- palembang - lampung : 55rb (KA)
- lampung - jakarta : 42rb (ngeteng/estafet)
- jakarta - malang : 51rb ( KA Matarmaja)
- malang - mataram : 170rb ( Bus T*ara Mas)
- mataram - dompu : 120rb ( lupa nama bis nya :Peace: )
- dompu - ds.pancasila : 30rb (bus yg anti nyaman :hammer: )
OK..lets goo....
Setibanya di kota Dompu kami di sambut oleh salah satu organisasi Pecinta Alam yang ada di sana yang bernama HUMPA-Dompu (Himpunan Masyarakat Pecinta Alam kota Dompu),lagi2 kami mendapatkan banyak saudara2 baru di sini,mreka begitu ramah.dan memang orang dompu dikenal keramahan nya,tampak dari sebuah kata sapa yang bakal sering anda dengar bila berada di kota ini..”Lembo Ade”,yg artinya “lapang dada/sabar..”.
humpa Dompu:
sekilas sejarah gn.tambora :
Letusan Gunung Tambora (Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara
Barat, Indonesia) pada April 1815, merupakan letusan modern gunung api paling dahsyat hingga saat ini,dan berdampak sangat besar dalam sejarah peradaban manusia di dunia.
Gunung tipe strato vulkanik yang semula memiliki ketinggian 4.200 meter (13.000 ft) diatas permukaan laut (mdpl), akibat letusan itu ketinggiannya menjadi 2.851meter dpl (9.350 ft). Sisa letusan membentuk mangkuk kaldera yang sangat besar(terbesar di Indonesia). Diameter kawah mencapai 7 kilometer (4 mil), serta panjang keliling 16 kilometer, dengan kedalamannya sekitar 1.500 meter. Letusan itu mengakibatkan debu membumbung tinggi menutupi stratosfir dan memengaruhi cuaca di bumi secara global. Sinar matahari ke bumi terhambat oleh debu. Benua Eropa dan Amerika mengalami musim dingin yang berkepanjangan, menyebabkan kegagalan panen,kelaparan, dan korban secara keseluruhan mencapai ratusan ribu nyawa manusia meninggal. Kekalahan Napoleon Bonaparte di Rusia diduga juga akibat letusan
Tambora. Hingga 1816 masyarakat dunia mengalami tahun tanpa musim panas ("The Year Without Summer").Dalam skala lokal, sejumlah empat dari enam kerajaan yang ada di Pulau Sumbawa lenyap. Hujan air hitam dan debu melanda Surabaya, Madura, Bali, Sulawesi, dan Maluku. Sedangkan suara letusannya terdengar hingga Jakarta.
Saat ini letusan yang hampir mencapai usia 200 tahun itu tercatat dalam Guinness Book of Record dan terkenal dengan sebutan The Great Volcanic Eruption in History.
(http://www.mail-archive.com/lensa@ya.../msg00265.html)
Untuk memulai pendakian,kita harus menuju desa Pancasila yang merupakan desa terakhir di kaki gunung Tambora,Desa ini dapat di akses melalui kota Dompu dengan angkutan local dengan tariff sebesar 30.000 – 35.000/orang,namun ingat,kata2 “kenyamanan” tidak berlaku di dalam angkutan ini,karena “overloaded” bangku yang seharusnya di isi untuk 2 orang ,maka akan di isi sampai 4 orang.perjalanan pun melewati jalan yang cukup “parah” karena belum ber aspal,sehingga membuat waktu tempuh perjalanan ini menjadi lama yaitu sekitar 6-7 jam.Setibanya di desa Pancasila,kita harus melapor di secretariat K-PATA (Kelompok Pecinta Alam Tambora) dan membayar administrasi sebesar Rp.10.000 per Orang.K-PATA juga menyediakan Guide dan Porter untuk membantu pendaki yang membutuhkan dengan tariff sebesar 60 – 100rb/hari,namun kali ini kami ditemani oleh anggota dari Humpa-Dompu.kita diwajibkan untuk ditemani oleh pendaki local dikarenakan jalur pendakian yang masih sangat rapat sehingga membahayakan bagi mereka yang belum pernah mendaki gunung ini sebelumnya.
k-pata:
Kami berangkat dari desa Pancasila pada pukul 08:00 WIT menuju pos 1.jalur dari desa pancasila menuju Pos 1 tidak begitu curam,karena kita melintasi kebun kopi peninggalan belanda,walaupun jalur tidak begitu curam,namun jalur ini begitu panjang.sepanjang jalur ini tumbuh semak-semak berduri dan hadangan lainnya yaitu “Lintah dan Pacet”,sehingga saya sarankan bagi anda yg hendak mendaki gunung ini untuk menggunakan perlengkapan yang baik untuk melindungi diri anda dari pacet dan lintah (ex:sepatu,celana panjang,gaiter).dan memang menurut pengamatan kami,jlur pendakian belum terbuka jelas,masih berupa jalan setapak yang belum jelas,disini juga tidak terdapat penanda jalur yg sering kita jumpai di gunung lain.sebelum tiba di pos I,anda akan menjumpai “pipa bocor” di jalur pendakian.pipa ini berfungsi mengalirkan air dari sungai yang terdapat di Pos II menuju perkampungan,anda dapat mengambil air dgn cara melepaskan sambungan pipa tersebut dan setelah mengisi air kemudian menyambungkannya lagi.kami tiba di Pos I pada pukul 13:00 ,Pos 1 merupakan dataran yang agak landai namun jarang di gunakan sebagai tempat menginap.setelah melepas lelah beberapa saat,kami melanjutkan perjalanan menuju Pos II,sepanjang rute perjalanan nampak jelas bekas-bekas kebuasan penebangan Liar yang sempat (dan masih) terjadi di kawasan Gunung Tambora,rute ini tidak terlalu berbeda jauh dengan jalur sebelumnya,namun kali ini,kita sudah memasuki wilayah hutan yang vegetasi-nya mayoritas pohon2 besar.setelah berjalan selama 2 jam kami tiba di pos II.di bawah pos ini terdapat sebuah sungai kecil yang mengalir dengan air yang sangat jernih dan bersih.juga terdapat pondok yang hampir (atau telah)
pos II:
Setibanya di pos III,kami berjumpa dengan rombongan pemburu menjangan (Rusa),mereka telah berada di pos III selama kurang lebih 2 minggu dan akan menetap disana untuk waktu lama,sekitar 3-4 bulan. Menurut teman2 di Humpa Dompu,jika anda melakukan pendekatan yang baik,maka anda akan mendapat kesempatan untuk menyantap daging Rusa sepuas anda,Maka kami pun memulai strategi “social engineering”,dan berhasil.daging rusa panggang pun menjadi menu makan malam kali ini.Pos III sering digunakan pendaki gunung tambora sebagai camp ground sebelum menuju puncak tambora dini hari nya.di sini juga terdapat sumber mata air di sebelah timur Pos III yang dapat di tempuh selama 20 menit.Pos ini ditumbuhi oleh pepohonan Pinus yang cukup rindang dan memliki pemandangan yang bagus.
pos III:
Kami menuju Pos IV keesokan harinya pada pukul 17:00,rute perjalanan kali ini lebih menantang,selain jalur yang mulai terjal kita juga haru melewati hadangan tumbuhan yang bernama “JELATANG atau JELATENG” permukaan daun dari tumbuhan ini memiliki duri-duri halus yang apabila tersentuh oleh kulit maka akan mengakibatkan rasa perih dan panas seperti terbakar.
jelateng:
sekali lagi saya sarankan untuk menuju pos IV dan Pos V kita harus menggunakan pakaian tertutup dan sarung tangan untuk menghindari sengatan Jelateng,meskipun duri jelateng mampu menembus sarung tangan yang saya pakai.Tumbuhan ini memenuhi jalur pendakian selama menuju pos IV dan Pos V.Kawasan menuju pos IV juga di tumbuhi pepohonan pinus dan Cemara.Setelah berjalan selama 1,5 jam kami pun tiba di pos IV,berisirahat sejenak kemudian melanjutkan perjalanan ke Pos V.kami pun tiba di Pos V pada pukul 20:00,setelah mendirikan tenda kami pun menyalakan api unggun untuk menghangatkan tubuh sembari menunggu subuh untuk menuju ke puncak gn.Tambora.
pos V:
Tepat pukul 04:30 pagi kami berjalan menuju puncak gunung Tambora,.kita harus menjaga konsentrasi dalam menempuh perjalannan ke puncak ini,dikarenakan jalur yang licin dan kecil.bila anda telah sampai di daerah berpasir,berarti anda telah semakin dekat dengan bibir kawah.dan bau belerang terasa sangat pekat.sepanjang perjalanan kami melihat dinding2 kawah bekas letusan dahsyat itu seperti sebuah ukiran indah.jalur yang berpasir dan di tambah bau belerang yang menyengat menjadi tantangan tersendiri dalam pendakian menuju puncak gunung tambora.Namun,setelah berjalan selama hamper 3 jam,kami pun tiba di puncak gunung tambora di ketinggian 2.851mdpl.dari puncak,kita dapat melihat jelas pulau “satonda” dan anak gunung tambora yang bernama “Doro Afi To’I”.dari atas puncak gunung tambora,kita juga dapat melihat puncak gunung Rinjani di pulau Lombok.Terbayar sudah jerih payah selama pendakian,
pUNCAK:
Saya sering nonton acara2 di TV mengenai keindahan alam negara lain,dan bermimpi untuk menjelajah ke sana,namun sepulang nya dari tambora,saya menyadari bahwa keindahan bangsa ini jauh melebihi apa yg pernah saya lihat di TV,dan membuat saya BANGGA menjadi INDONESIA..
Kirim Artikel Perjalanan anda yg lebih menarik di sini !
Post a Comment Blogger Facebook