GuidePedia

Sindikat Pemurtadan Islam di Aceh Dibongkar
Aparat kepolisian Polres Bireuen membongkar sindikat penyesatan dan pemurtadan umat Islam di Aceh. Dalam penangkapan kemarin, Seorang pendeta asal Nias, Onekesyi Zega (40), bersama tiga stafnya, ditangkap aparat Reskrim Polres Bireuen, di salah satu toko obat dalam kawasan Kota Juang, Bireuen, Kamis (20/6) sekira pukul 12.30 WIB.
Dilansir Serambi, Kamis (20/6) petang dari aparat Polres Bireuen maupun dari keluarga korban pembaptisan, awalnya ada warga Bener Meriah bernama Hasbi telah dibaptis dan resmi memeluk Kristen. Namun, tidak dijelaskan apakah yang bersangkutan memeluk Kristen Katolik atau Kristen Protestan.
Hasbi kemudian menjadi agen untuk merekrut saudara-saudaranya di kawasan Bener Meriah agar pindah agama. Ia berhasil memengaruhi salah seorang saudaranya, Aman Suharni (53), petani kopi, warga Desa Buket Tunyang, Kecamatan Timang Gajah, Bener Meriah.
Namun, Hasbi dan Aman Suharni sejak beberapa hari lalu telah disyahadatkan kembali oleh Majelis Permusyarawatan Ulama (MPU) Bener Meriah.
Awalnya polisi mendapat laporan dari Aman Suharni dan keluarganya bahwa seorang pendeta yang telah membaptis pemeluk Islam Aceh sedang berada di Bireuen.
Mendapat laporan tersebut sejumlah anggota Intelkam bersama anggota Reskrim Polres Bireuen pun bergerak.
Aman Suharni bersama keluarga sebelumnya sudah merancang rencana penangkapan pendeta bersama stafnya itu. Ia bersama keluarganya pura-pura membuat janji untuk bertemu dengan sang pendeta pada salah satu toko obat di kawasan Kota Bireuen.
Polisi bersama keluarga Aman Suharni pun menyamar sebagai calon pengikut pendeta tersebut.
“Nah, pada saat itulah pendeta bersama tiga stafnya ditangkap lalu diamankan ke Mapolres Bireuen,” terang AKP Jatmiko, Kasat Reskrim Polres Bireuen.
Bersama pendeta itu polisi juga menyita satu kitab Injil dalam bahasa Aceh dan beberapa kitab Injil dalam bahasa Indonesia, serta buku catatan-catatan tentang umat Nasrani. [yy/atjehcyber.net]
{AF}Kronologis Pembaptisan Warga Aceh oleh Pendeta Nias
Sindikat Pemurtadan Islam di Aceh DibongkarApril 2013 lalu Aman Suharni (53) petani kopi, warga Desa Buket Tunyang, Kecamatan Timang Gajah, Bener Meriah, diajak Hasbi, saudaranya, ke Medan, Sumatera Utara, untuk ikut pelatihan pertanian.
Sesampai di sana, Suharni dan Hasbi bertemu dengan Atek (40), warga Tionghoa yang beristrikan warga Ronga-Ronga, Bener Meriah. Atek disebut-sebut sebagai agen umat Nasrani yang bekerja di wilayah Aceh untuk merekrut pemeluk Islam agar pindah agama ke Kristen.
Polres Bireuen pun sudah mengorek informasi tentang Atek dari pendeta asal Nias Sumatera Utara, Onekesyi Zega (40) yang kini diamankan di Mapolres Bireuen.
Menurutnya, Atek juga bertugas mencari agen-agen lainnya dari kalangan muslim di seluruh Aceh sampai ke Pulau Jawa untuk dikristenkan. Jaringannya luas. Ia juga memiliki daftar atau struktur organisasi dan rencana pembaptisan para pemeluk Islam.
Sementara itu, Isnadi Rasyid (38), menantu Aman Suharni, korban pembaptisan, saat ditemui Serambi di Mapolres Bireuen kemarin menerangkan, April lalu mertuanya diajak ke Medan oleh Hasbi untuk bertemu Atek dengan dalih untuk ikut pelatihan pertanian.
Kepadanya dijanjikan uang serta jalan-jalan ke Singapura dan Bali.
Tapi sesampai di Medan, Aman Suharni diajak jalan-jalan ke Berastagi. Mereka pun menginap di sebuah hotel. Di hotel itulah Suharni dibaptis selama dua hari.
“Mertua saya itu merasa aneh saat berada di Berastagi, karena alasannya semula untuk ikut pelatihan pertanian, tapi saat di Berastagi malah diajari tentang ritual umat Nasrani,” kata Isnadi
“Karena curiga, mertua saya kabur dan pulang ke Bener Meriah. Beberapa hari di kampung, mertua saya pun menceritakan kejadian itu kepada keluarga. Karena diduga sudah khilaf, ia disyahadatkan kembali oleh MPU Bener Meriah,” tambahnya.
Setelah itu, Aman Suharni bersama keluarganya berniat untuk menangkap Atek selaku agen, di samping pendeta dan staf-stafnya supaya misi mereka tidak menyebar luas atau merugikan umat muslim lainnya, terutama di Aceh, Nanggroe syariat Islam.
Karena itulah Aman Suharni dan keluarga merancang siasat untuk menjebak Atek. Tapi Atek tak berhasil ditangkap, karena belum diketahui keberadaannya. Namun, seorang pendeta asal Nias bersama tiga stafnya berhasil ditangkap polisi pada sebuah toko obat di kawasan Kota Bireuen, Kamis (20/6) siang.
Bersama pendeta itu, polisi menyita satu kitab Injil dalam bahasa Aceh. [yy/atjehcyber.net]{/AF}
.

Dapatkan Wisbenbae versi Android,GRATIS di SINI !
 Lihat yg lebih 'seru' di sini !

Beli yuk ?

 
Top