tekhniknya sangat membantu.

Pada saat berenang di jeram, perhatikan situasi disekitar kita. Cara memegag dayung sama dengan seperti saat kita mendayung. Tangan yang satu memegang T-grip dan yang lainnya memegang tangkai. Saat situasi memungkinkan, segera gerakan dayung dengan blade ( bilah dayung ) terlebih dahulu kayuh dari belakang ke depan untuk mengarahkan tubuh kita. Bila tidak memungkinkan Balikan tubuh dari posisi terlentang ( defensive swimming ) menjadi terlungkap, lakukan gerakan mendayung secara lurus searah dengan badan dari atas kepala sampai dada, kearah tujuan kita.

Perhatikan kecepatan aliran air, karena hal tersebut dapat menghambat upaya kita untuk menepi, baik keperahu atau menuju eddies. Kecepatan gerakan mengayuh dayung untuk menolak tubuh harus lebih cepat dari kecepatan aliran air, sehingga kita akan segera menepi. Pada saat melakukan penolakan, perhatikan juga posisi tubuh kita, karena ketika dayung dikayuh akan menghasilkan tenaga yang memungkinkan badan kita berputar, sehingga upaya untuk menepi akan sia - sia.

Berenang Di Wave
Berenang di wave ( ombak sungai ) adalah hal yang menyenangkan. Tetapi harus diingat bahwa wave tidak selamanya dalam keadaan menyenangkan. Panjang wave biasanya terbatas sekitar 100 m, bentuknya cenderung tidak kontinyu dan tidak stabil. Hal ini disebabkan karena struktur sungai yang membentuknya, sehingga pada sebuah sungai mungkin hanya ada beberapa wave dengan panjang hanya beberapa meter. Pada saat berenang pada wave yang tinggi ( standing wave ) akan lebih mudah dan aman dengan melakukan gerakan menyelam ke bagian bawah ombak yang tinggi tersebut, sebelum terlebih dahulu mengambil nafas. Setelah muncul kepermukaan orientasi situasi dan lakukan defensive swimming kembali.

Pada kondisi tertentu, berenang di wave harus ekstra hati - hati dan siaga, karena medan yang dilalui akan mengalami perubahan yang drastis. Mungkin dari kondisi wave yang menyenangkan akan dilanjutkan pada hole yang besar atau pillow yang dangkal.

Berenang Di Hole
Suatu kondisi tertentu mungkin kita akan berenang di hole, hole adalah bentukan arus yang tertahan rintangan ( batu ) menyebabkan arus putar seperti roda dengan arus permukaan mengarah kehulu dan bagian bawah mengarah ke hilir.

Jika tidak mengetahui tekniknya, kita dapat terus tertahan oleh arus balik dan berputar - putar di hole, hal ini sangat berbahaya. Cara berenang supaya dapat keluar dari hole adalah ketika sebelum masuk hole merubah posisi berenang kita dengan melakukan gerakan cannon ball. Peluk kedua dengkul, tundukan kepala, buat badan seperti bola. Dengan posisi tubuh seperti ini kemungkinan tubuh terkena hambatan arus akan sedikit, biasanya akan relatif lebih mudah terlepas dari hole. Jika sudah terjebak, berenang sekuatnya ke arah kiri atau kanan memanfaatkan arus kuat menuju hilir.

Ada dua jenis hole dimana jalan keluarnya adalah harus berenang mengikuti arus balik yang menabrak arus kuat ke hilir. Pada saat itu tubuh kita akan terbawa ke dalam air dan terdorong beberapa meter keluar dari hole. Hal tersebut terjadi karena air yang jatuh dari dam memiliki kekuatan yang besar umtuk mendorong apa saja yang ada di bawahnya. Tetapi jangan sampai terjebak ke dalam backwash ( arus balik yang menggulung ), karena untuk melepaskan diri dari dalam backwash sangat sulit.

Berenang Di Undercut
Terjepit di undercut ( lorong / celah batu / tebing yang berongga tertutup air ) adalah mimpi buruk bagi para rafter. Cara terbaik untuk keluar dari undercut adalah dengan berenang sekuat tenaga untuk menjauh dan keluar, biasanya 45 derajat melawan ke arah kiri atau kanan tergantung dimana posisi undercut.

Jika sudah terlalu dekat, balikkan badan pada posisi terlentang, kemudian angkat kaki tinggi - tinggi, jauhkan tubuh dari dinding batu, dengan menekan kaki ke dinding dengan mengarahkan tubuh 45 derajat keluar. Jika tidak berhasil dan setengah badan kita sudah tersedot, biasanya bagian kaki gunakan tangan untuk menahan supaya badan kita tetap berada di luar atau jika ada pegangan yang kokoh segera bertahan untuk menunggu pertolongan dari rekan yang lain.

Apabila seluruh badan sudah masuk ke dalam undercut, segera peluk kedua lutut, kemudian tunggu beberapa detik dan jangan melawan dengan harapan badan kita tetap di arus utama dan terseret keluar. Jangan menutup mata supaya kita tahu saat berada di dalam undercut yang gelap. Apabila badan kita terjepit atau berputar - putar didalam undercut, usahakan tetap tenang.

Jika badan kita terjepit, pelajari keadaan, coba untuk melepaskan diri, cari tempat berpijak, tolak sekuatnya dan berenang ke arah luar. Hal utama yang perlu diperhatikan adalah tidak panik dan mempertahankan kesadaran. Setelah dapat keluar cari eddies terdekat dan berenang masuk kedalamnya. Setelah berhasil mengamankan diri, kalau masih sanggup langsung bersiap untuk menolong rekan lain atau menyelamatkan barang - barang yang hanyut terbawa air.

Berenang Di Sweepers Dan Strainers
Beberapa rintangan yang harus diwaspadai oleh para rafter adalah rintangan pohon yang jatuh ke dalam air ( sweeper ) dan sebuah rintangan yang menghambat diatas permukaan air ( strainer ) yang di dalamnya terdapat sebuah hole atau dam yang berbahaya. Bila kita terjebak di dalam sweeper dan stainer ini, kita akan menemukan kesulitan untuk melepaskan diri dari rintangan tersebut karena badan tertahan rintangan dan terdorong arus sungai.

Cara Melepaskan Diri Dari Sweeper Atau Stainer

Bila kita akan menghadapi sweeper atau stainer, cobalah untuk berenang menghindar skuat tenaga. Saat benturan atau tabrakan dengan stainer atau sweeper tidak terelakan, berputarlah dengan poros perut dengan muka menghadap ke arah downstream dan usahakan tubuh tetap berada di permukaan air. Pusatkan perhatian untuk mendekati batang pohon atau mulut goa, buat gerakan dengan kaki terlebih dahulu dan tarik tubuh kita keatasnya dengan bagian kepala terlebih dahulu menggunakan pegangan yang dapat kita temukan di sekitar kita. Bila hal tersebut tidak dapat dilakukan di atas sebuah batang pohon / sweeper, cobalah bertahan sampai ada yang menyelamatkan kita.

Bila kita benar - benar harus melewati di bawah sweeper tersebut, hal pertama yang harus kita lakukan adalah rasakan rintangan - rintangan yang ada dengan kaki atau tangan. Berenang di bawah stainer atau sweeper merupakan usaha terakhir untuk melepaskan diri dari rintangan - rintangan tersebut.

Thanks To : Arkadia
Kirim Artikel anda yg lebih menarik di sini !

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top